KENAPA BASMALAH DI MEKAH
MADINAH DIUCAPKAN PELAN
Oleh: Drs. HM.
Yusron Hadi, M.M.
Salat Isyak di Masjidil Haram Mekah.
Ketika baca surah Fatihah.
Ucapan “basmalah” tak dikeraskan.
Tapi diucapkan “sir” (pelan).
Arab Saudi.
Ikut mazhab Hambali.
Bacaan basmalah.
Lebih baik diucapkan pelan.
Tak sunah diucapkan
keras.
Tapi tak ada korelasi.
Praktik ibadah di:
1)
Mekah.
2)
Madinah.
Dengan mazhab
tertentu.
Sebab selalu berubah.
Misalnya.
1.
Salat terawih dan witir.
Dulu salat malam.
Di bulan Ramadan.
Sebanyak 23 rakaat.
Kini berubah lagi.
2.
Azan salat Jumat.
Dulu azan 2 kali.
Tapi kini berubah.
Muncul teori.
Amalan warga Madinah.
Tak bisa dijadikan
sumber hukum.
3.
Salat jenazah wanita.
Muazin kumandangkan:
“As-shalatu alal mayyitati”.
Mugkin akan berubah.
Direktur Utama Masjid
Haramain.
Syaikh Sudais.
Bahwa jenazah wanita.
Tak layak disebut: “mayyitatun”.
Hanya layak untuk bangkai.
Selain manusia.
Bangkai jantan atau
betina.
Semua disebut “mayyitatun”.
Untuk jenazah manusia.
Hanya dengan “mayyit”.
Jenazah pria dan wanita.
Kata ganti (dhamir).
Dalam doa salat jenazah.
Tak berubah.
Untuk pria dan wanita.
Jumlah sedikit atau banyak.
Selalu pakai kata
ganti: “hu”.
“Allahummagh fir lahu.
Warhamhu … “
Kesimpulan.
Cara ibadah berdasar sumber
hukum.
Bukan realita.
(Sumber
pwmu)
0 comments:
Post a Comment