KEMUNGKINAN
VIRUS CORONA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

1. TEMPO.CO,
Jakarta - Virus corona COVID-19 diperkirakan masih akan terus menyebar
setidaknya 1,5 sampai 2 tahun ke depan.
2. Wabah
penyakitnya belum akan terhenti sebelum 60 hingga 70 persen populasi penduduk bumi
terjangkit virus itu.
3. Prediksi
terbaru dikeluarkan tim di Pusat Riset dan Kebijakan Penyakit Menular di
University of Minnesota, Amerika Serikat, Kamis 30 April 2020.
4. Mereka
merekomendasikan Amerika Serikat dan negara lain di dunia bersiap skenario terburuk
gelombang kedua pandemi akan terjadi di akhir tahun nanti, musim gugur dan
dingin.
5. Di skenario
terbaik wabah virus sporadis saja selepas musim panas tahun ini dan terus
berkurang mulai tahun depan.
6. Tim
memperingatkan angka kematian masih akan terjadi.
7. “Masalah ini tidak akan berhenti sampai mereka
menginfeksi 60-70 persen manusia,” kata Mike Osterholm, direktur pusat riset
itu.
8. Prediksi
dibuat berdasar model dan mengikuti pola yang terjadi dengan pandemi Fu Spanyol
pada 1918.
9. “Mereka
yang mengatakan wabah sekarang ini akan cepat berlalu telah mengabaikan ilmu
mikrobiologi,” kata Osterholm yang telah menulis tentang risiko pandemi selama
20 tahun terakhir dan menjadi penasihat sejumlah Presiden Amerika Serikat.
10. Untuk
laporan tebarunya tentang pandemi COVID-19, Osterholm menulisnya bersama ahli
epidemiologi dari Harvard School of Public Health, Marc Lipsitch, yang juga
terkenal kepakarannya soal pandemi; eks epidemiolog di Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) yang kini bergabung dengan Osterholm di
University of Minnesota, Kristine Moore; dan sejarawan penulis buku “The Great
Influenza" tentang pademi flu 1918, John Barry.
11. Mereka
menulis kalau virus corona COVID-19 adalah virus baru di mana manusia belum
memiliki sistem kekebalan tubuh untuk menghadapinya.
12. “Panjangnya
masa pandemi sepertinya 18-24 bulan seiring dengan herd immunity (tingkat
kekebalan tubuh minimal yang harus dimiliki untuk sebuah populasi akhirnya
kebal infeksi virus) berkembang di tengah populasi manusia.”
13. Lipsitch
menambahkan, pemodelan saja tidak cukup memahami cara penyakit menular bisa
dipatahkan.
14. Tapi
perlu juga mempelajari sejarah.
15. Dia
mencontohkan pemahaman sebagian kalangan pandemi akan terhenti karena datangnya
musim panas.
16. Menurutnya,
virus corona penyebab COVID-19 berbeda dengan virus flu musiman.
17. "Masa
inkubasinya lebih panjang, kasus penyebaran tanpa gejala lebih tinggi, dan
angka reproduksi virus R0 yang juga lebih besar, virus ini sepertinya menyebar
lebih mudah dibanding flu,” kata Lipsitch.
18. Dalam
laporannya, tim minta pemerintah berhenti mengatakan kepada masyarakat kalau
pandemik segera berakhir.
19. Sebaliknya,
diminta mempersiapkan masyarakatnya untuk wabah yang bertahan lebih lama.
A. Kemungkinan
skenario corona versi studi yang dilakukan,
1. Ke-1: Wabah
hanya akan diikuti gelombang lebih kecil secara konsisten.
1) Wabah bergerak
turun mulai 2021.
2. Ke-2: Pandemi
gelombang kedua terjadi pada akhir tahun ini.
1) Diikuti
gelombang lebih lemah pada 2021.
2) Pola mirip
pandemi 1918-1919 lalu.
3. Ke-3:
Yang disebut 'slow burn', yaitu penularan terus terjadi tanpa pola jelas.
1) Model ke-3
belum pernah terjadi di pandemi sebelumnya.
2) Virus
terus menjangkiti penduduk dunia tanpa perlawanan.
3) Belum
bisa diprediksi seperti apa yang akan terjadi.
20. Osterholm
minta negara membuat rencana berdasar model terburuk.
1) Tidak cepat
mengendurkan pembatasan aktivitas sosial yang sudah dilakukan untuk
mengendalikan penyebaran virus.
2) “Saya
kira ini sebuah eksperimen yang akan mengorbankan banyak nyawa terutama di
wilayah yang melakukan pelonggaran tanpa hati-hati dan sembrono,” kata
Lipsitch.
3) Sebuah
vaksin yang sudah teruji bisa membantu penanganan pandemi, tetapi tidak bisa cepat.
4) “Dan
kita tidak tahu tantangan apa lagi yang mungkin muncul selama pengembangan
vaksin itu yang bisa menambah molor akhir pandemi.”
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment