Thursday, April 2, 2020

4047. PINDAH DARI SUNAH KE SUNAH LAIN


PINDAH DARI SUNAH KE SUNAH LAIN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
A.   Ngelmu.co – Melalui bincang santai, Ahad (29/3) malam, Aa Gym dan Ustad Abdul Somad (UAS), membahas soal polemik salat berjemaah di masjid atau di rumah, saat pandemi virus Corona (COVID-19) melanda.
1.    Aa GymUstad, saat ini kita mendengar polemik antara salat berjamaah di masjid dan di rumah, saat wabah Corona. Bagaimana pendapat Ustad?
Jawaban Ustad Abdul Somad
1)    Kita ini diposisikan pada kalimat: Meninggalkan masjid.
2)    Kalimat meninggalkan masjid itu yang melukai hati kita.
3)    Padahal sebenarnya, kita sedang berpindah dari satu sunah ke sunah yang lain.
4)    Jangan dikatakan kita meninggalkan masjid, bukan begitu.
5)    Kita sedang berpindah dari sunah ketika aman, dengan sunah Rasulullah, ketika sedang dalam masa wabah.
6)    Dalam masa aman, sunahnya memakmurkan masjid, dalam masa kondisi sekarang (masa wabah) sunahnya kita lebih memilih keselamatan.
7)    Maka yang kita lakukan sekarang ini adalah sunah.
8)    Rasulullah bersabda,“Lari-lah engkau dari orang yang terkena penyakit menular, seperti engkau lari menjauh dari singa.”
9)    Jadi hari ini kita sedang melarikan diri dari orang yang terkontaminasi penyakit, seperti larinya dari singa, ini juga sunah.
10) Kita tidak tahu siapa yang membawa penyakit di masjid itu, bisa orang lain, bisa juga kita sendiri.
11) Istilah sangat berpengaruh.
12) Jangan bicara meninggalkan masjid, itu keliru.
13) Yang benar kita pergi dari sunah ke sunah Rasulullah yang lain.

2.    Aa GymTapi ada juga yang mengatakan begini Ustaz, “Kami tidak takut sama virus, kami hanya takut pada Allah”, maka tetaplah dia ke Masjid. Bagaimana Ustad?
Jawaban Ustad Abdul Somad:
1)    Itu dalam satu sisi ada sifat sombongnya.
2)    Virus sangat berbeda dengan singa.
3)    Singa kelihatan, tetapi virus tidak tampak.
4)    Misalnya, singa lepas di kebun binatang.
5)    Petugas bilang,”Pak hati-hati ada singa lepas.”
6)    Dia menjjawab,”Aku hanya takut kepada Allah, aku tidak takut kepada singa”.
7)    Hal itu ada sifat kesombongan.
8)    Ahli sunah wal jamaah diajarkan ikhtiar untuk menjauh dari singa dan menjauh dari wabah.
9)    Jika setelah berusaha masih terjadi, maka itu takdir Allah.
10) Kita beriman terhadap takdir baik dan buruk, tetapi sebelum itu kita harus berusaha maksimal.
11) Berusaha itu termasuk sunah Rasulullah.
12) Saat ini pesawat terbang dari Kuala Lumpur masuk 2 kali sehari ke Riau.
13) Kita tidak tahu siapa yang membawa virus penyakit.
14) Jika pembawa virus masuk ke masjid bersalaman, salat, dan bergaul dengan para jemaah, maka para jemaah lain akan tertular.
15)  Kecuali kita sudah lockdown, yang buka hanya kantor polisi, tentara, petugas saja, dan tempat belanja yang sudah dicek sehat semua.
16) Jika semua pintu masjid dipasang detektor yang bunyi saat ada virus, maka salat jamaah dan Jumat bisa dilakukan.
17) Sekarang kita tidak tahu siapa yang membawa virus, termasuk saya sendiri tidak yakin steril.
18) Jadi saat ini kita lari menjauh dari penyakit, seperti lari menjauh dari singa.
19) Hal ini juga sunah Rasulullah.
3.    Bagaimana ustad tentang keyakinan Jabariyah, Qadariyah dan Ahli Sunah.
Jawaban ustad Abdul Somad.
1)    Orang yang selama ini mengaku Ahli Sunah justru kelihatan, dia menganut paham Jabariah atau Qadariyah.
2)    Ahli Sunah harus ikhtiar dan usaha.
3)    Jabariyah adalah paham teologi Islam yang meyakini alur hidup manusia adalah ketentuan mutlak Allah.
a.    Jabariyah berkeyakinan setiap manusia terpaksa oleh takdir Allah tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya.
b.    Semua tindakan manusia sudah ditentukan oleh Allah.
c.    Manusia tidak berdaya sedikit pun untuk mengatur dirinya sendiri.
d.    Paham Jabariyah mengajarkan kepasrahan.
4)    Qadariyah adalah paham teologi yang berpendapat semua yang terjadi pada diri manusia adalah kehendak bebas manusia itu sendiri.
a.    Qadariyah meyakini semua perbuatan makhluk berada di luar kehendak Allah dan tanpa campur tangan Allah.
b.    Para makhluk berkehendak bebas menentukan perbuatannya sendiri.
c.    Makhluk sendiri yang menciptakan amal dan perbuatannya sendiri tanpa andil dari  Allah.
d.    Aliran ini dipegang kalangan Muktazilah yang menempatkan akal pada posisi tertinggi, lebih tinggi dibanding wahyu.
e.    Paham ini berpendapat semua perbuatan manusia sepenuhnya tanggung jawab manusia itu sendiri.

5)    Aliran Ahli Sunah berkeyakinan kehendak manusia dan Allah terdapat porsinya tersendiri.
a.    Secara sederhana, aliran Asy’ariyah berpedoman,“Manusia berencana, tetapi Allah yang menentukan.”
b.    Paham ini berusaha menempuh jalan tengah antara Qadariyah dan Jabariyah.
c.    Asy’ariyah menghargai kehendak bebas manusia, tetapi akhirnya yang menentukan adalah Allah.
d.    Manusia mempunyai pilihan bebas, tetapi tetap Allah yang menentukan.
e.    Rasulullah bersabda kepada orang Badui,”Ikatlah untamu, baru tawakal kepada Allah.”
f.     Rasulullah bersabda,“Jika kamu mendengar wabah melanda sebuah daerah, maka janganlah kamu memasukinya. Tetapi jika wabah itu melanda sebuah daerah dan kamu berada di dalamnya, maka janganlah kamu keluar darinya.”
g.    Ahli Sunah yakin dengan takdir Allah, tetapi manusia harus tetap berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuannya.
h.    Yang akan dinilai oleh Allah adalah usaha manusia, bukan hasilnya.
i.      Manusia harus berusaha dan berdoa dengan serius, tetapi Allah yang akan menentukan hasilnya.

4.    Kita sebagai ahli sunah wal jamaah, harus ada ikhtiar. Jika tetap terjadi, maka kita beriman kepada rukun iman ke-6, yakni takdir baik dan tak buruk. Tetapi sebelum itu, kita ada usaha atau ikhtiar, dan usaha itu adalah sunah.
Aa GymBagaimana kepatuhan umat kepada ulama, ya Ustad?
Jawaban Ustad Abdul Somad:
1)    Selama ada wabah, kita tidak berjamaah ke masjid, tidak rugi sama sekali.
2)    Niat sudah dapat pahala.
3)    Orang yang biasa ke masjid lalu salat di rumah, tetap dapat pahala berjamaah.
4)    Menjauh dari mudharat, kita mendapat pahala.
5)    Tidak mencelakakan orang lain, kita mendapat pahala.
6)    Patuh kepada ulama, dapat pahala.
7)    Kita ini beragama terkadang pakai perasaan.
8)    Padahal dalam beragama ini harus berilmu.
9)    Sekarang ini, banyak orang beragama modalnya perasaan.
10) Misalnya, perasaan saya tidak enak kalau tidak ke masjid.
11) Kalau perasaan dipakai terus, akan timbul perasaan was-was.
12) “Wah rasanya gak enak tayamum, kalau tidak pakai wudu.”
13) “Wah gak enak kalau salatnya dijamak qasar, karena pakai perasaan.”
14) Padahal yang benar beragama pakai ilmu, bukan pakai perasaan.
15) Jadi, selama ada wabah viru sini, tolong tinggal di rumah.
16) Kita pasti rindu kembali ke masjid untuk berjamaah.
17) Maka diam di rumah agar wabah ini cepat berlalu, dan kita bisa beraktivitas, beribadah seperti biasa.
18) Semoga Ramadan nanti, kita sudah bisa kembali ke rumah Allah.

(Sumber: internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment