Monday, August 3, 2020

5048. HEWAN DISEMBELIH TAK SAKIT


HEWAN DISEMBELIH TAK SAKIT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
A.   Hasil penelitian menunjukkan hewan kurban yang disembelih dengan cara lslam tidak merasakan sakit.
1.    Sebuah penelitian dilakukan menunjukkan hewan yang disembelih dalam syariat Islam tidak merasa sakit sama sekali.
2.    Dream - Penelitian dilakukan oleh 2 orang staf pertanian Hannover University di Jerman.
3.    Yaitu Prof. Wilhelm Schulze dan rekannya Dr Hazim.
4.    Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan mana yang lebih baik:
1)    Penyembelihan sesuai syariat Islam.
2)    Penyembelihan metode Barat dengan cara dibuat pingsan terlebih dahulu.

5.    Dalam penelitian, keduanya merancangnya dengan canggih.
6.    Mereka memakai sekelompok sapi dewasa dan cukup umur untuk dijadikan bahan penelitian.
7.    Sapi-sapi itu dipasang elekroda (microchip) yang disebut Electro Encephalograph (EEG) di permukaan otak kecilnya.
8.    EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit.
9.    Untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit ketika disembelih.
10. Pada jantung sapi juga dipasangi alat Electro Cardiograph (ECG).
11. Untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.
12. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG dan ECG yang telah terpasang dalam tubuhnya selama beberapa minggu.
13. Setelah adaptasi dianggap cukup, maka:
1)    separuh jumlah sapi disembelih sesuai syariat Islam.
2)    Sisanya disembelih memakai metode pingsan yang diadopsi Barat.

B.   Penyembelihan sesuai syariat Islam.
1)    Memakai pisau tajam.
2)    Memotong 3 saluran pada leher.
3)    Yaitu: saluran makan, saluran napas, dan 2 saluran pembuluh darah.
4)    Yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.

C.   Penyembelihan cara Barat:
1.    Hewan yang akan disembelih dibuat pingsan terlebih dahulu.
2.    Dengan cara disetrum, dibius, atau dipukul di bagian tertentu dengan alat khusus hingga pingsan.
3.    Setelah sapi pingsan baru disembelih.
4.    Islam tidak mengajarkan metode seperti ini.

D.   Hasil penelitian berhasil menjawab pertanyaan tersebut.
1.    Prof Wilhelm Schulze dan Dr. Hazim menyimpulkan:
1)    Penyembelihan sesuai syariat Islam lebih baik dan tidak menyiksa hewan.

E.   Penyembelihan Dengan Syariat Islam.
1.    Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih.
2.    Dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus tercatat tidak ada perubahan grafik EEG.
3.    Artinya pada 3 detik pertama setelah disembelih tidak ada indikasi rasa sakit.
4.    Pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap.
5.    Yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak).
6.    Hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran.
7.    Pada saat itu tercatat pula ECG bahwa jantung mulai meningkatkan aktivitasnya.
8.    Setelah 6 detik pertama ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa.
9.    Jantung menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar.
10. Hal ini adalah refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord).
11. Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yg terputus di bagian leher, grafik EEG tidak naik, tapi justru turun sampel menunjuk angka nol.
12. Artinya “No Feeling of pain at all!” .
13. Artinya Tidak ada rasa sakit sama sekali.
14. Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan daging yg sehat.
15. Jenis daging hasil sembelih semacam ini sangat sesuai prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

F.    Penyembelihan Metode Pingsan Barat.
1.    Setelah dilakukan proses stunning (pingsan), sapi terhuyung jatuh dan roboh.
2.    Sapi tidak bergerak lagi, sehingga mudah dikendalikan.
3.    Sapi dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta.
4.    Dan tampaknya tanpa mengalami rasa sakit.
5.    Pada saat disembelih darah yang keluar hanya sedikit.
6.    Tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pingsan).
7.    Segera setelah proses pingsan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG.
8.    Artinya adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak.
9.    Karena kepalanya dipukul, sampai pingsan.
10. Media pemingsanan dipakai adalah setrum, bius, atau memukul bagian tertentu di kepala ternak dengan alat tertentu pula.
11. Alat yang digunakan adalah Captive Bolt Pistol (CBV).
12. Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah.
13. Akibatnya jantung kehilangan kemampuan untuk menarik darah dari seluruh organ tubuh.
14. Dan tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
15. Darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal.
16. Maka darah membeku dalam urat/pembuluh darah dalam daging.
17. Sehingga dihasilkan " unhealthy meat" (daging yang tidak sehat).
18. Yang tidak layak dikonsumsi oleh manusia.
19. Timbunan darah beku yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih adalah  media sangat baik untuk tumbuh kembangnya bakteri pembusuk yang dapat merusak kualitas daging.

G.   Mengapa sapi meronta-ronta.
1.    Kita sering melihat sapi meronta-ronta sesaat setelah disembelih.
2.    Hal ini sebenarnya bukan ekspresi rasa sakit yang dialami sapi.
3.    Hasil penelitian Prof Schultz dan Dr Hazim justru membuktikan pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidak "menyentuh" saraf rasa sakit.
4.    Mereka menyimpulkan meronta-ronta bukan ekspresi rasa sakit.
5.    Tapi sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras).

H.   Kesimpulannya syariat lslam terbaik.
1.    Jadi, sudah jelas bahwa apa saja yang dilakukan sesuai syariat Islam pasti memiliki kebaikan.
2.    Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Jika kamu menyembelih hewan ternak, mak hendaklah menajamkan pisaunya agar meringankan hewan yang disembelih."
(Sumber internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment