KEMATIAN-2
(Seri ke-2)
Oleh: Drs. H.
M. Yusron Hadi, MM
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
pandangan agama tentang kematian?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.
Semua agama, terutama agama samawi (agama yang bertalian dengan langit),
mengajarkan bahwa ada kehidupan sesudah kematian.
2.
Kematian adalah awal perjalanan panjang dalam evolusi manusia yang selanjutnya
akan memperoleh kehidupan dengan segala macam kenikmatan atau berbagai ragam siksa
dan kenistaan.
3.
Kematian manusia menurut agama samawi mempunyai peranan yang sangat
besar dalam memantapkan akidah dan menumbuhkembangkan semangat pengabdian.
4.
Tanpa adanya kematian, manusia tidak akan berpikir tentang keadaan sesudah
mati, dan tidak akan mempersiapkan diri menghadapinya.
5.
Nabi Muhammad bersabda, “Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan
duni yaitu kematian”.
6.
Bisa disimpulkan bahwa inti ajakan para nabi dan rasul setelah kewajiban
percaya kepada Tuhan, adalah kewajiban percaya akan adanya hidup setelah kematian.
7.
Al-Quran menjelaskan bahwa terdapat bermacam-macam dan bertingkat-tingkat
kehidupan.
8.
Misalnya kehidupan tumbuhan, binatang, manusia, jin, dan malaikat,
sampai ke tingkat tertinggi yaitu kehidupan Yang Maha Hidup dan Pemberi Kehidupan.
9.
Al-Quran menginformasikan bahwa kehidupan di dunia adalah kehidupan
yang rendah, sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sempurna.
10. Al-Quran surah
Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 64.
وَمَاهَٰذِهِالْحَيَاةُالدُّنْيَاإِلَّالَهْوٌوَلَعِبٌ
ۚ وَإِنَّالدَّارَالْآخِرَةَلَهِيَالْحَيَوَانُ ۚ لَوْكَانُوايَعْلَمُونَ
Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan
senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya
kehidupan, kalau mereka mengetahui.
11. Al-Quran surah
An-Nisa (surah ke-4) ayat 77 menjelaskan
bahwa kehidupan dunia hanya sebentar, sedangkan kehidupan akhirat lebih baik bagi
orang yang bertakwa.
أَلَمْتَرَإِلَىالَّذِينَقِيلَلَهُمْكُفُّواأَيْدِيَكُمْوَأَقِيمُواالصَّلَاةَوَآتُواالزَّكَاةَفَلَمَّاكُتِبَعَلَيْهِمُالْقِتَالُإِذَافَرِيقٌمِنْهُمْيَخْشَوْنَالنَّاسَكَخَشْيَةِاللَّهِأَوْأَشَدَّخَشْيَةً
ۚ وَقَالُوارَبَّنَالِمَكَتَبْتَعَلَيْنَاالْقِتَالَلَوْلَاأَخَّرْتَنَاإِلَىٰأَجَلٍقَرِيبٍ
ۗ قُلْمَتَاعُالدُّنْيَاقَلِيلٌوَالْآخِرَةُخَيْرٌلِمَنِاتَّقَىٰوَلَاتُظْلَمُونَفَتِيلًا
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang
dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah salat
dan tunaikan zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba
sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti
takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata:
"Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa
tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu
lagi?" Katakan: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat
itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya
sedikit pun.
12. Al-Quran surah
At-Taubah (surah ke-9) ayat 38, menjelaskan bahwa kenikmatan kehidupan dunia hanya
sedikit apabila dibandingkan dengan kenikmatan kehidupan akhirat.
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُوامَالَكُمْإِذَاقِيلَلَكُمُانْفِرُوافِيسَبِيلِاللَّهِاثَّاقَلْتُمْإِلَىالْأَرْضِ
ۚ أَرَضِيتُمْبِالْحَيَاةِالدُّنْيَامِنَالْآخِرَةِ ۚ فَمَامَتَاعُالْحَيَاةِالدُّنْيَافِيالْآخِرَةِإِلَّاقَلِيلٌ
Hai orang-orang yang beriman, apakah
sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: "Berangkatlah (untuk berperang)
pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah
kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal
kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah
sedikit.
13. Kehidupandi
dunia ini adalah kehidupan yang tidak sempurna.
14. Kehidupan di
akhirat adalah kehidupan yang penuh keadilan sejati dan tempat orang bertakwa memperoleh
kenikmatan hidup yang tidak terbatas.
15. Satu-satunya jalan
untuk mendapatkan kenikmatan dan kesempurnaan di alam akhir adalah melewati kematian.
16. Kematian yang
dikenal sebagai berpisahnya ruh dari badan adalah sebab yang mengantar manusia menuju
kenikmatan yang abadi.
17. Kematian yang kelihatannya
adalah kepunahan, tetapi pada hakikatnya adalah kelahiran yang kedua.
18. Kematian manusia
dapat diibaratkan dengan menetasnya sebuah telur.
19. Anak ayam yang
terkurung dalam telur, tidak dapat mencapai kesempurnaan evolusinya sebelum menetas.
20. Manusia tidak akan
mencapai kesempurnaan sebelum meninggalkan dunia ini, yaitu mati.
21. Al-Quran menggunakan
beberapa istilah untuk menunjuk kepada kematian, yaitu “wafat” atau “meninggal”
dan “imsak” atau “menahan”.
22. Al-Quran surah
Az-Zumar (surah ke-39) ayat 42.
اللَّهُيَتَوَفَّىالْأَنْفُسَحِينَمَوْتِهَاوَالَّتِيلَمْتَمُتْفِيمَنَامِهَا
ۖ فَيُمْسِكُالَّتِيقَضَىٰعَلَيْهَاالْمَوْتَوَيُرْسِلُالْأُخْرَىٰإِلَىٰأَجَلٍمُسَمًّى
ۚ إِنَّفِيذَٰلِكَلَآيَاتٍلِقَوْمٍيَتَفَكَّرُونَ
Allah
memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum
mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan
kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
kaum yang berpikir.
23. Bukankah kematian
adalah wafat yang berarti kesempurnaan serta imsak yang berarti menahan (di
sisi-Nya)?
24. Al-Quran juga menyifati
kematian sebagai musibah dan malapetaka.
25. Tetapi istilah
ini lebih banyak ditujukan kepada manusia yang durhaka, atau terhadap mereka
yang ditinggal mati.
26. Al-Quran surah
Al-Maidah (surah ke-5) ayat 106.
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواشَهَادَةُبَيْنِكُمْإِذَاحَضَرَأَحَدَكُمُالْمَوْتُحِينَالْوَصِيَّةِاثْنَانِذَوَاعَدْلٍمِنْكُمْأَوْآخَرَانِمِنْغَيْرِكُمْإِنْأَنْتُمْضَرَبْتُمْفِيالْأَرْضِفَأَصَابَتْكُمْمُصِيبَةُالْمَوْتِ
ۚ تَحْبِسُونَهُمَامِنْبَعْدِالصَّلَاةِفَيُقْسِمَانِبِاللَّهِإِنِارْتَبْتُمْلَانَشْتَرِيبِهِثَمَنًاوَلَوْكَانَذَاقُرْبَىٰ
ۙ وَلَانَكْتُمُشَهَادَةَاللَّهِإِنَّاإِذًالَمِنَالْآثِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila
salah seorang kamu menghadapi kematian, sedangkan dia akan berwasiat, maka
hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antaramu, atau
dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan di muka
bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudah salat
(untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu
ragu-ragu: "(Demi Allah) kami tidak akan menukar sumpah ini dengan harga
yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan
tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnya kami kalau
demikian tentulah termasuk orang-orang yang berdosa".
27. Kematian juga dikemukakan
oleh Al-Quran dalam konteksmenguraikan nikmat-nikmat-Nya kepada manusia dan Allah
mempertanyakan kepada orang-orang kafir.
28. Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 28.
كَيْفَتَكْفُرُونَبِاللَّهِوَكُنْتُمْأَمْوَاتًافَأَحْيَاكُمْ
ۖ ثُمَّيُمِيتُكُمْثُمَّيُحْيِيكُمْثُمَّإِلَيْهِتُرْجَعُونَ.
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal
kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkanmu, kemudian kamu dimatikan dan
dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
29. Kenikmatan karena
adanya kematian, bukan hanya dalam kehidupan akhirat kelak, tetapi bisa dirasakan
dalam kehidupan dunia sekarang ini.
30. Jika tidak ada
kematian, maka bumi kita yang luasnya terbatas akan penuh sesak sehingga banyak
menimbulkan masalah.
31. Al-Quran surah
Al-Mulk (surah ke-67) ayat 1-2.
تَبَارَكَالَّذِيبِيَدِهِالْمُلْكُوَهُوَعَلَىٰكُلِّشَيْءٍقَدِيرٌالَّذِيخَلَقَالْمَوْتَوَالْحَيَاةَلِيَبْلُوَكُمْأَيُّكُمْأَحْسَنُعَمَلًا
ۚ وَهُوَالْعَزِيزُالْغَفُورُ
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya segala kerajaan,
dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
mengujimu, siapa di antaramu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.
32. Kesimpulannya,
bahwa adanya kehidupan dan kematian adalah untuk menguji manusia tentang kegiatan
amalnya selama hidup di dunia.
33. Orang-orang
yang berhasil lulus dengan baik akan dimasukkan ke dalam surga, yaitu tempat kehidupan
di akhirat yang kekal dan penuh dengan kenimatan yang tidak ada bandingannya
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan.
Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai
Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment