Wednesday, August 26, 2020

5236. PENDAPAT ULAMA TAFSIR ILMIAH


PENDAPAT ULAMA TAFSIR ILMIAH
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
A.   Pendapat para ulama tentang tafsir ilmiah Al-Quran.
1.    Tafsir adalah keterangan (penjelasan) tentang ayat-ayat Al-Quran agar maksudnya lebih mudah dipahami.
2.    Tafsir adalah keterangan atau penjelasan.
3.    Ilmiah adalah memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
4.    Para ulama sepakat penemuan ilmiah ada yang telah mapan.
5.    Tetapi ada pula yang masih diperdebatkan.
6.    Sehingga tidak dapat dijamin kebenarannya.
7.    Sebagian ulama melarang:
1)    Menafsirkan ayat-ayat Al-Quran secara spekulatif.
2)    Tidak bolehk menafsirkan ayat berdasar penemuan ilmiah belum mapan.
8.    Seorang ulama berpendapat.
1)    Kita tidak ingin mengulang ketika gereja menafsirkan Kitab Perjanjian Lama.
2)    Yang ternyata bertentangan dengan penemuan para ilmuwan.
9.    Para ulama lain berpendapat.
1)    Para ulama berkewajiban menjelaskan ayat Al-Quran secara ilmiah.
2)    Tugas generasi berikutnya menunjukkan kesalahan dan mengumumkannya.

10. Abbas Mahmud memberi jalan tengah.
1)    Jangan mengatasnamakan Al-Quran dalam pendapatnya.
2)    Apalgi jika dalam perincian penemuan ilmiah tidak dikandung dalam redaksi ayat Al-Quran.
11. Abbas Mahmud memberi contoh Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 30.
أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

      Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

1)    Para ilmuwan menjelaskan kejadian alam semesta dengan Teori Big Bang (ledakan besar).
2)    Tiap orang boleh memahami waktu dan cara terjadinya pemisahan alam semesta.
3)    Tetapi dilarang mengatasnamakan Al-Quran menyangkut pendapatnya.
4)    Karena Al-Quran tidak menguraikannya.

12. Umat lslam wajib meyakini segala sesuatu yang dikandung dalam Al-Quran.
1)    Jika ada orang mengatasnamakan Al-Quran membenarkan penemuan ilmiah yang tidak dicakup oleh kandungan redaksi ayat-ayat Al-Quran.
2)    Maka artinya dia mewajibkan umat lslam meyakininya.
3)    Padahal, hal itu belum tentu demikian.


13. Pendapat ini bukan berarti menghalangi pemahaman ayat berdasar perkembangan ilmu pengetahuan.
1)    Dahulu ada ulama memahami arti 7 langit adalah  7 planet mengitari tatasurya sesuai dengan perkembangan pengetahuan ketika itu.
2)    Pemahaman semacam ini ijtihad baik.
3)    Asalkan tidak mewajibkan dirinya dan orang lain meyakininya sebagai akidah.

14. Bint Syathi' dalam bukunya, Al-Qur'an wa Al-Qadhaya Al-Washirah membedakan antara pemahaman dan penafsiran.
15. Thabathaba'i, mufasir besar Syiah kontemporer, lebih senang menyebut penjelasan makna ayat Al-Quran secara ilmiah dengan nama tathbiq (penerapan).
16. Kesimpulannya, pendapat di atas bertujuan menghindari jangan sampai Al-Quran dipersalahkan jika suatu hari terbukti teori atau penemuan ilmiah itu keliru.
16.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment