Sunday, August 2, 2020

5043. ARTI KEESAAN ALLAH


ARTI KEESAAN ALLAH
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Al-Quran surah Al-Ikhlas (surah ke-112) ayat 1-4.

                               قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

      Katakan, “Dia Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak mempunyai anak dan tidak dilahirkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”.

2.    Para ulama menjelaskan Al-Quran menempatkan kata “huwa” untuk menunjuk kepada Allah.
3.    Padahal sebelumnya tidak pernah disebut dalam susunan redaksi ayat Al-Quran kata yang menunjuk kepada Allah.
4.    Hal ini memberi kesan Tuhan Yang Maha Kuasa itu, sangat terkenal dan nyata.
5.    Sehingga hadir dalam benak setiap orang dan hanya kepada-Nya selalu tertuju segala isyarat.
6.    Kata “ahad” diterjemahkan dengan “esa” terambil dari akar kata “wahdat” yang berarti “kesatuan”.
7.    Seperti kata “wahid” artinya “satu”.
8.    Kata “Ahad” dapat berkedudukan sebagai “nama” dan “sifat” untuk sesuatu.
9.    Jika kata “Ahad” berkedudukan sebagai “sifat”, maka hal itu khusus untuk Allah.
10. Dalam surah Al-Ikhlas, kata “ahad” berfungsi sebagai sifat Allah.
11. Dalam arti Allah memiliki sifat tersendiri yang tidak dimiliki oleh selain Allah.
12. Dari segi bahasa, kata “ahad” berakar sama dengan “wahid”.
13. Tetapi masing-masing punya makna dan penggunaan tersendiri.
14. Kata “ahad” yang artinya “esa/tunggal” hanya digunakan untuk sesuatu yang tidak dapat menerima penambahan apa pun, dalam pikiran dan kenyataan.
15. Karena kata “ahad” berfungsi sebagai sifat.
16. Kata “wahid” artinya “satu” dapat bertambah menjadi dua, tiga, dan seterusnya.
17. Meskipun penambahan itu hanya dalam pikiran pengucap atau pendengarnya.
18. Kata “ahad” terulang dalam Al-Quran sebanyak 85 kali.
19. Tetapi hanya 1 kali yang digunakan menunjukkan sifat Tuhan.
20. Yaitu dalam Al-Quran surah Al-Ikhlas (surah ke-112) ayat 1.

                                     قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

     Katakan, “Dia Allah, Yang Maha Esa”.
21. Seakan-akan Allah bermaksud untuk menekankan keyakinan tauhid, bukan saja dalam maknanya.
22. Tetapi juga dalam bilangan pengulangan lafalnya dan kandungan lafal itu.
23. Hal ini menggambarkan kemurnian mutlak dalam keesaan:
1)    Kata “wahid”  artinya “satu”, tetapi dapat berbilang unsurnya.
2)    Tetapi kata “ahad” artinya “satu” yang mutlak.
24. Allah terkadang juga disifati dengan kata “Wahid”.
25. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 163.

           وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
     Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.

26. Para ulama berpendapat kata “wahid” dalam ayat ini menunjuk kepada keesaan Zat Allah disertai keragaman sifat-sifat-Allah.
27. Karena Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuat, Maha Mengetahui, dan sebagainya.
28. Kata “ahad” dalam surat Al-Ikhlas (surah ke-112) mengacu kepada keesaan Zat-Allah saja.
29. Tanpa memperlihatkan keragaman sifat-sifat tersebut.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment