SYAHADAT DAN SELAMAT
NATAL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Berhubung waktu Natal dan Tahun Baru
Masehi sudah dekat.
Tidak ada salahnya mulai kini sudah
mengingatkan sesama Muslim.
Inilah yang dimaksud, TOLERANSI BERAGAMA.
Indahnya saling mengingatkan.
1. Muslim:
"Bagaimana natalmu? "
2. David:
"Baik, kau tidak mengucapkan selamat natal padaku.?"
3. Muslim:
"Tidak, Agama kami menghargai toleransi antaragama, termasuk agamamu. Tapi
urusan ini, agama saya melarangnya.!"
4. David
: "Tapi kenapa..? Bukankah hanya sekedar kata2..?
5. Muslim
: "Benar....
6. Saya
menjadi muslim karena hanya sekedar kata2, yaitu mengucapkan dua kalimat
syahadat.
7. Saya
halal menggauli istri saya, karena hanya sekedar kata2 yaitu akad nikah.
8. Istri
saya yg saat ini halal saya gauli, bisa kembali menjadi haram atau zina jika
saya mengucapkan kata talak atau cerai, padahal hanya sekedar kata2.
9. David
:"Tapi teman2 muslimku yang lain mengucapkannya padaku..?" .
10. Muslim
:"Oh...mungkin mereka belum paham dan mengerti.
11. Oh
ya, bisakah kau mengucapkan dua kalimat Syahadat, David?! "
12. “Asyhadu
anla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.”
13. “Saya
bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan saya bersaksi Nabi Muhammad utusan
Allah.”
14. David
: "Oh tidak, saya tidak bisa, itu akan mengganggu keimanan saya..!"
15. Muslim
: "Kenapa? Bukankah hanya kata2 toleransi saja? Ayo, ucapkan..!!"
20. David : " Ok..sekarang, saya paham
dan mengerti.."
UNTUKMU AGAMAMU
UNTUKKU AGAMAKU
Ini yang menyebabkan BUYA HAMKA, memilih
meninggalkan jabatan dunia, sebagai Ketua MUI, ketika didesak pemerintah untuk
mengucapkan; "SELAMAT NATAL"
Meskipun anggapan, hanya berupa kata-kata
keakraban.
Atau sekedar toleransi.
Tetapi di sisi Allah, nilainya justru
menunjukkan kerendahan AKIDAH.
Banyak sekali muslim, yang tidak paham, dan
tidak mau mengerti akan konsep ilmu Agama.
Mereka paham akan ilmu2 umum yang sifatnya
tidak kekal, tidak ada gunanya, untuk keselamatan AKHIRATnya yang abadi nanti.
Al-Quran surah
Al-Kafirun( surah ke-109) ayat 1-6.
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا
ٱلْكَٰفِرُونَ
لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
Katakan: “Hai orang-orang kafir,
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku
sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa
yang kamu sembah,
Untukmu agamamu, dan untukku, agamaku.
"Lakum diinukum,
waliyadiin".
Untukmu agamamu dan untukku agamaku.
(Sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment