Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Sunday, January 1, 2023

16046. TAHAP LARANGAN RIBA DI ALQURAN

 

TAHAP LARANGAN RIBA DI ALQURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Kata “riba”.

Artinya “kelebihan”.

 

Pada arti “kelebihan”.

Logika kaum musyrik cukup beralasan.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 275.

 Tuhan menghalalkan jual beli.

Dan mengharamkan riba.

 

     الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

 

 Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak bisa berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian, sebab mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli  sama dengan riba, padahal Allah  menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

 

Haram halalnya sesuatu.

Pasti ada “suatu hal”.

Penyebab haramnya.

 

Ditemukan kata “riba”.

Terulang 8 kali.

 

Dalam 4 surah.

Yaitu:

 

1)                Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 275, 276, 278, 279 dan 280.

 

2)                Ali Imran (surah ke-3) ayat 130.

 

3)                An-Nisa (surah ke-4) ayat 161.

4)                Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.

 

Surah ke-1, 2, dan 3 Madaniyah.

Turun di Madinah.

 

Setelah Rasulullah hijrah.

Dari Mekah ke Madinah.

 

Surah ke-4 surah Makkiyah.

Turun di Mekah.

 

Rasulullah masih di Mekah.

Belum hijrah ke Madinah.

 

Urutan kronologis ayat riba:

 

1)        Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.

 

2)        Ali Imran (surah ke-3) ayat 130.

Jelas melarang riba berlipat ganda.

  

3)        An-Nisa (surah ke-4) ayat 161.

Kecaman pada kaum Yahudi.

Yang makan riba.

 

4) Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 275, 276, 278, 279 dan 280.

 

Ayat riba ke-1.

Surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.

 

     وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ ۖ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ

 

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).

 

Ayat riba ke-2.

 

Ali Imran (surah ke-3) ayat 130.

Melarang riba berlipat ganda.

 

     يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ۖ وَاتَّقُوا

 

 اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah agar kamu mendapat keberuntungan.

 

Ayat riba ke-3.

 

An-Nisa’(surah ke-4) ayat 161.

Kecaman pada kaum Yahudi.

Yang makan riba.

 

     وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

 

Dan sebab mereka makan riba, padahal sesungguhnya mereka dilarang darinya, dan karena mereka makan harta orang dengan jalan batil. Kami menyediakan untuk orang kafir di antara mereka siksa yang pedih.

 

Ayat riba ke-4.

Surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 275, 276, 278, 279 dan 280.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 275.

 

   الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

 

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian, sebab mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli  sama dengan riba, padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

 

  Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 276.

 

     يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ

  

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai tiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 278.

 

     يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

 

Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 279.

 

     فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ

 

Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahui, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

 

 Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 280.

 

     وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

 

Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka beri tangguh sampai dia lapang. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

 

Tahap haramnya riba.

Mirip haramnya minuman keras.

 

Tahap ke-1:

Sekadar tampilkan unsur negatif minuman keras.

 

Unsur negatif riba.

Surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.

 

Tahap ke-2:

lsyarat haramnya minuman keras.

 

Isyarat haramnya riba.

Surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 161.

 

Tahap ke-3.

Jelas haramnya minuman keras.

 

Secara jelas haramnya riba.

Surah Ali Imran (surah ke-3)  ayat 130.

 

Tahap ke-4:

Haramnya minuman keras total.

Dalam berbagai bentuknya.

 

Haramnya riba total.

Surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 278.

 

Para ulama soal riba.

Hanya bahas ayat pertama dan terakhir.

Dan ayat lainnya.

Tahap pertengahan.

 

Hal ini.

Tak banyak pengaruh.

Arti riba diharamkan Al-Quran.

 

 Surah Al-Nisa' (surah ke-4) ayat 161.

 Kecaman pada kaum Yahudi.

Yang melakukan riba.

 

Surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 130.

Larangan tegas.

 

Agar tak kerjakan riba.

 “adh’afan mudha’afah”

 (berlipat ganda).

 Sebagian ulama berpendapat.

 Ar-Rum (surah ke-30) ayat 39.

Ayat awal bahas riba.

 

Tapi tak bahas haramnya riba.

Sehingga  disebut riba halal atau mubah.

 

Para sahabat.

Ada yang tafsirkan riba.

 

Dalam ayat itu.

Sebagai “hadiah”.

Mengharapkan imbalan berlebih.

 

Sebagian ulama lain.

Bahas beda tulisan.

Dalam mushaf Al-Quran.

1)        Kata “riba”.

Pada surah Ar-Rum.

Tanpa huruf Arab “wau”.

 

2)        Surah lainnya.

Pakai huruf Arab “wau”.

 

Para ulama berpendapat.

Ayat riba bisa dipahami.

 

Lewat 3 kata kuncinya.

Yitu:

 

1)        “Adh’afan mudha’afah”

(berlipat ganda).

   أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ۖ

 

2)        “Maa baqiya minar ribaa”

(tinggalkan sisa riba).

 

     مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا

 

3)        “Falakum ru’usu amwaa likum, laa tazhlimuuna wa laa tuzhlamuun”

 

(Maka bagimu pokok hartamu.

Kamu tak menganiaya.

Dan tak dianiaya).

 

   فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ

 

Dengan kata kunci.

Bisa ditemukan jawaban riba.

Yang diharamkan Al-Quran.

 

“Apakah hal yang menjadikan kelebihan itu sehingga  hukumnya haram”.

 

 

Daftar Pustaka

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994. 

2.  Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,

5.  Tafsirq.com online.

16044. ALLAH UBAH NASIB TAPI MANUSIA HARUS USAHA

 



ALLAH UBAH NASIB TAPI MANUSIA HARUS USAHA  

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

Menit berganti jam.

Jam berganti hari.

 

Hari berganti bulan.

Bulan berganti tahun.

 

Dan tahun berganti tahun.

 

Waktu terus berlalu sampai ke anak cucu.

Demikian seterusnya.

 

 

Manusia sebagai individu.

Dan anggota masyarakat.

Dalam hari-hari yang berlalu.

Selalu mengisi lembaran.

Yang tiap tahun ditutup.

 

Kemudian membuka lembaran baru.

Pada tahun berikutnya.

 

 Lembaran itu.

Yaitu “Daftar Laporan” atau “Rapor”.

 

Sejarah hidup kita.

Yang isinya sangat terperinci.

 

Kelak disodorkan pada kita.

Sebagai individu.

Dan anggota masyarakat.

 

 Untuk dibaca.

Dan risiko tanggung jawab.

Pada hari kiamat.

 

Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 14.

 

Bahwa manusia cukup menghitung.

Terhadap dirinya sendiri.

 

      اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا

 

     Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.

 

Al-Quran surah Al-Jatsiyah (surah ke-45) ayat 28.

 

Tiap umat akan melihat buku catatan amalnya.

Sambil berlutut.

 

      وَتَرَىٰ كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً ۚ كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَىٰ إِلَىٰ كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

 

     Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.

 

 

Al-Quran buku pertama.

Menegaskan hukum.

Bukan hanya untuk individu.

 

Tapi bangsa dan masyarakat.

Juga punya hukum dan prinsip.

 

Yang tentukan runtuh dan bangkitnya.

 

 

Masyarakat terdiri atas individu-individu.

 

Manusia sebagai individu.

Punyai potensi mengarahkan masyarakat.

Dan diarahkan masyarakat.

 

Manusia sebagai individu.

Dan anggota kelompok warga.

 

Harus tanggung jawab.

Atas dirinya.

Dan masyarakatnya.

Kemudian muncul:

 

1)        Fardhu ain” (kewajiban individu).

2)        Fardhu kifayah” (kewajiban kelompok).

 

 

Allah tak mengubah.

Keadaan suatu masyarakat.

 

Sebelum mereka ubah (lebih dulu).

Sikap mental mereka sendiri.

 

 

Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 11.

 

      لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

 

     Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

 

 

Semua nabi dan rasul.

Mulai langkah mereka.

 

Dengan tanamkan kesadaran.

Dalam jiwa masyarakat.

Agar paham.

 

Bahwa semuanya berasal dari Allah.

Dan akan kembali pada Allah.

 

 

Hikmah ganti tahun.

Yaitu tiap manusia.

Dan kelompok warga.

 

Siap diri.

Agar kelak terima rapor.

Dengan hasil memuaskan.

 

 

Cara meraih nilai rapor baik.

 

1)        Sadar diri dan masyarakat.

 

Bahwa semua manusia.

Dan alam semesta.

 

Berasal dari Allah.

Dan akan kembali pada Allah.

 

2)        Sadar sifat manusia.

Dan kehormatan manusia.

 

Yaitu memanusiakan diri sendiri.

Dan berusaha meniru sifat mulia Allah.

 

Untuk diterapkan dalam hidup.

Sebagai makhluk.

 

3)        Sadar diri sendiri dan semua manusia.

 

Atas tanggung jawab sosial.

Terhadap lingkungan.

 

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 75.

 

Perintah membela orang lemah dan tertindas.

 

      وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا

 

     Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa,”Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”

 

 

Jika manusia dan masyarakat.

Mampu berjuang karena Allah.

 

Dan digerakkan niat suci.

Maka kelak mendapat bahagia abadi.

 

 

Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 71.

 

      يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ ۖ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَٰئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا

 

     (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barang siapa diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka akan membaca kitabnya, dan mereka tidak dianiaya sedikit pun.

 

Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online