SURAT CINTA UNTUK IBU MEGAWATI
Oleh: Tere Liye
Surat cinta untuk Ibu Megawati
Dear Ibu Megawati,
Saya dulu respek dengan PDIP.
Sangat.
Tahun 2004-2014.
Saat SBY jadi presiden.
Sungguh tak terbilang sy respeknya.
Saat menyaksikan Ibu.
Dan elit2 partai yang Ibu pimpin.
Sangat buas mengkritisi pemerintahan.
Wah, sy merasa punya teman seperjuangan.
Waktu itu, harga2 naik.
Misalnya, BBM naik.
Ibu dan elit PDIP.
Menangis terisak.
Menyuarakan protes.
Tapi apakah Ibu tidak melihat kondisi
sekarang?
Lihatlah, premium sudah lama menghilang
loh Bu.
Strategi jenius sekali.
Digantikan Pertalite.
Yang jelas lebih mahal.
Hanya soal waktu.
Pertalite juga akan naik.
Dulu, Ibu dan elit2 PDIP.
Nangis gara2 BBM naik ratusan perak.
Loh, sekarang Ibu dan elit PDIP kemana.
Saat harga2 naik?
Minyak goreng bahkan naik nyaris 2x loh
Bu.
Dear Ibu Megawati,
Saya ingat pidato Ibu di Makassar tahun
2008.
(sy menulis ini kebetulan lagi di Makassar).
"Banyak rakyat lapar.
Tingginya kemiskinan.
Padahal Indonesia punya sumber daya alam, dstnya dstnya"
Kurang lebih begitu pidatonya.
Dan Ibu menangis saat bilang itu.
Bu, hari ini situasinya sami mawon.
Bedanya, utang Indonesia telah meroket.
Tambah 4.000 trilyun lebih.
Ini membingungkan loh Bu.
Bukankah Ibu dulu.
Juga buas sekali.
Mengaum mengkritisi pemerintahan SBY soal
MABUK utang?
Dulu, utang nambah.
Hanya 50-100 trilyun per tahun.
sudah dibilang mabuk utang.
Hari ini
nambah 1000 trilyun per tahun.
Baiklah, semoga surat ini sempat Ibu
baca.
Sy rindu melihat Ibu dan elit2nya.
Menangis lagi lihat wong cilik.
Lihatlah, UMP/UMR mereka tidak boleh naik
tinggi2.
Tapi harga naik berkali2.
Gimana mereka tdk semakin susah?
Sy rindu lihat Ibu berlinang air mata.
Membela wong cilik.
Ayolah, mari fokus dulu ke nasib wong
cilik.
Sebelum sibuk dengan proyek2 ambisius.
Sy rindu melihat drama itu.
Karena semua drama2 di dunia ini.
Kalah dgn drama tangisan Ibu.
Dan elit2 PDIP.
Semoga di usia Ibu yang 75 tahun.
Ibu senantiasa sehat.
Tidak pelupa apalagi pikun.
Tetap bisa mengingat semua tangisan2
tersebut.
Dan terus membela wong cilik.
Salam cinta dari 270 juta rakyat
Indonesia.
Yang hari ini setiap orangnya 'menanggung' 25
juta rupiah utang Indonesia.
*Tere Liye, penulis novel JANJI
0 comments:
Post a Comment