DATA TRANSPARAN
KORBAN COVID 19 UNTUK BERI BANTUAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Gubernur
DKI Jakarta Anies
Baswedan mengungkapkan.
Bahwa
saat awal pandemi Covid-19.
Dia diterpa
isu melebihkan data kematian.
Tapi Gubernur
Anies Baswedan menepis isu itu.
Dan
menegaskan data.
Yang
disampaikan kepada publik berdasar fakta.
"Di awal pandemic.
Salah satu hal.
Yang banyak diramaikan.
Saat kita menyampaikan fakta.
Tentang pelayanan pemakaman.
Yang dilakukan Dinas Pertamanan
dan Hutan Kota.
Mengalami lonjakan signifikan.
Februari dan Maret 2020.
Mulai lompat.
Bulan April 2020 dan Mei 2020 tinggi
sekali," kata Anies Baswedan.
Dalam laman Youtube pribadinya,
Sabtu (12/2/2022).
"Pada waktu itu.
Sebagian pihak menyampaikan.
Bahwa Jakarta melebih-lebihkan.
Membesar-besarkan.
Menakut-nakuti.
Sekarang kita sudah jalan 2 tahun.
Tak ada yang kita takut-takuti.
Hal itu fakta.
Bahwa ada problem besar.
Yang mengancam kota kita,"
tutur Anies Baswedan.
Anies Baswedan menyebutkan.
Bahwa pihaknya tidak pernah
menutupi data kematian.
Pemprov DKI mencatat lengkap datanya.
"Fakta kita sampaikan apa
adanya.
Dan data kematian tidak pernah
kita tutupi.
Kita melaporkan antara yang sudah
dites.
Sehingga bisa dinyatakan Covid.
Maupun oleh dokter diagnosa Covid.
Tapi belum ada laboratorium.
Kita catat semuanya.
Lalu kita punya data lengkap.
Atas pelayanan kematian dan
peristiwa itu," ujar Anies Baswedan.
Akibat banyaknya pasien Covid-19 meninggal.
Dia menyadari.
Bahwa banyak anak di Jakarta.
Menjadi yatim atau yatim piatu.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan langsung
mengadakan rapat khusus.
Untuk membahas bantuan.
Untuk anak-anak.
Yang orangtuanya wafat.
Akibat Covid-19.
Hasil rapat menjelaskan.
Bahwa jumlah orang meninggal
lebih dari 13.000 jiwa.
Mengakibatkan 9.000 anak di
Jakarta.
Menjadi yatim atau yatim piatu.
"Jika dulu kami tidak terbuka dengan data.
Maka kita tidak tahu.
Berapa jumlah anak.
Yang ditinggal orang tuanya.
Karena Covid-19," tutur Anies Baswedan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan.
Bahwa Pemprov DKI memberi bantuan kepada anak-anak.
Yang orang tuanya meninggal.
Karena Covid-19.
Secara merata.
Tanpa memandang status social.
Dan tanpa proses seleksi.
Total 9.000 lebih anak di Jakarta.
Yang menjadi yatim atau yatim
piatu.
Akibat pandemi itu.
Melihat jumlahnya mencapai ribuan.
Pemprov DKI tidak bisa melakukan
seleksi.
Memberi bantuan hanya kepada
keluarga kurang mampu.
"Bagian kami.
Bukan menyeleksi.
Mana yang mau dan mana yang
tidak.
Bagian kami menjangkau semuanya.
Bahwa mereka mau terima, Alhamdulillah.
Tidak mau terima, juga alhamdulillah," ujar Anies Baswedan.
Besaran beasiswa untuk anak-anak Rp300
ribu per bulan.
Bantuan disalurkan kepada anak-anak
dan remaja.
Yang usianya 18-22 tahun.
Anies Baswedan menyalurkan
bantuan secara merata.
Karena ingin menyampaikan pesan
kepada masyarakat.
Bahwa Pemprov DKI melindungi.
Semua anak korban Covid-19.
Meskipun saat program direncanakan.
Belum ada
anggarannya.
"Akhirnya kami carikan
anggarannya.
Diajukan ke DPRD.
Dan alhamdulillah
disetujui," kata Anies Baswedan.
Dalam proses penyaluran bantuan.
Sejumlah 4.345 anak yang menerima.
Karena butuh bantuan.
Dan sisanya menolak.
Karena merasa masih mampu.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan bersyukur.
Sejak awal pandemi tidak pernah
menutupi data pasien Covid-19.
Yang meninggal dunia.
Dengan data itu.
Dapat diketahui jumlah anak.
Yang orang tuanya meninggal.
Karena Covid-19.
"Jika dulu kami tidak terbuka dengan data.
Maka kita tidak tahu.
Berapa jumlah anak yang ditinggal orang tuanya.
Karena Covid-19," kata Anies Baswedan.
(Sumber Tempo)
0 comments:
Post a Comment