Monday, December 5, 2022

15687. RAKYAT DUKUNG ANIES BASWEDAN LAWAN BUZZER

 

 


 

RAKYAT DUKUNG ANIES BASWEDAN LAWAN BUZZER

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Buzzer

Yaitu orang atau sekumpulan orang.

Di media sosial.

 

Seperti:

1)        Facebook.

2)        Twitter.

 

3)        Instagram.

4)        Tiktok.

5)        Dan lainnya.

 

Buzzer kampanye lewat media sosial.

 

Dampak positif buzzer.

Untuk iklan pemasaran produk.

Agar dikenal semua rakyat.

 

Dampak Negatif Buzzer.

 

Menjatuhkan lawan politik.

Dengan info salah.

 

Atau berita palsu.

Alias hoaks.

 

Pada era post truth.

Atau pasca kebenaran.

 

Tindakan buzzer makin ganas.

 

Mereka membangun opini.

Sesuai pesanan.

 

Orang diberi cap negatif.

Tanpa fakta yang benar.

 

Atau berita bohong.

Dan manipulasi.

 

 

Calon presiden.

 Anies Baswedan.

 

Selalu jadi target.

Para buzzer jahat.

Dengan berita palsu.

 

 “Anies Baswedan.

Paling sering diserang berita negatif.

Dari  para buzzer.

 

Di mata mereka.

Tak ada hal positif sedikit pun.

Pada Anies Baswedan,” jelas Kang Jana.

 

Senin, 5 Desember 2022.

 

“Serangan para buzzer.

Kepada Anies Baswedan.

Tak pernah libur.

 

Jumlahnya terus bertambah.

Seiring makin luasnya.

 

Dukungan rakyat Indonesia.

Kepada Anies Baswedan,” sambungnya.

 

Tapi upaya para buzzer.

Menjelekkan Anies Baswedan.

Akan sia-sia.

 

Karena rakyat makin cerdas.

Rakyat mudah mendapat info yang benar.

Dan berbagai prestasi positif.

 

 Anies Baswedan.

Saat memimpin Jakarta.

 

Para buzzer.

1)        Sebar kebencian.

2)        Putar balik fakta.

3)        Berita negatif.

 

Tak punya pengaruh.

Terhadap rakyat.

Yang ditemui Anies Baswedan.

 

Ramai dan gaduh di medsos.

Berlawanan dengan rakyat gembira.

 

Menyambut Anies Baswedan.

Di semua daerah.

 

Contohnya.

Ahad, 4 Desember 2022.

 

Hujan yang turun.

Tak kurangi semangat warga.

 

Di Ranah Minang Sumbar.

Untuk menyambut Anies Baswedan.

 

Anies Baswedan.

Dan rakyat Indonesia.

Yang cerdas dan ikhlas.

 

Telah membunuh para buzzer.

Mereka mati sia-sia.

 

Sejarah akan mencatatnya.

Anak cucunya ikut menanggung.

Beban sejarah kelam,” tegas Kang Jana.

 

Karena para buzzer.

Mencari uang.

 

Dengan mengadu domba.

Sudah waktunya ditamatkan.

 

 

“Kita semua harus bertekad.

 Untuk mengakhiri:

 

1)                Politik adu domba.

2)                Politik pecah belah.

 

Sebagai sesama anak bangsa.

Kita harus:

 

1)                Bersinergi.

2)                Kolaborasi.

 

Memajukan Indonesia.

Dalam kompetisi global .

 

Yang makin sulit dan kompleks,” kata Kang Jana Tèa. 

 

(sumber kba)

 

0 comments:

Post a Comment