Tuesday, August 15, 2017

206. KAUNI

AYAT KAUNIAH DALAM AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

       Beberapa orang bertanya,”Apakah yang dimaksudkan dengan Ayat Kauniah? Mohon dijelaskan tentang Ayat Kauniah dalam Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Ayat Kauniah adalah ayat Al-Quran yang membahas bukti yang ada dalam alam nyata atau maujud seperti binatang, bulan, dan matahari. Ayat Kauniah pada zaman Nabi adalah ayat yang membahas keadaan sekeliling Nabi Muhammad atau dalam diri kita masing-masing.
      Al-Quran terdiri atas 114 surah dan 6.236 ayat, yang membicarakan berbagai masalah hidup  dan kehidupan, antara lain menyangkut alam raya dan fenomenanya.
     Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah, seperti fenomena alam.
     Dalam Al-Quran terdapat sekitar 750 ayat Kauniah, jumlah ini belum termasuk ayat yang menyinggung secara tersirat. Tersirat artinya ayat yang terkandung atau tersembunyi di dalamnya.
      Meskipun, Al-Quran memuat banyak ayat Kauniah, bukan berarti Al-Quran adalah sebuah Kitab Ilmu Pengetahuan, atau bertujuan menguraikan hakikat ilmiah.
       Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 89.
     “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
      Ketika Al-Quran mengenalkan diri sebagai “tibyanan likulli syay'I”, yang artinya “menjelaskan segala sesuatu”, bukan berarti Al-Quran mengandung segala sesuatu, tetapi Al-Quran memuat segala pokok petunjuk menyangkut kebahagiaan hidup di duniawi dan akhirat.
            Al-Quran surah Al-A’raf, surah ke-7 ayat 89.
      “Sungguh kami mengadakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami daripadanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki (nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah saja kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.”
            Al-Quran surah Asy-Syuara, surah ke-26 ayat 80. “Dan apabila aku sakit, Allah Yang menyembuhkan aku.”
      Meskipun “Pengetahuan Allah mencakup segala sesuatu”, dan “Bila aku sakit Allah Yang Menyembuhkan aku”. Tidak mungkin manusia dapat mengobati suatu penyakit apabila tidak mengetahui penyakit dan obatnya. Menurut para ulama ayat Al-Quran ini mengandung disiplin ilmu kedokteran.
      Pendapat para ulama yang menyatakan, “Para sahabat tentu lebih mengetahui tentang kandungan Al-Quran, maka kita harus memahami Al-Quran seperti dipahami oleh para sahabat. “ Pendapat ini kurang tepat.
     Pendapat seperti di atas kurang tepat , karena  Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk dipikirkan bukan hanya kepada para sahabat, tetapi juga kepada generasi sesudahnya.
     Kesimpulannya, umat Islam harus selalu memikirkan ayat Al-Quran yang sesuai dengan perkembangan zaman, dari generasi ke generasi berikutnya.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment