Tuesday, October 1, 2019

3378. PENCULIKAN JENDERAL AH NASUTION


PENCULIKAN JENDERAL AH NASUTION

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Kronologi Penculikan Jenderal Abdul Haris Nasution

2.    Pasukan pimpinan Djuhurub sampai di rumah Jenderal A.H. Nasution pada 1 Oktober 1965 sekitar pukul 04.00 WIB.
3.    Rumah A. H. Nasution berada di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
4.    Regu yang dipimpin seorang tentara dengan pangkat Pembantu Letnan Dua (Pelda) ini memiliki kekuatan yang cukup besar.
5.    Sekitar 100 pasukan datang dengan tiga truk, satu power wagon dan sebuah gaz.
6.    Lokasi rumah A. H. Nasution berdekatan dengan rumah milik Wakil Perdana Menteri (Waperdam) II Dr. Johannes Leimena.
7.    Saat sampai di lokasi, seorang penjaga rumah milik Leimena, anggota Brimob Ajun Inspektur (AI) II, Karel Satsuit Tubun terlebih dahulu dihabisi oleh pasukan penculik.
8.    Karel terbangun karena mendengar suara gaduh, sempat mempertahankan diri, namun nahas peluru pasukan menewaskannya.
9.    Setelah membereskan penjaga rumah, regu penculik yang dipimpin Kopral Dua, Hargiono selanjutnya menuju ke kamar Nasution.
10.  Mengetahui ada suara di luar, istri Nasution yang terbangun langsung keluar kamar.
11.  Tapi langsung kembali ke kamar, mengunci pintu, sambil memberitahu pada suaminya.
12.  Sang istri berbisik pada Nasution mengatakan bahwa ada pasukan Tjakrabirawa di luar dan melarang sang suami keluar.
13.  Kendati dilarang, Nasution penasaran ingin memastikan apa yang dilihat istrinya.
14.  Nasution tidak yakin Tjakrabirawa datang dengan mendobrak pintu.
15.  Nasution kemudian membuka pintu kamar, mengecek keadaan.
16.  Saat pintu dibuka, tembakan menyasar ke arahnya oleh satu orang pasukan Tjakrabirawa dalam jarak satu setengah meter.
17.  Nasution kemudian menutup pintu dan tiarap.
18.  Mendengar suara tembakan, adik Nasution, Mardiah yang tidur di kamar sebelah bergegas berusaha menyelamatkan anak A. H. Nasution, Ade Irma Nasution.
19.  Mardiah menggendong Ade Irma untuk menuju kamar lain, namun nahas saat mencoba menyelamtkan, justru Ade Irma tertembak dalam gendongan Mardiah.
20.  Ade Irma Nasution dinyatakan meninggal.
21.  Anak A. H. Nasution yang lain, Yanti yang juga terbangun kemudian keluar lompat jendela menuju ke ajudan Nasution, Letnan Satu (Lettu) CZI (Satuan tempur) Pierre Tendean.
22.  Nasution yang merasa terkepung kemudian melarikan diri dengan melompat pagar rumah ke pekarangan rumah duta besar Irak.
23.  Akibatnya, kaki Nasution sempat mengalami luka.
24.  Sementara itu, Lettu Pierre Tendean yang telah keluar kamar dan membawa senjata jenis Garrand segera ditangkap oleh pasukan penculik yang mengiranya adalah sosok Jenderal Nasution.
25.  Lettu Pierre Tendean kemudian ikut diangkut ke Lubang Buaya.
26.  Pada sekitar pukul 04.20 WIB tanggal 1 Oktober 1965, istri Nasution, Johana Nasution kemudian mendatangi Markas Besar KKO untuk melaporkan kejadian yang terjadi di rumahnya.
27.  Laporan Johana Nasution kemudian direspons oleh Letnan KKO Mustaram, Perwira Jaga Mabes KKO dan beberapa prajurit KKO yang bergegas menuju rumah A. H. Nasution.
28.  Ajudan Nasution lainnya, Komisaris Hamdan kemudian menghubungi Panglima Kodam Jaya, Umar Wirahadikusumah dengan menggunakan alat komunikasi khusus KOTI.
29.  Hamdan kemudian melaporkan penyerangan yang terjadi di rumah Nasution.
30.  Segera setelah mendapat laporan, Jenderal Umar Wirahadikusumah segera memerintahkan pasukan tiga kendaraan lapis baja untuk melakukan pengejaran terhadap regu penculik yang pergi ke arah Bekasi.
31.  Namun demikian, pengejaran pasukan Umar gagal karena rombongan penculik menghilang di daerah Salemba.
32.  Umar kemudian melanjutkan perjalanan ke Istana Negara.
33.  Sesampainya di sana, Umar melihat banyak pasukan yang menurutnya asing.
34.  Umar kemudian meninggalkan Istana Negara dan kembali ke rumah.

(Sumber: Tribun news)


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment