Wednesday, November 22, 2017

509. TAUHID

KALIMAT TAUHID DAN PERDAMAIAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

    Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang pengaruh kalimat tauhid terhadap perdamaian?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Para ulama berpendapat bahwa apabila kita ingin melukiskan ajaran Islam dalam satu kata, maka kata itu adalah “tauhid” (mengakui keesaan Allah).
      Tauhid (keesaan Tuhan) adalah suatu prinsip lengkap yang menembus seluruh dimensi dan mengatur seluruh aktivitas makhluk, karena dari tauhid lahir berbagai ajaran kesatuan yang mengitari prinsip tersebut, misalnya kesatuan alam semesta,  kehidupan, agama, ilmu, kebenaran, umat, kepribadian manusia, dan lainnya, kemudian dari masing-masing tersebut muncul pula tuntunan, dan semua beredar pada prinsip tauhid.
     Misalnya, “perdamaian” adalah salah satu tuntunan agama yang terpenting, kemudian muncul pandangan Islam tentang kesatuan alam semesta, yaitu sejak dari komponen yang paling kecil sampai dengan wujud yang paling raksasa adalah satu kesatuan.
      Semua benda yang tidak bernyawa, pepohonan, tumbuhan yang layu dan yang segar, binatang melata, manusia, bahkan malaikat semuanya berada dalam kesatuan, artinya semuanya diatur dan mengarah ke satu tujuan, yakni kepada hakikat tauhid.
     Alam semesta dengan segala isinya, bergerak atas dasar satu sistem yang ditetapkan oleh Allah, dan manusia yang beragam ini berasal dari satu nenek moyang yaitu Nabi Adam.
     Semua makhluk hidup memerlukan suatu kebutuhan pokok yang sama, dan dari bahan yang satu ini makhluk hidup dapat melanjutkan hidupnya, yaitu kebutuhan air.
      Al-Quran surah Al-Anbiya, surah ke-21 ayat 30.

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
    
     “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?”
       Dalam kesatuannya, seluruh makhluk harus bekerja sama, dan perdamaian memperoleh pijakan sehingga menjadi keharusan, serta peperangan tidak dibenarkan, selain untuk meraih perdamaian atau dalam bahasa Islam disebut sebagai “Li ila kalimatillah” (untuk meninggikan kalimat Allah).
     Sehingga tidak dibenarkan peperangan atas dorongan ambisi, fanatisme, ras, dan tidak pula untuk kepentingan satu bangsa dengan menindas bangsa yang lain, apabila terpaksa peperangan harus terjadi, maka harus dilakukan dengan ksatria.
     Misalnya, dilarang menebang pepohonan, lingkungan jangan dirusak, anak-anak, orang tua dan wanita harus dihormati, apabila musuh mengajak berdamai, maka ajakan itu harus disambut, kemudian berserah  diri kepada Allah.
      Al-Quran surah Al-Anfal, surah ke-8 ayat 61-62.

۞ وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ ۚ هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ

      “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dia yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin”.
     Ajaran Islam mendambakan perdamaian untuk seluruh dunia, hal ini bermula dan kedamaian jiwa setiap pribadi yang kemudian meningkat kepada kedamaian dalam keluarga kecil, masyarakat, dan bangsa hingga seluruh bangsa di dunia.
      Perdamaian diharapkan terus meningkat sampai terwujudnya kedamaian dengan seluruh makhluk yang berpuncak dengan kedamaian di negeri yang kekal atas anugerah Allah Yang Maha Esa.
      Nabi mengajarkan berdoa setiap selesai melakukan salat, “Ya Allah, Engkau Yang Maha Damai, kedamaian bersumber dari Allah, dan akan kembali kepada Engkau,  Hidupkan kami dengan penuh kedamaian dan masukkan kami kelak di surga yang penuh kedamaian. Engkau adalah penjaga kami. Pemilik segala keagungan dan kemurahan”.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment