BERAGAMA ISLAM DENGAN
CERIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
BERAGAMA DENGAN CERIA
Allah
berfirman,”Dia telah memilihmu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu
dalam agama suatu kesempitan.”
(QS.
Al Haj [22]:78)
Sebagian orang memandang Islam banyak aturannya.
Sehingga menyempitkan gerak kehidupan.
Allah
berfirman,”“Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu
menjadi susah. Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).”
(QS.
Thaha [20]: 1-3)
Firman
Allah ini diawali dengan Thaahaa.
Salah
satu predikat Nabi Muhammad.
Yaitu
singkatan dari thahir (orang yang
bersih dari dosa) dan hadi (orang yang memberi pencerahan agama).
Surat
Thaaha ini turun ketika banyak pengikut Nabi Muhammad disiksa oleh orang kafir
di Mekah.
Mereka
lalu mengejek Islam sebagai agama yang mendatangkan penderitaan pengikutnya.
Ayat ini membantah tuduhan orang kafir Mekah itu.
”Kami tidak menurunkan Al-Quran ini kepadamu agar kamu
menjadi susah.”
Sebagian
ahli tafsir memberi penjelasan berbeda.
Ayat
ini turun saat ada sahabat yang memaksakan diri untuk terus beribadah.
Padahal
ia sudah kelelahan.
Allah
berfirman,”Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu.“ (QS. Al Baqarah [02]:185)
Orang
beragama bagaikan melakukan perjalanan jauh
dengan banyak bekal di punggungnya.
Jika
ia berjalan cepat dan memaksakan diri agar lekas sampai tujuan, maka ia
kelelahan dan tidak akan sampai ke tujuan.
Pada
zaman Nabi Muhammad, ada peristiwa menarik.
Seorang
penduduk desa pedalaman menemui Rasulullah.
Lelaki
itu berkata, “Saya orang yang masuk Islam setahun silam, dan sejak itu saya
tidak pernah makan di siang hari.”
Rasulullah
bersabda, “wa man amaraka an tu’adzdziba nafsaka? (Siapa yang menyuruhmu
menyiksa diri sendiri)?”
Rasulullah
bersabda, “Sungguh, agama itu mudah (yusrun). Siapapun yang mempersulit
(pelaksanaan) agama, ia akan kalah.”
Maka
sedang-sedang sajalah kalian (saddidu), berdekat-dekatlah (wa qaribu), dan
bergembiralah (wa absyiru), serta minta pertolongan Allah di waktu pagi, sore
dan sedikit di malam hari.
(HR
Bukhari dari Abu Hurairah)
Jika
Anda tidak bisa menjalankan agama secara ideal, maka berupaya mendekati ideal.
Rasulullah
bersabda, “wa absyiru (bergembiralah)”.
Artinya
kerjakan agama dengan ceria.
Bergembiralah
dengan pahala Allah atas ibadah yang kita kerjakan dengan konsisten meskipun kecil.
Mintalah
pertolongan Allah agar tetap menjalankan ibadah dengan gembira agar tidak
merasa bosan.
Orang
yang tidak mengerjakan agama dengan riang hati, ia akan jemu dan merasa lelah.
Seperti
musafir yang kelelahan di jalan dan tidak sampai tujuan.
Rasulullah
bersabda, “Li yushalli ahadukum nasyathahu, fa idza fatara fal yarqud
(Hendaklah orang salat dalam keadaan segar. Jika lelah, maka hendaklah ia tidur
dulu).”
Islam
diturunkan untuk membahagiakan dan bukan untuk menyusahkan Anda.
Maka
raih kebahagiaan dengan pengamalan agama dengan ceria.
Kerjakan
perintah Allah semampu Anda dan Allah pasti Maha Tahu kesulitan dan semangat
Anda.
Jika
Anda beragama dengan susah dan dukacita, bagaimana mungkin Anda bermuka ceria
dan menebar kasih kepada sesama.
Dan
mungkinkah ada orang lain tertarik pada agama Anda?
Sumber:Prof.Dr.Moh.Ali Aziz, M.Ag
0 comments:
Post a Comment