USTAZ
FELIX SIAUW TAK KEBERATAN DISEBUT RADIKAL
Aku
Nggak Papa
(Dikatakan
RADIKAL)
Aku tak
marah dibilang radikal.
Aku
hanya kasihan.
Tiap
hari.
Mereka
itu harus memelihara kebencian.
Tanpa alasan.
Dalam
hati mereka.
Agar
tuduhan itu.
Tetap
hidup.
Aku tak
dendam.
Dibilang
intoleran.
Aku
hanya kasihan.
Anak
cucu mereka harus tahu.
Bahwa
mereka itu.
Tak
bisa menerima perbedaan pandangan.
Aku tak
apa apa dituduh:
1. Anti-Pancasila.
2. Anti-NKRI.
3. Mengkafirkan orang.
4. Mentaghutkan pemerintah.
Aku
hanya kasihan.
Bagaimana
kelak.
Mereka
itu.
Di hari
perhitungan.
Oke,
aku sedih.
Aku
terluka.
Aku
manusia biasa.
Sering
aku ingin berhenti saja.
Biar
mereka itu senang.
Biar
mereka ambil.
Semua
ladang dakwah.
Kalau
mereka mau.
Tapi
aku.
Juga
tak bisa mencintai.
Dalam
diam.
Aku
cinta agama ini.
Dan
aku tak bisa berhenti.
Menyampaikan
keindahan tentangnya.
Bagaimana
agama ini mengubahku.
Karenanya.
Saat
mereka menghujat.
Aku
lebih memilih diam.
Sebab
aku khawatir.
Kata-kata
yang keluar dari lisanku.
Jadi
doa buruk buat mereka.
Aku
tak ingin keburukan.
Pada
siapa pun.
Aku
lebih memilih.
Mengadu
kepada Allah.
Dan
kadang-kadang kepadamu.
Mereka
yang tersembunyi.
Dari
manusia.
Sebab
doa-doa mereka.
Yang
membuatku tetap kuat.
Itulah
keluarga.
Seberapa
pun jahatnya.
Mereka
itu tetap kakak-kakak kita.
Seperti
kisah Nabi Yusuf.
Yang
difitnah.
Dituduh.
Sebab
iri hati.
Oleh
saudaranya yang lain.
Itulah
keluarga.
Dan
satu saat.
Ketika
Allah kembalikan mereka pada kita.
Seperti
saudara Nabi Yusuf padanya.
Begitu
pun kita.
Kita
harus siap.
Dengan
senyum dan ampunan
Oleh:
Ustaz Felix Siauw
0 comments:
Post a Comment