Tuesday, July 8, 2025

41171. PERINTAH QURAN TAK SELALU WAJIB

 

 


PERINTAH DI ALQURAN TAK SELALU BERSIFAT WAJIB

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

Dalam Al-Qur’an.

Tak semua perintah (fi‘l amr).

 

Bermakna wajib.

Sebagian perintah bersifat:

 

1)        Anjuran (sunah)

2)        Bimbingan (irsyād)

 

3)        Mubah (boleh)

4)        Ancaman (tahdid)

 

Prinsip Tafsir:

 

Ulama tafsir dan ushul fikih.

Sepakat bahwa:

 

1)        Setiap perintah dalam Al-Qur’an.

2)        Pada asalnya bersifat wajib.

 

3)        Kecuali ada dalil lain.

4)        Menunjukkan makna selain wajib.

 

Contoh ayat perintah.

 Tapi tak wajib.

 

Al-Quran surah Al-Jumu‘ah (surah ke-62) ayat 10.



فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 

Jika telah ditunaikan salat, maka bertebaranh kamu di muka bumi; dan cari karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

 

Catatan.

 

 "Bertebaranlah di muka bumi"

 

"فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ..."

 

"Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kalian di muka bumi dan carilah karunia Allah..."

 

Makna perintah:

 

1)        Kata "bertebaranlah".

Yaitui fi‘l amr (kata perintah)

 

2)        Menurut jumhur ulama.

Tak wajib keluar bekerja, setelah salat Jumat.

 

3)        Perintah ini bersifat mubah, anjuran, tak  wajib.

 

Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 2.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۚ وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا ۚ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

 

Hai orang-orang beriman, jangan kamu melanggar syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan haram, jangan (mengganggu) binatang had-ya, dan binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang yang mengunjungi Baitullah sedangkan mereka mencari karunia dan rida dari Tuhannya dan jika kamu telah selesai ibadah haji, maka boleh berburu. Dan jangan sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalangi kamu dari Masjidil Haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

 

Catatan.

 

  "Bersegeralah dalam kebaikan"

 

"وَتَعَاوَنُوا عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ..."

 

"Tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa..."

 

1)        Secara bahasa = perintah.

2)        Tapi tak tiap tolong-menolong itu wajib.

 

3)        Kecuali kondisi sangat mendesak.

4)        Hal ini perintah sunah dan etika sosial.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 282.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ ۖ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

 

Hai orang-orang beriman, jika kamu muamalah tidak tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan jangan penulis enggan menuliskannya seperti Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan jangan ia mengurangi sedikitpun dari utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikan dengan dua orang saksi dari orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Jangan saksi-saksi enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan jangan kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah bisnis tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikan apabila kamu berjual beli; dan jangan penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

Catatan.

 

"Tulislah utang-piutang kalian"

 

 "فَٱكْتُبُوهُ..."

 

"Maka tulislah (utang itu)..."

 

Tafsir para ulama.

 

1)         Perintah menulis utang.

Tak wajib hukumnya.

 

2)        Tapi sangat dianjurkan (mustahab) .

3)        Untuk menghindari perselisihan.

 

4)        Pendapat ini berdasar praktik para sahabat.

 

 

Catatan Tafsir:

 

Makna Perintah.

 

1)        Wajib.

Jika tak ada dalil lain yang mengubahnya.

 

2)        Sunah / Mustahab.

Jika ada dalil menunjuk tak wajib.

 

3)        Mubah.

Jika tujuannya membolehkan atau memberi pilihan.

 

4)        Irsyad.

Bimbingan moral atau social

 

5)        Tahdid.

Sindiran/ancaman.

 

Al-Quran surah Fussilat (surah ke-41) ayat 40.



إِنَّ الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي آيَاتِنَا لَا يَخْفَوْنَ عَلَيْنَا ۗ أَفَمَنْ يُلْقَىٰ فِي النَّارِ خَيْرٌ أَمْ مَنْ يَأْتِي آمِنًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ ۖ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

 

Sesungguhnya orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami. Maka apakah orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, atau orang yang datang dengan aman sentosa pada hari Kiamat? Kerjakan apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

 

Catatan.

 

 ٱعْمَلُوا۟ مَا شِئْتُمْ ۖ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌۭ

 

Kerjakan apa yang kamu kehendaki. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

 

1)        Perintah ini bukan anjuran.

2)        Tapi ancaman (tahdīd).

 

3)        Artinya: "Silakan kamu terus menyimpang, tapi tunggu akibatnya."

 

4)        Allah memperingatkan orang kafir.

5)        Jika mereka tetap kafir.

 

6)        Maka akan dihukum.

7)        Sebab Allah melihat semuanya.

 

Tafsir Ibnu Kasir, AQurthubi, dan Fakhruddin Razi menjelaskan.

 

Bahwa ini bentuk:

 

1)        Sarkasme.

2)        Untuk mengguncang hati para pembangkang.

 

3)        Perintah, tapi sebenarnya peringatan keras.

 

4)        Kerjakan sesukamu.

5)        Tapi ingat balasannya pasti datang.

 

Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 15.


فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُمْ مِنْ دُونِهِ ۗ قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ

 

Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakan (Muhammad): "Sesungguhnya orang yang rugi ialah orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingat yang demikian adalah kerugian yang nyata.

 

Catatan.

 

"Sembahlah apa yang kamu kehendaki selain-Nya..."

 

Ulama menjelaskan.

1)        Hal itu perintah juga ancaman.

2)        Bukan anjuran untuk syirik.

 

3)        Tapi ancaman.

4)        Bahwa akibatnya akan ditanggung.

 

Sifat    Sarkasme.

Untuk orang kafir atau munafik.

Yang menolak kebenaran

 

Penutup.

 

1)        Tak semua perintah Al-Qur’an bermakna positif.

 

2)         Ada juga sindiran dan murka Allah.

 

 

Sumber

1)        Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.

2)        ChatGPT.

 

3)        Copilot.

4)        Cici.

 

5)        Claude.

6)        Grok.

 

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment