BERAGAMA ISLAM DENGAN RIANG GEMBIRA
Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Prof Mu’ti mengatakan.
Bahwa Muhammadiyah.
Sejak awal berdiri.
Di Kauman Yogyakarta.
Pada 18 November 1912.
Berusaha dengan kekuatan yang ada.
Memberi pelayanan terbaik.
Bagi warga.
Untuk jadi terbaik.
Muhammadiyah kembangkan
prinsip.
Gentlemen competition.
Bukan rival confrontations.
Yaitu:
1)
Bersaing kesatria.
2)
Bersaing fair.
3)
Sesuai mutu yang dimiliki.
4)
Tak konfrontasi.
5)
Tak bermusuhan.
6)
Tak saling
menjatuhkan.
“Prinsip ini.
Jadi landasan Muhammadiyah terus maju.
Muhammadiyah terus berkembang,” ujarnya.
Agar hidup bisa maju.
Ke masa depan.
Harus aplikasi konsep.
Beragama menggembirakan.
Yaitu paham beragama.
1)
Diisi energi positif.
2)
Memberi pancaran
optimis.
3)
Membuat harapan.
Bahwa hidup di masa depan.
Jauh lebih baik.
Daripada masa kini.
Al-Qurah surah Ad-Dhuha (surah ke-93) ayat 4)
وَلَلْآخِرَةُ
خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
Dan sesungguhnya hari kemudian lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan).
Hidup di hari kemudian
(akhirat).
Harus dikembangkan
lebih baik.
Daripada hidup di
dunia.
Umat Islam harus hidup optimal.
Dalam masa transit di dunia.
Untuk kembangkan seluruh potensi.
Sebagai koridor akhirat.
Agar terwujud hidup akhirat.
Yang lebih baik.
Kata “ad-dunya”.
Punya makna.
“Sesuatu yang lebih dulu.
Dibanding belakangan.”
Artinya.
Dunia diletakkan lebih
awal.
Daripada akhirat.
Pada saat bersamaan.
Juga berarti:
Masa depan.
Atau akhirat.
Harus lebih baik.
Daripada masa lalu.
Manusia tak bisa ubah
masa lalu.
Cara terbaik.
Yaitu memperbaiki diri.
Agar lebih baik di
masa depan.
Islam mengajarkan optimis.
Tak boleh putus asa.
Beragama dengan gembira.
Memberi semangat optimis.
Dan hati yakin.
Bahwa tiap masalah.
Pasti ada jalan keluarnya.
Al-Qurah surah Al-lnsyirah (surah ke-94) ayat 5-6)
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
Diksi “al-‘usri:
Artinya “kesulitan”.
Disebut dalam bentuk “isim
makrifat’.
Dan kesulitan.
Jumlahnya bisa
diakumulasi.
Diksi “yusrā”
Artinya “kemudahan”.
Disebut dalam
bentuk “nakirah”.
“Makna dari ayat itu.
Jika ada kesulitan.
Maka:
1)
Jangan menyerah.
2)
Jangan putus asa.
Karena jalan keluar.
1)
Sangat terbuka.
2)
Pasti ada.
Maka beragama.
Harus dengan gembira.
Kata “ad-dunya”.
Bisa berarti “alam
semesta”.
Atau makrokosmos.
Manusia senang punya
materi.
Karena dunia adalah
hiasan.
Tapi dunia juga sering menipu.
Islam tak melarang punya rumah megah.
Karena bagian dari hidup dunia.
Kata “ad-dunya”.
Bisa berarti:
“Orientasi hidup jangka pendek.”
Banyak orang lupa.
Tiap perbuatan.
Melahirkan dampak
panjang.
Ke depan.
Hidup di dunia.
Bersifat sementara
(fana).
Hidup di akhirat.
Bersifat kekal abadi.
Hidup dunia.
Ditandai periodesasi.
Manusia lahir dari rahim ibu.
Hingga meninggal dunia.
Hal itu.
Disebut “al-hayat ad-dunya”.
Atau kehidupan dunia,” tukasnya.
(Sumber suara Muhammadiyah)

0 comments:
Post a Comment