PENCULIKAN
JENDERAL AH NASUTION
Oleh: Drs. H.
M. Yusron Hadi, M.M.

1.
Kronologi Penculikan Jenderal Abdul Haris Nasution
2. Pasukan pimpinan Djuhurub sampai di
rumah Jenderal A.H. Nasution pada 1 Oktober 1965 sekitar pukul 04.00 WIB.
3. Rumah A. H. Nasution berada di Jalan
Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
4. Regu yang dipimpin seorang tentara
dengan pangkat Pembantu Letnan Dua (Pelda) ini memiliki kekuatan yang cukup
besar.
5. Sekitar 100 pasukan datang
dengan tiga truk, satu power wagon dan sebuah gaz.
6. Lokasi rumah A. H. Nasution
berdekatan dengan rumah milik Wakil Perdana Menteri (Waperdam) II Dr. Johannes
Leimena.
7. Saat sampai di lokasi, seorang
penjaga rumah milik Leimena, anggota Brimob Ajun Inspektur (AI) II, Karel
Satsuit Tubun terlebih dahulu dihabisi oleh pasukan penculik.
8. Karel terbangun karena mendengar
suara gaduh, sempat mempertahankan diri, namun nahas peluru pasukan
menewaskannya.
9. Setelah membereskan penjaga rumah,
regu penculik yang dipimpin Kopral Dua, Hargiono selanjutnya menuju ke kamar
Nasution.
10. Mengetahui ada suara di luar, istri
Nasution yang terbangun langsung keluar kamar.
11. Tapi langsung kembali ke kamar,
mengunci pintu, sambil memberitahu pada suaminya.
12. Sang istri berbisik pada Nasution
mengatakan bahwa ada pasukan Tjakrabirawa di luar dan melarang sang
suami keluar.
13. Kendati dilarang, Nasution penasaran
ingin memastikan apa yang dilihat istrinya.
14. Nasution tidak yakin Tjakrabirawa
datang dengan mendobrak pintu.
15. Nasution kemudian membuka pintu
kamar, mengecek keadaan.
16. Saat pintu dibuka, tembakan menyasar
ke arahnya oleh satu orang pasukan Tjakrabirawa dalam jarak satu setengah
meter.
17. Nasution kemudian menutup pintu dan
tiarap.
18. Mendengar suara tembakan, adik
Nasution, Mardiah yang tidur di kamar sebelah bergegas berusaha menyelamatkan
anak A. H. Nasution, Ade Irma Nasution.
19. Mardiah menggendong Ade Irma untuk
menuju kamar lain, namun nahas saat mencoba menyelamtkan, justru Ade Irma
tertembak dalam gendongan Mardiah.
20. Ade Irma Nasution dinyatakan
meninggal.
21. Anak A. H. Nasution yang lain, Yanti
yang juga terbangun kemudian keluar lompat jendela menuju ke ajudan Nasution,
Letnan Satu (Lettu) CZI (Satuan tempur) Pierre
Tendean.
22. Nasution yang merasa terkepung
kemudian melarikan diri dengan melompat pagar rumah ke pekarangan rumah duta
besar Irak.
23. Akibatnya, kaki Nasution sempat
mengalami luka.
24. Sementara itu, Lettu Pierre
Tendean yang telah keluar kamar dan membawa senjata jenis Garrand
segera ditangkap oleh pasukan penculik yang mengiranya adalah sosok Jenderal
Nasution.
25. Lettu Pierre
Tendean kemudian ikut diangkut ke Lubang Buaya.
26. Pada sekitar pukul 04.20 WIB tanggal
1 Oktober 1965, istri Nasution, Johana Nasution kemudian mendatangi Markas
Besar KKO untuk melaporkan kejadian yang terjadi di rumahnya.
27. Laporan Johana Nasution kemudian
direspons oleh Letnan KKO Mustaram, Perwira Jaga Mabes KKO dan beberapa prajurit
KKO yang bergegas menuju rumah A. H. Nasution.
28. Ajudan Nasution lainnya, Komisaris
Hamdan kemudian menghubungi Panglima Kodam Jaya, Umar Wirahadikusumah dengan
menggunakan alat komunikasi khusus KOTI.
29. Hamdan kemudian melaporkan
penyerangan yang terjadi di rumah Nasution.
30. Segera setelah mendapat laporan,
Jenderal Umar Wirahadikusumah segera memerintahkan pasukan tiga kendaraan lapis
baja untuk melakukan pengejaran terhadap regu penculik yang pergi ke arah
Bekasi.
31. Namun demikian, pengejaran pasukan
Umar gagal karena rombongan penculik menghilang di daerah Salemba.
32. Umar kemudian melanjutkan perjalanan
ke Istana Negara.
33. Sesampainya di sana, Umar melihat
banyak pasukan yang menurutnya asing.
34. Umar kemudian meninggalkan
Istana Negara dan kembali ke rumah.
(Sumber: Tribun news)
0 comments:
Post a Comment