JAMARAT
DI MINA 2018
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

A. Jamarat
di Mina Arab Saudi.
1. Mina
adalah sebuah lembah di padang pasir yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah
timur kota Mekah, Arab Saudi.
2. Mina lokasinya
di antara Mekah dan Muzdalifah.
3. Mina
mendapat julukan kota tenda, karena berisi tenda-tenda untuk jutaan jamaah haji
seluruh dunia.
4. Tenda-tenda
itu tetap berdiri, meskipun musim haji tidak berlangsung.
5. Mina
sangat dikenal sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan melempar jumrah dalam
ibadah haji
6. Mina
didatangi oleh jamaah haji pada hari Tarwiyah tanggal 8 Zulhijah atau sehari
sebelum wukuf tanggal 9 Zulhijah di Arafah.
7. Jamaah
haji tinggal di Mina 1 hari dan 1 malam, sehingga dapat melakukan salat Zuhur,
Asar, Magrib, Isya dan Subuh.
8. Setelah
salat Subuh tanggal 9 Zulhijah, jemaah haji berangkat dari Mina ke Arafah untuk
wukuf.
9. Jemaah
haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah.
10. Dan jemaah
haji ke Mina lagi, karena para jamaah haji akan melempar jumrah.
11. Tempat
atau lokasi melempar jumrah ada 3 yaitu:
1) Jumrah
Ula (tugu ke-1).
2) Jumrah
Wusta (tugu ke-2).
3) Jumrah
Aqabah (tugu ke-3).
12. Di
Mina jamaah haji wajib melaksanakan mabit (bermalam), yaitu:
1) Malam
tanggal 11 dan 12 Zulhijah bagi jamaah haji yang melaku nafar awal.
2) Malam
tanggal 11,12, dan 13 Zulhijah bagi jamaah yang melakukan nafar sani.
13. Mina
juga tempat atau lokasi penyembelihan hewan kurban.
14. Di
Mina terdapat Masjid Khaif, tempat Nabi Muhammad melakukan salat dan khutbah
ketika berada di Mina saat melakukan ibadah haji.
15. Jamarat
adalah lokasi di Mina yang menjadi sasaran lemparan batu (dalam ibadah haji).
16. Sebagai
simbol tempat melempat setan yang menggoda Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Siti
Hajar ketika Nabi Ibrahim melakukan perintah Allah untuk menyembelih Nabi
Ismail sebagai ujian ketaatan kepada Allah.
17. Lokasi
jamarat di kawasan tempat melontar jumrah terus menerus diperbaiki untuk
kenyamanan, kelancaran, dan keselamatan jamaah haji yang datang dari seluruh
penjuru dunia.
18. Selama
ini tragedi memilukan sering terjadi di kawasan jamarat ketika para jamaah
melontarkan jumrah.
19. Banyak
jamaah haji yang meninggal dunia karena berdesakan, sesak nafas, atau terinjak
jamaah yang lain.
20. Kerajaan
Arab Saudi selaku penanggung jawab penyelenggaraan ibadah haji terus menerus
memperluas lokasi pelontaran jumrah.
21. Mulai tahun
2006, proyek bangunan jamarat bertingkat 5 lantai.
22. Dan selesai sepenuhnya tahun 2015 yang dirancang kebutuhan
masa depan.
23. Bangunan
jamarat masih mungkin diperluas lagi hingga 12 lantai.
24. Dan akan
mampu menampung lebih dari 5 juta jamaah.
25. Desain
jamarat yang baru dibuat oleh perusahaan Dar Al Handasah dan dibangun oleh
Saudi Binladin Group.
26. Bentuk
bangunan jamarat yang lama berupa 3 pilar kecil (Ula, Wusta, dan Aqabah) yang
masing-masing setinggi 18 meter sudah dibongkar.
27. Bangunan
jamarat yang baru berbentuk dinding elips (bulat memanjang) masing-masing
setinggi 40 meter.
28. Yang
menembus dari lantai 1 sampai lantai 5 dan atasnya ditutupi dengan kanopi kain
raksasa.
29. Jalanan
menuju jamarat dibuat berbentuk 5 lapis jembatan yang mendaki dan menurun
secata landai, sepanjang 950 meter dan lebar setiap jalan 80 meter.
30. Pada
jembatan jamarat dipasang 11 pintu masuk dan 12 pintu keluar yang menjamin
kelancaran arus sedikitnya 30.000 jamaah per jam.
31. Bangunan
jamarat dilengkapi dengan sistem pendingin udara yang mampu menurunkan suhu
udara pada musim panas hingga hanya 29 derajat Celcius.
32. Terdapat
2 helipad (tempat pendaratan helikopter) untuk berjaga dalam situasi darurat.
33. Dan
dipasang CCTV di berbagai sudut untuk memantau situasi darurat.
34. Arus
jamaah yang masuk melontar jumrah dan yang keluar setelah selesai melontar
jumrah diatur agar tidak saling bertubrukan.
35. Setiap
maktab diatur agar melontar jumrah pada lantai tertentu.
36. Jarak
setiap lantai tingginya 8 meter dengan sudut elevasi yang landau.
37. Sehingga
para jamaah tidak terasa ketika sedang mendaki maupun ketika sedang menurun.
38. Jemaah
pada maktab nomor 1-50 melontar jumrah di lantai dasar (lantai ke-1).
39. Jemaah
pada maktab nomor 51-80 melontar jumrah di lantai ke-2 (berarti naik setinggi 8
meter).
40. Jemaah
pada maktab nomor 81-100 melontar jumrah di lantai ke-3 (berarti naik setinggi
16 meter).
41. Dalam
terowongan yang menembus gunung batu dipasang travelator semacam konveyor
sebanyak 15 buah, masing-masing sepanjang 75 meter.
42. Jemaah
haji harus berjalan kaki sejauh 2 km dari mulut terowongan hingga ke tempat
pelontaran jumrah dan 2 km untuk kembali ke maktab.
43. Jauhnya
jarak menuju tempat pelontaran jumrah dapat dilihat pada layar displai yang
dipasang di mulut terowongan.
44. Angkutan
bis dari Arafah, Muzdalifah, ke Mina memakai sistem taraddudi (shuttle).
45. Yaitu
armada bis datang berkelompok menjemput dan mengantar menumpang dari perkemahan
ke tempat tujuan.
46. Kemudian
bis balik berputar lagi sampai jamaah habis terangkut semuanya.
47. Selama
di Mina jemaah berteduh dalam tenda besar tahan api yang dilengkapi alat
pendingin udara.
48. Setiap
tendanya dilengkapi alas tidur berupa karpet tanpa bantal.
49. Jemaah
tinggal di tenda Mina sejak tanggal 10 sampai 13 Zulhijah.
50. Tetapi
bagi jamaah yang nafar awal meninggalkan Mina pada tanggal 12 Zulhijah setelah
melontar 3 jumrah.
51. Selama
tinggal di Mina, jamaah mendapat konsumsi makanan sebayak 11 (sebelas) kali
makan dengan menu masakan Indonesia yang diurus maktab.
52. Jemaah
dilarang mencorat-coret dengan tulisan/cat/spidol di tenda, batu, dinding
jumrah, dan fasilitas lainnya.
53. Jemaah
melontarkan jumrah dengan beregu dan berombongan.
54. Kemudian
segera balik lagi masuk ke dalam tendanya.
55. Jemaah
harus mematuhi jadwal melontar jumrah yang diatur oleh panitia haji untuk
kebaikan bersama.
56. Jemaah
harus menjaga kesehatan dengan makan, minum, dan istirahat cukup.
57. Pelayanan
jamaah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina dikoordinasikan oleh organisasi
khusus yang disebut SATOP ARMUZNA (Satuan Operasional Arafah, Muzdalifah, dan
Mina).
58. SATOP
ARMUZNA dibagi menjadi 3 satgas, yaitu:
1) Satgas
Arafah.
2) Satgas
Muzdalifah.
3) Satgas
Mina.
59. Setiap
satgas mempunyai pos pelayanan, yaitu:
1) Pos
Komando.
2) Pos
Pelayanan.
3) Pos
Pembantu.
60. Setiap
pos mempunyai jenis pelayanan yang sama, yaitu:
1) Pelayanan
umum.
2) Pelayanan
kesehatan.
3) Pelayanan
ibadah.
CATATAN
HAJI 2018
Oleh :
HM. Yusron Hadi bin HM. Tauchid Ismail, Sidoarjo, Jawa Timur. Ketua regu 23, rombongan
6, kloter 71 Surabaya.
0 comments:
Post a Comment