Tuesday, December 20, 2022

15885. ETIKA PEMIMPIN ISLAM DIUJI DI MASJID KRISTEN DI GEREJA

 

 


ETIKA PEMIMPIN ISLAM DIUJI DI MASJID DAN KRISTEN DI GEREJA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Pemimpin harus diuji lengkap.

Yaitu soal:

 

1)            Intelektual.

2)            Etika dan moral.

3)            Elektabiltas.

 

Ujian etika dan moral.

Dilakukan di tempat ibadah.

 

1)        Orang lslam di masjid.

2)        Orang Kristen di gereja.

3)        Yang lain sesuai agamanya.

 

Jika dilarang sosialisasi.

Di tempat ibadah.

 

Sesuai agamanya.

Maka hal itu salah.

 

Menguji etikabilitas dan moral.

Harus di tempat ibadah.

 

Seorang Muslim  diuji di masjid.

Seorang Kristen diuji di gereja.

 

Begitu seterusnya.

 

Bukan malah dilarang kampanye.

Di tempat ibadah.

 

Yang dilarang.

Jika calon kampanye.

Di tempat ibadah orang lain.

 

Jika ingin mendapat pemimpin yang:

1)        Baik.

2)        Teruji.

 

3)        Punya elektabilitas.

4)        Punya  moral.

 

Maka peraturan kampanye.

Tak membatasi.

 

Tapi memberi ruang gerak.

Agar calon pemimpin.

 

Punya banyak waktu.

Untuk bertemu:

1)        Rakyat.

2)        Tokoh agama.

3)        Tokoh warga.

 

4)        Intelektual.

5)        Dan lainnya.

 

Menurut Rocky Gerung.

Seorang pemimpin harus mendapat uji kelayakan.

 

Dalam 3 hal yang lengkap.

Yaitu:

1)        Etikabilitas.

2)        Intelektualitas.

3)        Elektabilitas.

 

Jika ada 1 yang kurang.

Maka dia pemimpin cacat.

Dan tak layak jadi pemimpin.

 

Tempat ujian intelektual.

Yaitu di kampus.

 

Jika dilarang.

Kampanye di kampus.

 

Maka aneh.

Kampus tempat orang terdidik.

Pemimpin harus diuji di kampus.

 

Aturan larangan kampanye di kampus.

Agak aneh.

 

Kampus tempat kaum terdidik dan intelektual.

Untuk menguji pikiran Sang Calon.

Apakah layak secara intelektual.

Harus di kampus.

 

“Aturan itu aneh.

Dan tidak mencerdaskan rakyat,” tuduhnya.

 

Untuk menguji etikabilitas dan moral.

Dilakukan di tempat ibadah.

 

Seorang Muslim  diuji di masjid.

Seorang Kristen diuji di gereja.

 

Agama lain.

Diuji di rumah ibadahnya.

 

Bukannya dilarang kampanye.

Di tempat ibadah.

 

Yang tidak boleh.

Jika calon berkampanye.

 

Di tempat ibadah.

Yang bukan agama dia anut.

 

Ujian elektabilitas.

Dilakukan dalam masyarakat.

Dalam diskusi dan rapat umum.

 

Bukan membagi sembako.

Bukan bagi duit receh.

Atau bingkisan.

Yang  nilainya tak sebanding.

Dengan apa yang dia ambil.

Saat jadi pemimpin nanti.

 

“Ada kerancuan baik di UU, PP atau  Peraturan KPU.

Atas masalah kampanye,” kata Rocky lagi.

 

Menurutnya.

Biarkan calon bebas kampanye.

 

Di mana pun.

Jangan ada larangan.

 

Yang dilarang.

Jika menyerang soal Sukuisme, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

 

Hal itu.

Harus dijaga ketat.

Dan tidak ditolerir,” kata Gerung.

 

(Sumber kba)

0 comments:

Post a Comment