Saturday, October 3, 2020

5668. KATAKAN ISTRIKU PALING CANTIK

 


KATAKAN: ISTRIKU PALING CANTIK

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

A.  Suami wajib memuji istrinya sendiri, bukan memuji istrinya orang.

 

1.  Katakan: Istriku paling cantik.

2.  Jangan tersinggung.

 

3.  Jangan baper.

4.  Status lama bersemi kembali, bukan CLBK.

 

5.  Istriku cantic, bahkan paling cantik.

6.  Sebagai suami saya akan dengan bangga berkata bahwa istriku cantik.

 

7.  Bahkan istriku paling cantik.

8.  Urusan Anda baper, karena mendengar saya memuji istri saya.

 

9.  Lalu ada orang yang mencak mencak.

 

10.      Dan berkata, "Berarti kamu menuduh istri orang lain jelek".

11.      Maka itu bukan urusan saya.

 

12.      Apalagi saya tidak pernah berkata demikian.

13.      Anda baper, lalu mencak mencak.

 

14.      Karena menduga bahwa saya menjelek-jelekkan istri Anda.

15.      Maka bisa jadi sikap Anda sebenarnya pengakuan terselubung Anda.

 

16.      Bisa jadi selama ini, Anda kurang pede.

17.      Sekian lama memendam penilaian bahwa istri Anda jelek.

 

18.      Tetapi Anda takut untuk mengutarakannya.

19.      Giliran saya bersyukur dengan memuji istri saya sendiri.

20.      Apalagi saya memujinya di rumah sendiri dan bukan di rumah Anda.

21.      Mengapa Anda baper?

 

22.      Mungkinkah Anda mulai lelah memendam perasaan?

23.      Sehingga Anda mendapat kesempatan untuk meluapkannya?

 

24.      Kalau Anda merasa istri Anda cantic.

 

25.      Ya solusinya sangat mudah.

26.      Anda ikut membual dan mengobral pujian saja kepada istri Anda sendiri.

 

27.      Anda juga berkata, "lstriku juga cantik".

28.      Selesai urusan.

 

29.      Jangan malah mengobral tuduhan kepada para tetangga adalah “radikal” dan “intoleran”.

 

 

30.      Tetapi gara gara Anda malah memilih untuk baper dan mencak mencak.

31.      Maka jadinya saya bisa membaca dan menduga suasana hati Anda.

 

32.      Status ini sekedar contoh sederhana tentang aplikasi toleransi dalam bermasyarakat yang realistis.

 

 

Sumber: internet Dr. M. Arifin Badri.

0 comments:

Post a Comment