ARTI
KEESAAN ALLAH
Oleh:
Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

1. Al-Quran
surah Al-Ikhlas (surah ke-112) ayat 1-4.
قُلْ هُوَ اللَّهُ
أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Katakan, “Dia Allah Yang Maha Esa. Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak mempunyai
anak dan tidak dilahirkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”.
2. Para
ulama menjelaskan Al-Quran menempatkan kata “huwa” untuk menunjuk kepada Allah.
3. Padahal
sebelumnya tidak pernah disebut dalam susunan redaksi ayat Al-Quran kata yang
menunjuk kepada Allah.
4. Hal
ini memberi kesan Tuhan Yang Maha Kuasa itu, sangat terkenal dan nyata.
5. Sehingga
hadir dalam benak setiap orang dan hanya kepada-Nya selalu tertuju segala
isyarat.
6. Kata
“ahad” diterjemahkan dengan “esa” terambil dari akar kata “wahdat” yang berarti
“kesatuan”.
7. Seperti
kata “wahid” artinya “satu”.
8. Kata
“Ahad” dapat berkedudukan sebagai “nama” dan “sifat” untuk sesuatu.
9. Jika
kata “Ahad” berkedudukan sebagai “sifat”, maka hal itu khusus untuk Allah.
10. Dalam
surah Al-Ikhlas, kata “ahad” berfungsi sebagai sifat Allah.
11. Dalam
arti Allah memiliki sifat tersendiri yang tidak dimiliki oleh selain Allah.
12. Dari
segi bahasa, kata “ahad” berakar sama dengan “wahid”.
13. Tetapi
masing-masing punya makna dan penggunaan tersendiri.
14. Kata
“ahad” yang artinya “esa/tunggal” hanya digunakan untuk sesuatu yang tidak
dapat menerima penambahan apa pun, dalam pikiran dan kenyataan.
15. Karena
kata “ahad” berfungsi sebagai sifat.
16. Kata
“wahid” artinya “satu” dapat bertambah menjadi dua, tiga, dan seterusnya.
17. Meskipun
penambahan itu hanya dalam pikiran pengucap atau pendengarnya.
18. Kata
“ahad” terulang dalam Al-Quran sebanyak 85 kali.
19. Tetapi
hanya 1 kali yang digunakan menunjukkan sifat Tuhan.
20. Yaitu
dalam Al-Quran surah Al-Ikhlas (surah ke-112) ayat 1.
قُلْ هُوَ اللَّهُ
أَحَدٌ
Katakan, “Dia Allah, Yang Maha Esa”.
21. Seakan-akan
Allah bermaksud untuk menekankan keyakinan tauhid, bukan saja dalam maknanya.
22. Tetapi
juga dalam bilangan pengulangan lafalnya dan kandungan lafal itu.
23. Hal
ini menggambarkan kemurnian mutlak dalam keesaan:
1) Kata
“wahid” artinya “satu”, tetapi dapat
berbilang unsurnya.
2) Tetapi
kata “ahad” artinya “satu” yang mutlak.
24. Allah
terkadang juga disifati dengan kata “Wahid”.
25. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 163.
وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ
إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa,
tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.
26. Para
ulama berpendapat kata “wahid” dalam ayat ini menunjuk kepada keesaan Zat Allah
disertai keragaman sifat-sifat-Allah.
27. Karena
Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuat, Maha Mengetahui, dan
sebagainya.
28. Kata
“ahad” dalam surat Al-Ikhlas (surah ke-112) mengacu kepada keesaan Zat-Allah
saja.
29. Tanpa
memperlihatkan keragaman sifat-sifat tersebut.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment