BUDAK LEBIH TENANG DENGAN 1 JURAGAN
Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Ayat Al-Quran menggambarkan dampak
kehadiran Allah dalam jiwa manusia.
Al-Quran surah Az-Zumar (surah
ke-39) ayat 29.
ضَرَبَ
اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ
هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚ الْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Allah membuat perumpamaan (yaitu)
seorang budak pria yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam
persengketaan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang pria
(saja), Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui.
Ayat Al-Quran ini menggambarkan keadaan budak
yang harus patuh kepada banyak orang.
Tetapi para pemiliknya saling bermusuhan.
Si budak pasti bingung menghadapi banyak
juragan.
Apalagi perintah dan larangan para
juragan bisa saling berlawanan.
Dan harus dikerjakan bersamaan.
Akhirnya budak hidup dalam kondisi
bingung dan tertekan.
Sehingga bisa menderita penyakit mental kejiwaan
kompleks.
Bandingkan
hal itu dengan budak lain yang hanya menjadi milik penuh 1 orang saja.
Pasti
si budak tidak mengalami kebingungan dalam kesehariannya.
Setiap
manusia pasti mengakui adanya keyakinan tertentu.
Dan berusaha
mencari keyakinan tertentu.
Hal
ini menunjukkan manusia menerima wewenang pengaturan dari keyakinan yang ada
dalam pikirannya.
Al-Quran
memakai istilah yang mengandung arti “budak”.
Yaitu
orang yang dimiliki dan dipengaruhi pikiran pihak lain.
Hal
ini terbukti dalam kenyataan hidup orang yang lemah imannya.
Atau
punya banyak ide dan keyakinan saling
bertentangan.
Misalnya,
pada waktu tertentu, dia patuh kepada Tuhan.
Tetapi
pada saat lain, dia taat kepada setan.
Artinya
sekali waktu, dia datang ke masjid.
Tetapi
pada waktu lain, dia mencari hiburan malam.
Orang
semacam ini dikuasai dan menjadi budak dari pebisnis yang buruk perangainya.
Sehingga
dia mengidap penyakit kepribadian ganda.
Yang
merupakan salah satu bentuk penyakit kejiwaan.
Al-Quran
menegaskan bahwa, ”Orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 28.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ
بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Yaitu orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Al-Quran
menjelaskan jika dalam jiwa manusia mengakui banyak tuhan atau banyak penguasa
yang mengatur alam semesta, maka semuanya akan hancur binasa.
Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 22.
لَوْ
كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ
عَمَّا يَصِفُونَ
Sekiranya ada di langit dan bumi tuhan
selain Allah, tentu keduanya telah rusak binasa, maka Maha Suci Allah yang
mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
Apabila
timbul pertanyaan,
”Siapa
yang menjamin jika Anda melontarkan benda ke arah depan, maka batu itu tidak
mengarah ke belakang?”
Apakah
yang menjamin bahwa air selalu menuju tempat yang lebih rendah?
Apakah
yang mengantarkan ilmuwan untuk memperoleh kesimpulan dan kepastian dalam
langkah-langkahnya?
Jawabnya
adalah,
“Semua kesimpulan dan kepastian pasti diperoleh melaluikeyakinan tentang wujud Tuhan Yang
Maha Esa”.
Jika
Tuhan tidak tunggal atau Tuhan lebih dari satu, maka semuanya hancur
berantakan.
Seandainya
Tuhan Yang Mengatur hukum di alam semesta ini butuh sesuatu.
Maka
tidak ada yang menjamin kepastian hukum
akan berlaku.
Jadi,
tauhid atau keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa adalah hakikat kebenaran yang
harus diakui dan diperlukan oleh jiwa manusia.
Dan kebutuhan
akalnya demi kemajuan dan kesejahteraan umat manusia.
Sangat wajar perkembangan pemikiran manusia
tentang Tuhan, berakhir pada monoteisme murni.
Yaitu
yakin hanya ada satu Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pada
awalnya manusia meyakini “politeisme” (banyak tuhan).
Kemudian
2 tuhan.
Dan disusul
dengan kepercayaan tentang adanya 1 Tuhan.
Berakhir
dengan tauhid murni.
Yaitu
keesaan mutlak yang dianut oleh umat Islam.
Apabila
orang telah menganut akidah tauhid murni.
Maka
akan muncul dari dalam dirinya berbagai
aktivitas.
Yang
semuanya diniatkan untuk beribadah kepada Allah saja.
Dan
tidak untuk yang lain.
Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 48.
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh dia
telah berbuat dosa yang besar.
Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 8.
رَبَّنَا
لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً
ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk,
dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau
Maha Pemberi (karunia)”.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Misan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
5.
Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment