Wednesday, May 19, 2021

9626. METODE MUHAMMADIYAH DALAM TENTUKAN 1 SYAWAL

 


METODE MUHAMMADIYAH MENENTUKAN 1 SYAWAL

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Rukyat adalah melihat bulan untuk menentukan tanggal 1 Ramadan dan 1 Syawal (ldul Fitri) dengan mata telanjang atau memakai alat teropong.

 

 

Rukyat artinya penglihatan atau pengamatan.

 

 

Hisab adalah menentukan tanggal 1 Ramadan dan 1 Syawal (ldul Fitri) memakai perhitungan astronomi (ilmu falak).

 

 

Hisab adalah hitungan, perhitungan, atau perkiraan.

 

Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam ceramahnya di Samarinda.

 

Menjelaskan 3 hal yang menjadi dasar  Muhammadiyah memakai perhitungan hisab.

 

 

Dalam menentukan awal bulan Qomariyah.

 

 

Termasuk 1 Ramadan dan 1 Syawal.

 

 

Alasan Muhammadiyah memakai metode hisab dalam menentukan 1 Ramadan dan 1 Syawal (ldul Fitri).

 

 

1)      Berdasar Al-Quran surah Yunus (surah ke-14) ayat 5.

 

2)      Muhammadiyah menganggap penentuan 1 Ramadan dan 1 Syawal dengan hisab atau rukyat adalah strategi, bukan substansi.

 

 

3)    Untuk mendapat kepastian jadwal membuat kalender global dengan dasar astronomi.

 

Berdasarkan Al-Quran surah Yunus (surah ke-14) ayat 5.

 

 

هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَآءً وَٱلْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا۟ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ


Dia Allah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

 

 

Muhammadiyah menganggap penentuan 1 Ramadan dan 1 Syawal dengan hisab atau rukyat adalah strategi, bukan substansi.

 

 

1)      Nabi Muhammad SAW memakai metode rukyat karena zaman itu umat manusia masih umi.

 

2)      Umat Rasulullah zaman itu belum tahu ilmu perbintangan, ilmu falak, untuk perhitungan tahun dan bulan.

 

 

3)      Yang diketahui hanya bulan jumlahnya 29 hari dan 30 hari.

 

4)      Rasulullah sangat bijak menghadapi kondisi demikian.

 

 

5)      Rasulullah menentukan awal bulan dengan melihat hilal, karena ada illatnya (alasannya).

 

6)    Sekarang manusia sudah tahu perhitungan astronomi untuk menentukan tahun dan bulan, setelah terdorong mempelajari surah Yunus (surah ke-10) ayat 5.

 

 

Untuk mendapat kepastian jadwal membuat kalender global dengan dasar astronomi.

 

1)      Kalender sangat bermanfaat dalam perencanaan waktu akan datang dan penanda hari atas sejarah masa lampau.

 

Muhammadiyah memelopori penggunaan jadwal salat, gerhana matahari, dan gerhana bulan, dan jadwal rashdul kiblat.

 

 

Secara bergurau, Abdul Mu'ti mengatakan cara mengatasi kesulitan menentukan datangnya bulan yang tiap tahun berulang.

 

 

Untuk mengatasi masalah berulang ketika menjelang Ramadan dan ldul Fitri,   maka diusulkan menteri agama dijabat seorang wanita, bukan seorang pria.

 

 

Alasannya karena wanita diyakini lebih tahu kapan datangnya bulan.

 

(Sumber: SuaraMuhammadiyah)

 

0 comments:

Post a Comment