HEWAN DISEMBELIH TAK SAKIT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

A.
Hasil penelitian menunjukkan hewan kurban
yang disembelih dengan cara lslam tidak merasakan sakit.
1.
Sebuah penelitian dilakukan menunjukkan hewan
yang disembelih dalam syariat Islam tidak merasa sakit sama sekali.
2. Dream - Penelitian
dilakukan oleh 2 orang staf pertanian Hannover University di Jerman.
3. Yaitu Prof. Wilhelm
Schulze dan rekannya Dr Hazim.
4. Penelitian dilakukan untuk
menjawab pertanyaan mana yang lebih baik:
1) Penyembelihan sesuai
syariat Islam.
2) Penyembelihan metode Barat
dengan cara dibuat pingsan terlebih dahulu.
5. Dalam penelitian,
keduanya merancangnya dengan canggih.
6. Mereka memakai sekelompok
sapi dewasa dan cukup umur untuk dijadikan bahan penelitian.
7. Sapi-sapi itu dipasang
elekroda (microchip) yang disebut Electro
Encephalograph (EEG) di permukaan otak kecilnya.
8. EEG dipasang di
permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit.
9. Untuk merekam dan
mencatat derajat rasa sakit ketika disembelih.
10. Pada jantung sapi juga
dipasangi alat Electro Cardiograph (ECG).
11. Untuk merekam aktivitas
jantung saat darah keluar karena disembelih.
12. Untuk menekan kesalahan,
sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG dan ECG yang telah terpasang dalam tubuhnya
selama beberapa minggu.
13. Setelah adaptasi
dianggap cukup, maka:
1) separuh jumlah sapi
disembelih sesuai syariat Islam.
2) Sisanya disembelih memakai
metode pingsan yang diadopsi Barat.
B. Penyembelihan sesuai
syariat Islam.
1) Memakai pisau tajam.
2) Memotong 3 saluran pada
leher.
3) Yaitu: saluran makan,
saluran napas, dan 2 saluran pembuluh darah.
4) Yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.
C. Penyembelihan cara Barat:
1. Hewan yang akan disembelih
dibuat pingsan terlebih dahulu.
2. Dengan cara disetrum,
dibius, atau dipukul di bagian tertentu dengan alat khusus hingga pingsan.
3. Setelah sapi pingsan
baru disembelih.
4. Islam tidak mengajarkan
metode seperti ini.
D. Hasil penelitian berhasil
menjawab pertanyaan tersebut.
1. Prof Wilhelm Schulze dan
Dr. Hazim menyimpulkan:
1) Penyembelihan sesuai syariat
Islam lebih baik dan tidak menyiksa hewan.
E. Penyembelihan Dengan Syariat Islam.
1. Pada 3 detik pertama
setelah ternak disembelih.
2. Dan ketiga saluran pada
leher sapi bagian depan terputus tercatat tidak ada perubahan grafik EEG.
3. Artinya pada 3 detik
pertama setelah disembelih tidak ada indikasi rasa sakit.
4. Pada 3 detik berikutnya,
EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap.
5. Yang sangat mirip dengan
kejadian deep sleep (tidur
nyenyak).
6. Hingga sapi-sapi itu
benar-benar kehilangan kesadaran.
7. Pada saat itu tercatat
pula ECG bahwa jantung mulai meningkatkan aktivitasnya.
8. Setelah 6 detik pertama
ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa.
9. Jantung menarik sebanyak
mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar.
10. Hal ini adalah refleksi
gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord).
11. Pada saat darah keluar
melalui ketiga saluran yg terputus di bagian leher, grafik EEG tidak naik, tapi
justru turun sampel menunjuk angka nol.
12. Artinya “No Feeling of pain at all!” .
13. Artinya
Tidak ada rasa sakit sama
sekali.
14. Karena darah tertarik
dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan daging
yg sehat.
15. Jenis daging hasil
sembelih semacam ini sangat sesuai prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
F. Penyembelihan Metode Pingsan Barat.
1.
Setelah dilakukan proses stunning (pingsan),
sapi terhuyung jatuh dan roboh.
2.
Sapi tidak bergerak lagi, sehingga mudah dikendalikan.
3.
Sapi dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta.
4.
Dan tampaknya tanpa mengalami rasa sakit.
5.
Pada saat disembelih darah yang keluar hanya sedikit.
6.
Tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pingsan).
7.
Segera setelah proses pingsan, tercatat adanya kenaikan yang
sangat nyata pada grafik EEG.
8.
Artinya adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak.
9.
Karena kepalanya dipukul, sampai pingsan.
10.
Media pemingsanan dipakai adalah setrum, bius, atau memukul bagian
tertentu di kepala ternak dengan alat tertentu pula.
11.
Alat yang digunakan adalah Captive Bolt Pistol (CBV).
12.
Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang
drop ke batas paling bawah.
13.
Akibatnya jantung kehilangan kemampuan untuk menarik darah dari
seluruh organ tubuh.
14.
Dan tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
15.
Darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara
maksimal.
16.
Maka darah membeku dalam urat/pembuluh darah dalam daging.
17.
Sehingga dihasilkan " unhealthy meat" (daging yang tidak sehat).
18.
Yang tidak layak dikonsumsi oleh manusia.
19.
Timbunan darah beku yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih adalah
media sangat baik untuk tumbuh
kembangnya bakteri pembusuk yang dapat merusak kualitas daging.
G. Mengapa sapi
meronta-ronta.
1. Kita sering melihat sapi
meronta-ronta sesaat setelah disembelih.
2. Hal ini sebenarnya bukan
ekspresi rasa sakit yang dialami sapi.
3. Hasil penelitian Prof
Schultz dan Dr Hazim justru membuktikan pisau tajam yang mengiris leher
(sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidak "menyentuh"
saraf rasa sakit.
4. Mereka menyimpulkan meronta-ronta
bukan ekspresi rasa sakit.
5. Tapi sebagai ekspresi ‘keterkejutan
otot dan saraf’ (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras).
H. Kesimpulannya syariat lslam
terbaik.
1.
Jadi, sudah jelas bahwa apa saja yang dilakukan sesuai syariat Islam
pasti memiliki kebaikan.
2.
Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan)
pada segala sesuatu. Jika kamu menyembelih hewan ternak, mak hendaklah menajamkan
pisaunya agar meringankan hewan yang disembelih."
(Sumber
internet)
0 comments:
Post a Comment