ORANG BERILMU BERBEDA SAMA
DENGAN TAK BERILMU
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Kekejaman
komunis dalam peristiwa G-30-S PKI selalu terbayang dalam ingatan kita.
Kita
semakin yakin atas besarnya rahmat Allah yang dicurahkan kepada bangsa
Indonesia.
Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang beragama.
Agama
dengan paham komunisme adalah dua paham yang saling bertolak belakang.
Agama
berlandaskan kepercayaan terhadap “kekuatan” yang berada di luar alam nyata.
Komunisme
berdasar falsafah materialisme.
Paham
materialisme menilai segala sesuatu yang tidak dapat dibuktikan dengan dunia
empiris adalah nihil, omong kosong, dan bohong.
Termasuk
di dalamnya keyakinan tentang Tuhan, surga, neraka, dan sebagainya.
Paham
komunisme berusaha mengatur kehidupan masyarakat secara menyeluruh atas wawasan
yang tidak rasional.
Mereka
bermimpi mewujudkan suatu masyarakat tanpa kelas dan tanpa perbedaan dengan
cara menggilas suatu kelas dalam masyarakatnya.
Agama
Islam mendasarkan ajaran kemasyarakatannya kepada persamaan nilai kemanusiaan
tanpa membedakan jenis, warna kulit, dan keturunan seseorang.
Tetapi
Islam juga mengakui adanya perbedaan karenakan kemampuan ilmiah dan kesungguhan
seseorang dalam bekerja.
Al-Quran surah Az-Zumar (surah
ke-39) ayat 9 menyatakan orang berilmu tak sama dengan orang tidak berilmu.
أَمَّنْ
هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو
رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
(Apakah
kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan dia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah,”Adakah sama orang-orang
yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Al-Quran surah An-Nisa,
surah ke-4 ayat 95 menyatakan tidak sama antara orang mukmin yang duduk dengan
orang mukmin berjuang di jalan Allah.
لَا يَسْتَوِي
الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ
الْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
Tidaklah
sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai
uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan
jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya
atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah
menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang
berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.
Islam
tidak mengutuk dan meruntuhkan hasil yang telah dicapai oleh masyarakat
sebelumnya.
Dalam
pandangan Al-Quran masyarakat ideal adalah masyarakat tumbuh berkembang
bagaikan tanaman mengeluarkan tunasnya.
Tunas
itu membuat tanaman kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas pokoknya.
Al-Quran surah Al-Fath (surah ke-48) ayat 29.
مُحَمَّدٌ
رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ
فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ
فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ
عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat
mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang shaleh di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar.
Menurut
Islam, sejarah masyarakat manusia adalah mata rantai yang bersinambung.
Sehingga
eksistensi perorangan, keluarga, masyarakat, dan umat manusia adalah suatu
kesatuan yang harus dijaga.
Tanpa
mengorbankan satu di antaranya untuk kepentingan yang lain.
Hal
ini berbeda dengan paham dan praktik komunisme yang hanya berusaha memenangkan
satu kelompok kelas serta mengutuk dan mengorbankan kelas yang lain, bahkan
mengutuk generasi terdahulu mereka.
Al-Quran
melukiskan masyarakat seperti itu adalah “masyarakat neraka”.
Karena
setiap suatu kelompok masuk ke dalam neraka, mereka mengutuk kawannya yang
terdahulu.
Al-Quran surah Al-A’raf (surah
ke-7) ayat 38.
قَالَ
ادْخُلُوا فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ فِي النَّارِ
ۖ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا ۖ حَتَّىٰ إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا
جَمِيعًا قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لِأُولَاهُمْ رَبَّنَا هَٰؤُلَاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ
عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ ۖ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَٰكِنْ لَا تَعْلَمُونَ
Allah
berfirman,”Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan
manusia yang telah terdahulu sebelummu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam
neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya); sehingga apabila mereka
masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka
kepada orang-orang yang masuk terdahulu,”Ya Tuhan kami, mereka telah
menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat
ganda dari neraka”. Allah berfirman,”Masing-masing mendapatkan (siksaan), yang
berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui”.
Seperti
itulah sebagian paham dan kenyataan dalam masyarakat komunis.
Bagaikan
dunia neraka yang penuh dengan kutukan, dan tidak hanya sekali bangsa Indonesia
nyaris dikuasai oleh kaum komunis.
Alhamdulillah
bangsa Indonesia selamat atas berkat
rahmat dari Allah.
Al-Quran surah Al-A’raf (surah
ke-5) ayat 11.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ هَمَّ قَوْمٌ أَنْ يَبْسُطُوا
إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ وَعَلَى
اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Hai
orang-orang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya)
kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu
(untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan
bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah saja orang-orang mukmin harus
bertawakal.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan,
1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai
Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment