Friday, June 17, 2022

13638. SOAL RENDANG BABI BICARA YANG BAIK ATAU DIAM

 

 


 

SOAL RENDANG BABI BICARA YANG BAIK ATAU DIAM

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Rendang Babi.

Pesan untuk yang Asal Bicara

 

Masyarakat Minang.

Protes masakan rendang daging babi.

 

Yang dijual restoran.

Bermerk restoran Padang.

 

Muncul  tanggapan berbagai kalangan.

Ada ahli kuliner.

 

Ahli sosiologi.

Ahli ekonomi pemasaran.

 

Bahkan sampai seorang Gus.

Yang suka nyeleneh soal Islam.

 

Tanggapan melebar kemana- mana.

Dan menjangkau hal.

 

Yang tidak dimasalahkan.

Secara substansial.

 

Oleh masyarakat Minang.

 

Terkadang ingin terkenal.

Mereka ikut meramaikan.

 

Salah satunya.

Komentar seorang Gus.

 

Yang menanyakan.

Sejak kapan rendang punya agama?

 

Dia menanyakan sesuatu.

Yang tak dikatakan orang.

 

Orang ke mudik.

Dia ke hilir.

 

Demi sekadar berbeda.

Dia ikut pula bicara.

 

Tapi bicaranya.

Menyakitkan orang Minang.

 

Meskipun di awal ucapannya.

Dia mengutip ayat Al Quran.

 

Tentang perintah Allah.

Untuk konsumsi makanan baik dan halal.

 

Saya menyimak.

Semua komentar dan pendapat  tokoh Minang.

 

Pada umumnya.

Suara mereka sama.

 

Pandangannya serupa.

Yang menjadi keberatan.

Tak beda.

 

Masalahnya.

Berangkat dari hal sangat prinsip.

Bagi masyarakat Minang.

 

Semua tahu.

Rendang masakan Minang..

Atau rica- rica masakan Manado.

Pempek masakan Palembang.

 

Dan berbagai ragam jenis makanan.

Daerah lain se Nusantara.

 

Soal rendang masakan khas Minang.

Semua mengakuinya.

 

Masakan itu terkait keyakinan.

Apa yang akan dimakan orang Islam.

Pasti bukan barang haram.

 

Menurut keyakinan agama mereka.

 

Maka Masakan Padang.

Identik dengan makanan halal.

 

Atau tegasnya.

Masakan Padang pasti halal.

 

Meskipun tanpa label halal.

Pasti halal.

 

Sehingga orang Muslim.

Yang ingin makan.

Mereka memilih restoran Padang.

 

Karena pasti halal.

 

Tanpa bertanya.

Soal halal haram.

Dan tanpa label halal haram.

 

Merusak citra.

 

Munculnya restoran BABIAMBO.

Yang memasak rendang daging babi.

 

Sungguh merusak citra.

Dan image konsumen.

 

 Terhadap rendang.

Yang selama ini pasti halal.

 

Silakan mencari uang.

Mau inovasi silakan.

 

Tapi jangan mengganggu yang sudah baku.

 

Jangan mengganggu milik etnik.

 

Yang sudah melekat produk masakannya.

 

Dalam dunia bisnis.

Hampir semua produk ditiru.

Bahkan dicuri teknologinya.

 

Merk palsu bermunculan.

Merambah hampir semua produk.

Yang punya pasar bagus.

 

Semua produk.

Ada kw kw nya.

 

Apalagi rendang.

 

Rendang memang amat laku.

CNN menetapkan rendang makanan terlezat di dunia.

Tahun 2011.

Gelar bertahan 9 tahun.

 

Berturut turut.

Hingga tahun 2019.

 

 Bahkan ada yang menyebut.

Pantas masuk Guiness Book Record.

 

Maka rendang.

Sangat rawan dicaplok.

Sebagai produk industri makanan dunia.

 

Kabarnya di Eropa.

Memproduksi rendang besar-besaran.

Dalam packing modern.

Yang akan merambah pasar dunia.

 

Hukum apa yang dapat melindungi produk etnik Minang ? 

 

Hukum terkadang belum bisa berlaku adil.

Mungkin tidak di dunia.

 

Hanya Tuhan yang benar-benar adil.

 

Pebisnis bisa bayar.

Ahli masak rending.

Yang enak dengan gaji besar.

 

Setelah ilmunya didapat.

Kemudian membuang orang yang mengajarnya.

 

Karena bisnis sering kejam.

Dan tak bermoral.

 

Orientasinya sederhana.

Ingin dapat untung  sebanyaknya.

 

Rendang bukan sekadar produk makanan.

 

Pada rendang melekat  tradisi.

Dan etnik Minangkabau.

 

Tak semua kehidupan manusia.

Bisa diatur hukum.

Hukum bersifat kaku.

Sering terlambat mengantisipasi pikiran manusia.

 

Maka ada etik, moral dan fatsoen, kepatutan dan kepantasan.

Agar pergaulan manusia tetap harmonis.

 

Bagi orang ingin makan daging  babi.

Silakan saja.

Tapi jangan sebut rendang.

Karena rendang masakan etnik Minangkabau.

Pasti halal dan harus halal.

 

Pemda DKI dan polisi.

Tampaknya paham.

 

Saya memberi apresiasi tinggi.

Atas sigapnya.

 

Polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat.

 

 

Tapi jangan ada yang lain.

Ikut nimbrung melukai hati masyarakat Minang.

 

Dengan mencari-cari pembenaran.

 

Rasulullah bersabda,

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir.

Hendaklah dia berkata baik atau diam.”

 

Alahan Panjang 15 Juni 2022

(Sumber DR. Gamawan Fauzi)

0 comments:

Post a Comment