Friday, October 27, 2017

415. PENA

MEMAHAMI ILMU DAN TEKNOLOGI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Ilmu dan teknologi  menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
       Kata “ilmu” (menurut KBBI V) bisa diartikan “pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu”, dan “pengetahuan atau kepandaian” (tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya)”, serta “Maha Mengetahui, sifat yang wajib bagi Allah.”
      Pandangan Al-Quran tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsipnya dari  analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad.
      Al-Quran surah Al-'Alaq, surah ke-96 ayat 1-5.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

      “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
      Kata “iqra” terambil dari akar kata yang artinya “menghimpun”, dari menghimpun  muncul aneka makna seperti “menyampaikan”, “menelaah”, “mendalami”, “meneliti”, “mengetahui ciri sesuatu”, dan “membaca teks tertulis dan tidak tertulis”.
       Wahyu  pertama tidak menjelaskan seusatu yang harus dibaca, karena Al-Quran menghendaki umatnya membaca apa pun, asalkan bacaan tersebut “Bismi  Rabbik” (Dengan nama Tuhanmu), yaitu yang bermanfaat untuk kemanusiaan.
     Kata “iqra” artinya “bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri, yang tertulis dan tidak tertulis", sehingga objek  perintah “iqra”  adalah mencakup segala sesuatu.
      Pengulangan perintah “iqra” (membaca) dalam wahyu pertama, bukan sekadar   menunjukkan bahwa kecakapan membaca akan diperoleh dengan mengulang-ulang   bacaan sampai mencapai batas maksimal kemampuan.
     Tetapi, untuk mengisyaratkan bahwa mengulang-ulang bacaan “Bismi Rabbik” (Demi Allah) akan menghasilkan pengetahuan dan wawasan baru, meskipun yang  dibaca masih sama, itulah pesan yang dikandung dalam “Iqra' wa rabbukal akram” (Bacalah dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah).
      Wahyu pertama Al-Quran mengisyaratkan terdapat dua cara perolehan pengembangan ilmu, yaitu Allah mengajarkan dengan pena yang telah diketahui  manusia lain sebelumnya, dan mengajarkan manusia tanpa pena yang belum diketahuinya.
     Cara pertama adalah mengajar dengan alat atau atas dasar usaha manusia, serta cara kedua adalah mengajar tanpa alat dan tanpa usaha manusia, meskipun caranya   berbeda, tetapi keduanya berasal dari satu sumber, yaitu Allah Yang Maha Kuasa.
      Para ulama menjelaskan bahwa setiap  pengetahuan  memiliki  subjek  dan  objek tertentu, dan secara umum subjek dituntut peranannya untuk memahami objek, tetapi pengalaman ilmiah menunjukkan bahwa objek terkadang memperkenalkan dirinya kepada subjek, tanpa usaha si subjek.
      Misalnya, komet Halley yang memasuki cakrawala hanya sebentar setiap 76  tahun, dan dalam kasus  ini, meskipun para astronom menyiapkan diri dengan peralatan mutakhirnya untuk mengamati dan  mengenalnya, tetapi yang lebih  berperan  adalah kehadiran komet itu dalam memperkenalkan dirinya.
      Oleh karena itu, munculnya wahyu, ilham,  intuisi, firasat, dan semacamnya  yang diperoleh oleh manusia yang siap dan suci jiwanya, atau yang biasanya diduga sebagai “kebetulan” yang dialami oleh para ilmuwan yang tekun, semuanya adalah bentuk pengajaran Allah yang dapat dianalogikan dengan kasus komet Halley di atas, dan itulah yang dimaksudkan pengajaran “tanpa qalam” yang ditegaskan dalam wahyu  pertama Al-Quran tersebut.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment