PENDAPAT ULAMA TAFSIR ILMIAH
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

A. Pendapat para ulama tentang tafsir ilmiah
Al-Quran.
1. Tafsir adalah keterangan (penjelasan)
tentang ayat-ayat Al-Quran agar maksudnya lebih mudah dipahami.
2. Tafsir adalah keterangan atau penjelasan.
3. Ilmiah adalah memenuhi syarat (kaidah)
ilmu pengetahuan.
4. Para ulama sepakat penemuan ilmiah ada
yang telah mapan.
5. Tetapi ada pula yang masih diperdebatkan.
6. Sehingga tidak dapat dijamin
kebenarannya.
7. Sebagian ulama melarang:
1) Menafsirkan ayat-ayat Al-Quran secara
spekulatif.
2) Tidak bolehk menafsirkan ayat berdasar
penemuan ilmiah belum mapan.
8. Seorang ulama berpendapat.
1) Kita tidak ingin mengulang ketika gereja
menafsirkan Kitab Perjanjian Lama.
2) Yang ternyata bertentangan dengan
penemuan para ilmuwan.
9. Para ulama lain berpendapat.
1) Para ulama berkewajiban menjelaskan ayat Al-Quran
secara ilmiah.
2) Tugas generasi berikutnya menunjukkan kesalahan
dan mengumumkannya.
10. Abbas Mahmud memberi jalan tengah.
1) Jangan mengatasnamakan Al-Quran dalam pendapatnya.
2) Apalgi jika dalam perincian penemuan
ilmiah tidak dikandung dalam redaksi ayat Al-Quran.
11. Abbas Mahmud memberi contoh Al-Quran
surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 30.
أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ
وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ
شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
1) Para ilmuwan menjelaskan kejadian alam semesta
dengan Teori Big Bang (ledakan besar).
2) Tiap orang boleh memahami waktu dan cara
terjadinya pemisahan alam semesta.
3) Tetapi dilarang mengatasnamakan Al-Quran
menyangkut pendapatnya.
4) Karena Al-Quran tidak menguraikannya.
12. Umat lslam wajib meyakini segala sesuatu
yang dikandung dalam Al-Quran.
1) Jika ada orang mengatasnamakan Al-Quran
membenarkan penemuan ilmiah yang tidak dicakup oleh kandungan redaksi ayat-ayat
Al-Quran.
2) Maka artinya dia mewajibkan umat lslam meyakininya.
3) Padahal, hal itu belum tentu demikian.
13. Pendapat ini bukan berarti menghalangi
pemahaman ayat berdasar perkembangan ilmu pengetahuan.
1) Dahulu ada ulama memahami arti 7 langit adalah
7 planet mengitari tatasurya sesuai
dengan perkembangan pengetahuan ketika itu.
2) Pemahaman semacam ini ijtihad baik.
3) Asalkan tidak mewajibkan dirinya dan
orang lain meyakininya sebagai akidah.
14. Bint Syathi' dalam bukunya, Al-Qur'an wa
Al-Qadhaya Al-Washirah membedakan antara pemahaman dan penafsiran.
15. Thabathaba'i, mufasir besar Syiah
kontemporer, lebih senang menyebut penjelasan makna ayat Al-Quran secara ilmiah
dengan nama tathbiq (penerapan).
16. Kesimpulannya, pendapat di atas bertujuan
menghindari jangan sampai Al-Quran dipersalahkan jika suatu hari terbukti teori
atau penemuan ilmiah itu keliru.
16.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment