Thursday, October 9, 2025

43678. BUKAN KATAK DALAM TEMPURUNG

 

 








BUKAN KATAK DALAM TEMPURUNG DI ALQURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

 

 

Ungkapan “seperti katak dalam tempurung”.

Menggambarkan orang yang:

 

1)        Sempit pandangan.

2)        Merasa dirinya paling benar.

 

3)        Tak mau melihat kebenaran di luar lingkungannya.

 

Peribahasa itu.

Tak disebut dalam Al-Qur’an.

 

Tapi banyak ayat menegur.

Orang yang:

 

1)        Berpikir sempit.

2)        Menolak kebenaran.

3)        Tertutup hatinya.

 

QS. Al-Baqarah [2]: 18


صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ

 

Mereka tuli, bisu dan buta, maka mereka tak akan kembali (ke jalan yang benar),

 

Catatan.

 

1)        Orang yang menolak petunjuk.

2)        Tak mau melihat kebenaran.

 

3)        Seperti orang menutup pendengaran dan penglihatannya sendiri.

 

4)        Terkurung dalam kebodohan dan kesombongan.

 

QS. Al-Hajj [22]: 46


أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

 

Maka apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu mereka punya hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau punya telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

 

Catatan.

 

1)        Orang pikirannya tertutup.

2)        Seperti katak dalam tempurung.

 

3)        Bukan tak punya mata.

4)        Tapi hatinya buta.

 

5)        Tak mau menerima ilmu.

6)        Menolak hikmah.

 

QS. Al-Jasiyah [45]: 23


أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

 

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

 

Catatan.

 

1)        Orang terkurung nafsu dan ego.

2)        Menolak pandangan lain.

 

3)        Pikirannya tidak bebas.

4)        Hatinya tertutup.

 

QS. Al-An’am [6]: 110


وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ

 

Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan yang sangat.

 

Catatan.

 

1)        Ketika orang menolak kebenaran.

 

2)        Allah biarkan ia hidup dalam “tempurung” sesat.

 

3)        Yang dipilih sendiri.

 

QS. Az-Zumar [39]: 9


أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

 

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) atau orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakan: "Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang berakal yang dapat menerima pelajaran.

 

Catatan.

 

1)        Orang berilmu berpandangan luas.

 

2)        Orang bodoh dan sombong.

3)        Hanya melihat dari sudut sempitnya sendiri.

 

Kesimpulan

1)        Peribahasa “katak dalam tempurung”.

2)        Sejalan gambaran Al-Qur’an .

 

3)        Orang buta hati dan sempit pandangan.

4)        Tak mau belajar.

 

5)        Tak mau membuka diri terhadap kebenaran.

 

6)        Hidup dalam kebodohan dibuat sendiri.

 


Islam dorong umatnya untuk

 

1)        Berpikir luas.

2)        Mencari ilmu.

 

3)        Melihat tanda-tanda Allah di alam semesta.

 

 

4)        Tak hanya berputar dalam lingkaran kecil pikirannya sendiri.

 

Peribahasa:
“Seperti katak dalam tempurung.”

 

Artinya.

 

1)        Orang sempit pandangan.

2)        Merasa dirinya sudah tahu segalanya.

3)        Padahal dunia di luar sana begitu luas.

 

Sikap seperti ini.

Diperingatkan dalam Al-Qur’an.

Sebab menutup jalan ilmu dan kebenaran.

 

QS Al-Hajj 46:

 

“Bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.”

 

1)        Buta paling berbahaya.

2)        Bukan pada mata.

 

3)        Tapi pada hati.

4)        Hati yang tidak mau belajar.

 

5)        Tak mau dengar nasihat.

6)        Merasa sudah tahu.

 

Orang seperti ini.

1)        Hidup dalam “tempurung” pikiran sendiri.

 

2)        Mereka tak tuli atau buta.

 

3)        Secara fisik.

4)        Tapi menutup diri dari kebenaran.

 

Allah perintahkan manusia.

1)        Memakai akal dan hatinya.

2)        Agar pandangannya luas.

 

3)        Terbuka terhadap ilmu.

4)        Mau belajar dari siapa pun.

 

Islam memerintahkan umatnya.

Jadi pembelajar sepanjang hayat.

 

Rasulullah bersabda:

“Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim.”

 

1)        Orang beriman tidak berhenti belajar.

2)         Tak boleh merasa paling benar.

 

3)        Dia harus mau membuka diri.

4)        Pada pandangan yang berbeda.

 

5)        Selama tidak menyimpang dari kebenaran yang Allah turunkan.

 

 

Semoga Allah menjadikan kita.

 

1)        Hamba berpikiran luas.

2)        Mau terus belajar.

 

3)        Rendah hati terima kebenaran.

4)        Dari mana pun datangnya.

 

 

Sumber

1)        Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.

2)        ChatGPT.

 

3)        Copilot.

4)        Cici.

 

5)        Claude.

6)        Grok.

 

0 comments:

Post a Comment