AL-QURAN TERBUKTI BENAR
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Beberapa orang bertanya, “Apakah buktinya Al-Quran benar-benar berasal dari Allah? Coba tunjukkan bukti Al-Quran memang benar sebuah kitab suci yang berasal dari Allah? Professor Quraish Shihab menjelaskan bukti kebenaran Al-Quran.
Al-Quran mempunyai banyak fungsi. Salah satunya menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad. Bukti kebenaran disampaikan dalam tantangan yang bertahap.
Pertama, Al-Quran menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan. Al-Quran surah Ath-Thur, surah ke-52 ayat 32-34.
“Apakah mereka diperintah pikiran untuk mengucapkan tuduhan atau mereka kaum yang melampaui batas? Atau mereka mengatakan,”Muhammad membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Quran, jika mereka orang-orang yang benar.”
Kedua, Al-Quran menantang menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran. Al-Quran surah Hud, surah ke-11 ayat 13.
“Bahkan mereka mengatakan, “Muhammad telah membuat Al-Quran. Katakan,”Kalau demikian, maka datangkan sepuluh surat yang dibuat untuk menyamainya, dan panggil orang yang kamu sanggup, selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.
Ketiga, menantang menyusun satu surah saja semacam Al-Quran. Al-Quran surah , surah ke-10 ayat 38.
“Atau patutkah mereka mengatakan, “Muhammad membuatnya.” Katakan, “Kalau benar yang kamu katakan itu, maka coba datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggil siapa saja yang dapat kamu panggil untuk membuatnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu yang mirip dengan satu surah Al-Quran. Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 23.
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
Al-Quran surah Al-Ira’, surah ke-17 ayat 88. “Katakan,”Sesungguhnya apabila manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran, niscaya mereka tidak dapat membuat yang serupa, meskipun mereka saling membantu”.
Para ahli berkomentar ketika terdapat tantangan yang “angkuh dan sombong” seperti di atas, hal ini hanya berasal dari orang yang memiliki sifat “orang gila “ atau “sangat yakin”.
Nabi Muhammad sangat yakin dengan wahyu Allah, karena “Wahyu merupakan informasi yang amat diyakini bersumber dari Allah”.
Walaupun Al-Quran menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad, tetapi fungsi utama Al-Quran sebagai “petunjuk seluruh umat manusia”. Yaitu sebagai petunjuk agama atau syariat. Kata “syariat” berarti “jalan menuju sumber air”.
Untuk meyakinkan manusia, para Nabi dan Rasul diberi bukti oleh Allah berupa mukjizat. Para Nabi dan Rasul terdahulu memiliki mukjizat yang terbatas pada daerah dan waktu tertentu.
Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia, di mana saja hingga akhir zaman. Mukjizat Nabi Muhammad harus bersifat universal, kekal, dapat dipikirkan dan dibuktikan kebenarannya oleh akal manusia. Inilah fungsi Al-Quran sebagai mukjizat.
Beberapa aspek menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad, sekaligus menjadi bukti bahwa seluruh informasi atau petunjuk yang disampaikan benar bersumber dari Allah.
Pertama, Nabi Muhammad tidak pandai membaca dan menulis. Nabi hidup dalam lingkungan terbelakang. Nabi berada dalam masyarakat yang tidak pandai membaca, menulis dan berhitung.
Seandainya Nabi Muhammad pandai membaca dan menulis, pasti akan dipakai sebagai alasan meragukan kenabian beliau.
Al-Quran surah Al-Ankabut, surah ke-29 ayat 48. “Dan kamu tidak pernah membaca sebelum Al-Quran sesuatu kitab dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu. Seandainya kamu pernah membaca dan menulis, akan ragu orang yang mengingkarimu.”
Kedua, aspek keindahan dan ketelitian redaksi Al-Quran. Orang yang tak paham bahasa Arab, sulit memahami keindahan Al-Quran. Karena keindahan merupakan “perasaan”, bukan pikiran.
Beberapa hal untuk membantu menjelaskan keindahan Al-Quran. Seperti diketahui, sering kali Al-Quran “diturunkan” secara spontan, guna menjawab pertanyaan atau mengomentari peristiwa.
Nabi menjawab langsung pertanyaan. Jawaban spontan tak memberikan peluang berpikir dan menyusun dengan redaksi indah dan teliti.
Tetapi, setelah Al-Quran rampung diturunkan dan dilakukan analisis. Ditemukan hal yang luar biasa dan menakjubkan.
Dijumpai keseimbangan yang sangat serasi antarkata yang digunakannya. Misalnya, keserasian jumlah dua kata yang bertolak belakang.
Ketiga, Keseimbangan antara jumlah kata dengan antonimnya. Antonim ialah kata yang berlawanan makna dengan kata lain.
Kata “al-hayah” berarti “hidup” dan “al-mawt“ berarti “mati”, masing-masing sebanyak 145 kali. Kata “al-naf” bermakna “manfaat” dan “al-madharrah” bermakna “mudarat”, masing-masing sebanyak 50 kali.
Kata “al-har” artinya “panas” dan “al-bard” artinya “dingin” masing-masing 4 kali. Kata “al-shalihat” bermakna “kebajikan” dan “al-sayyi'at” bermakna “keburukan, masing-masing 167 kali.
Kata “al-Thumaninah” artinya “kelapangan atau ketenangan” dan “al-dhiq” artinya “kesempitan atau kekesalan” masing-masing 13 kali. Kata “al-rahbah” berarti “cemas atau takut” dan “al-raghbah” berarti “harap atau ingin” masing-masing 8 kali.
Kata “al-kufr” artinya “kekufuran” dan “al-iman” artinya “iman” dalam bentuk definite, masing-masing 17 kali. Kata “Kufr” berarti “kekufuran” dan “iman” berarti “iman” dalam bentuk indifinite masing-masing 8 kali. Kata “al-shayf” bermakna “musim panas” dan “al-syita” bermakna “musim dingin” masing-masing 1 kali.
Keempat, Keseimbangan jumlah kata dengan sinonimnya dan makna yang dikandungnya. Sinonim ialah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain.
Kata “al-harts” dan “al-zira'ah” artinya “membajak atau bertani”, masing-masing 14 kali. Kata “al-'ushb” dan “al-dhurur” bermakna “membanggakan diri atau angkuh” masing-masing 27 kali.
Kat “al-dhallun” dan “al-mawta” artinya “orang sesat atau mati jiwanya”, masing-masing 17 kali. Kata “al-Quran, al-wahyu, dan al-Islam” artinya “Al-Quran, wahyu dan Islam”, masing-masing 70 kali.
Kat “al-aql” dan “al-nur” bermakna “akal” dan “cahaya”, masing-masing 49 kali. Kata “al-jahr” dan “al-'alaniyah” artinya “nyata” masing-masing 16 kali.
Kelima, Keseimbangan antara jumlah kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya.
Kata “al-infaq” artinya “infak” dengan “al-ridha” artinya “kerelaan, masing-masing 73 kali. Kata “al-bukhl” artinya “kekikiran” dengan “al-hasarah” artinya “penyesalan”, masing-masing 12 kali.
Kat “al-kafirun” berarti “orang-orang kafir” dengan “al-nar” dan “al-ahraq” artinya “neraka dan pembakaran”, masing-masing 154 kali. Kata “al-zakah” artinya “zakat atau penyucian” dengan “al-barakat” artinya “kebajikan yang banyak, masing-masing 32 kali. Kata “al-fahisyah” artinya “kekejian” dengan “al-ghadhb” artinya “murka”, masing-masing 26 kali.
Keenam, Keseimbangan antara jumlah kata dengan kata penyebabnya.
Kata “al-israf” artinya “pemborosan” dengan “al-sur'ah” bermakna “ketergesa-gesaan”, masing-masing 23 kali. Kata “al-maw'izhah” bermakna “nasihat atau petuah” dengan “al-lisan” bermakan “lidah”, masing-masing 25 kali.
Kata “al-asra” artinya “tawanan” dengan “al-harb” artinya “perang”, masing-masing 6 kali. Kata “al-salam” artinya “kedamaian” dengan “al-thayyibat” artinya “ kebajikan”, masing-masing 60 kali.
Ketujuh, keseimbangan khusus. Kata “yawm” artinya “hari” dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun.
Sedangkan kata “hari” bentuk plural “ayyam” atau “dua” “yawmayni”, jumlah seluruhnya 30, sama dengan jumlah hari dalam sebulan.
Kata “syahar” yang berarti “bulan” terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
Al-Quran menjelaskan langit ada “tujuh”. Kata ini diulangi sebanyak 7 kali, yakni dalam ayat Al-Baqarah (2:29), Al-Isra' (17:44), Al-Mu'minun (23:86), Fushshilat (41:12), Al-Thalaq (65:12), Al-Mulk (67:3), dan Nuh 15.
Kata yang menunjuk kepada utusan Tuhan, yaitu rasul (rasul), atau nabiyy (nabi), atau basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir (pemberi peringatan), semua berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita, yakni 518 kali.
Kedelapan, pemberitaan gaibnya terbukti benar.
Al-Quran surah Yunus, surah ke-10 ayat 92. “Pada hari ini Kami selamatkan badanmu (Fir’aun) agar menjadi pelajaran bagi orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda kekuasaan Kami.”
Sebelumnya, tak ada yang mengetahui, karena terjadi ribuan tahun sebelum Masehi. Pada 1896 Masehi, ahli purbakala Loret menemukan di Lembah Raja Luxor Mesir, sebuah mumi mayat Fir'aun yang bernama Maniptah yang pernah mengejar Nabi Musa.
Pada 8 Juli 1908, Elliot Smith membuka pembalut mayat Fir'aun. Dia menemukan satu mayat utuh, seperti yang diberitakan oleh Al-Quran.
Kesembilan, isyarat ilmiah Al-Quran sesuai dengan sains modern. Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan sinar rembulan adalah pantulan.
Al-Quran surah, surah ke-10 ayat 5. “Dia menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya tempat bagi perjalanan bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tak menciptakan demikian, melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
Al-Quran surah Al-Baqarah, ke-2 ayat 223. Yang menjelaskan jenis kelamin bayi ditentukan sperma ayahnya, sedangkan ibunya bagaikan ladang.
“Istri-istrimu (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, datangi tanah tempat bercocok-tanammu bagaimana saja kamu kehendaki. Kerjakan (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan kamu kelak akan menemui-Nya. Beri kabar gembira kepada orang-orang yang beriman.”
Masih banyak bukti lainnya yang sesuai dengan sains modern. Nabi Muhammad mengetahui semuanya berasal dari Allah Yang Maha Mengetahui. Sungguh Al-Quran terbukti benar-benar berasal dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
0 comments:
Post a Comment