Thursday, January 2, 2020

4174. BANJIR KOREKSI DIRI SENDIRI


BANJIR KOREKSI DIRI SENDIRI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    BANJIR JAKARTA, BEKASI DAN SEKITARNYA ADALAH MUHASABAH.
2.    Kemarin, hari ke-1 tahun 2020, di Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya, jalanan yang biasanya penuh sesak dengan kendaraan bermotor sekarang berubah menjadi kolam renang gratis bagi bocah-bocah.
3.    Rumah-rumah warga terendam air yang belum tahu kapan susutnya.
4.    Entah berapa jumlah pastinya dari mereka yang harus mengungsi meninggalkan rumah.
5.    Bahkan ada pool taksi yang berubah jadi danau sementara, merendam mobil-mobil yang tengah diparkir bahkan ada yang sampai ke atapnya.
6.    Banjir yang melanda dan merendam semuanya, hingga kita benar-benar kehilangan makanan dan tempat tinggal.
7.    Rumah-rumah terendam, air bersih terputus.
8.    Terpaksa, mengungsi dan harus tidur di tenda-tenda, atau ke tempat saudara.
9.    Apakah ini hanya  kejadian alam?!

10. Tidak, sekali-kali tidak.
11. Tsunami, gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan semua musibah adalah tentara Allah subhanahu wata’ala.
12. Mereka tidak butuh undangan, mereka hanya menunggu perintah Tuhan.
13. Lalu buat apakah mereka datang?!
14. Untuk mengingatkan kita semua, dari dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat.
15. Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 41.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan, karena perbuatan tangan manusia,  Allah menghendaki mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

16. Jangan saling menyalahkan dan melempar tuduhan kepada orang lain.
17. Tidak perlu kita berteriak-teriak bahwa banjir ini karena sifulan dan sifulan yang tidak benar mengatur ini dan itu, atau malah menyalahkan hujan.
18. Cukuplah jadikan pelajaran dan bahan muhasabah diri kita sendiri.
19. Jangan merasa suci dan bersih seolah musibah ini hanya karena si fulan dan si hujan.
20. Sedangkan kita tidak turut serta dalam hal ini.
21. Apakah kita tidak punya dosa?!
22. Mari kita renungkan ayat yang mulia,
23. Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 56.

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

24. Sekarang coba tanyakan kepada diri kita masing-masing.
25. Ke mana kita membuang kresek makanan, botol air kemasan, setelah kita nikmati?
26.  Ke tempat sampah atau tidak?
27. Jika selama ini kita yang kerap kali membuang sampah sembarangan, tidak peduli.
28. Kemudian hari ini terjadi banjir yang merendam kita sendiri.
29. Apakah pantas dan adil, lalu kita menyalahkan orang lain?!
30. Jika kita berkelakuan gampang menuduh kesialan datangnya dari pihak-pihak tertentu tanpa mau intropeksi diri sendiri.
31. Maka kelakuan kita sama halnya dengan kelakuan Fir’aun yang gampang menisbatkan kesialan kepada Nabi Musa dan orang-orang beriman.
32. Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 131.
فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَٰذِهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ ۗ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
   
 Kemudian jika datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata, "Ini adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahui, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

33. Banjir yang melanda adalah bahan muhasabah diri kita masing-masing.
34. Bukan untuk menyalahkan orang lain.
35. Lihat dimana kita berada.
36. Apakah kita ini orang baik yang selalu berusaha memperbaiki?
37. Memperbaiki hubungan dengan Allah, dan hubungan dengan lingkungan.
38. Atau malah kita yang selama ini merusak tapi kita tidak kunjung sadar.
39. Allah timpakan banjir hendaknya kita intropeksi.
40. Bukan malah menghina dan menjelekkan pihak-pihak tertentu.
(Sumber: internet Zahir Al Minangkabawi)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment