SARAN MUHAMMADIYAH HEWAN
KURBAN DIPOTONG DI RPH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Saran Muhammadiyah.
Hewan kurban.
Sebaiknya disembelih di
RPH.
Atau Rumah Pemotongan Hewan.
Bukan di halaman masjid.
Kecuali terpaksa.
Tanda organisasi Islam
modern.
Dimensi Islam
Berkemajuan.
Warga Muhammadiyah.
Taat jalankan teknis.
Ibadah kurban Idul Adha.
Pengajian Bulanan PP
Muhammadiyah.
Jumat (16/6/2023).
Sekretaris Umum.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Abdul Mu’ti.
Dorong Majelis Tarjih
dan Tajdid.
Beri tuntunan teknis.
Cara sembelih hewan
kurban.
Agar lebih ihsan.
Sesuai perintah hadis
Nabi.
Dan konteks zaman.
Misalnya.
Penyembelihan tidak dilakukan.
1)
Di halaman masjid.
2)
Di halaman sekolah.
Tapi di Rumah Pemotongan
Hewan (RPH).
Tapi jika terpaksa.
Dilakukan di halaman
masjid.
Panitia wajib profesional.
Tak asal-asalan.
Agar hewan lain.
Yang belum disembelih.
Tak tersiksa dan tak takut.
Melihat kawannya
dipotong.
“Kita tak sekadar melakukan.
Tapi harus representasi.
Islam berkemajuan.
Sekarang ini.
Banyak pihak peduli.
Terutama aktivis hak
asasi hewan.
Kritik cara teknis ibadah
ini,” ungkapnya.
Selain teknis pemotongan
hewan kurban.
Ciri Islam Berkemajuan.
Tampak dalam distribusi
hewan kurban.
Para dai Muhammadiyah.
Tak terpaku tema .
Sembelihan kurban saja.
Tapi eksplorasi lebih jauh
dan kritis.
Makna dalam momentum
Idul Adha.
“Beberapa hal.
Terkait hewan kurban.
Kita maknai lebih luas.
Ayat kurban dalam
AlQuran.
Paling utama bukan darah
dan daging.
Tapi takwa kita,” ujar
Mu’ti.
Al-Quran surah Al-Haj
(surah ke-22) ayat 37.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا
دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا
لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Daging (hewan kurban) dan
darahnya sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tapi ketakwaan dari
kamu yang dapat mencapainya. Demikian Allah telah
menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepada kamu. Dan beri kabar gembira kepada orang yang berbuat baik.
Tapi terkadang.
Tekanan aspek darah dan
daging.
Justru terlalu dominan.
Sehingga soal takwa.
Tak tercermin dalam sembelihan.
Hewan kurban,” pungkas
Mu’ti.
(Sumber muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment