Wednesday, July 1, 2020

4797. MENDIKBUD BUKAN BIDANGNYA


MENDIKBUD BUKAN BIDANGNYA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Merdeka.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dinilai masih memiliki rapor merah selama menjabat beberapa tahun ini.
2.    Hal ini disampaikan mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, prof Azyumardi Azra.
3.    Ia menegaskan, Nadiem terlalu sering di Singapura disbanding di Jakarta.
4.    "Kalau ngomong sering campur aduk bahasa Inggris dan Indonesia.
5.    Kinerja Kemdikbud belum ada tanda perbaikan.
6.    Kondisi pendidikan di masa pandemi ini kita lihat Nadiem tidak mau mengurusi pendidikan secara serius, katanya (1/7).
7.    "Tidak ada stimulus bagi pendidikan sejak tingkat dasar sampai menengah.
8.    Padahal kita tahu pendidikan mengalami krisis.
9.    Dan di masa pandemi ini pada dasarnya tidak jalan," tambahnya.
10. Azra menilai, tidak ada dana stimulus pendidikan dari menengah sampai pendidikan tinggi.
11. Untuk tingkat pendidikan tinggi lebih payah lagi tidak ada dana afirmasi untuk pendidikan tinggi.
12. "Jadi tidak ada harapan pendidikan kita ini bisa bangkit.
13. Untuk tingkat dikdas sampai menengah tidak ada bantuan itu, hanya BOS.
14. BOS ini hanya ditambah judul baru saja.
15. Kemudian PJJ tidak terlalu berhasil.
16. Kita susah berharap," ujar Azra.
17. "Banyak mahasiswa terpapar saat ini.
18. Ketika mahasiswa menuntut UKT diturunkan, pemerintah menolak.
19. Ujungnya terserah rektor.
20. Sekarang di UGM 40 persen pendapatan UGM hilang.
21. Bayangkan Perguruan Tinggi begini mau masuk PT besar dunia.
22. Riset penelitian dipotong, pengabdian masyarakat dipotong.
23. Saya sedih melihat masa pendidikan kita, terutama masa pandemi ini," bebernya.
24. Mantan boss Gojek itu tidak ada usaha pemberdayaan.
25. Azra menilai, Nadiem masih memiliki rapor merah.
26. "Nadiem belum berhasil, rapornya masih merah.
27. Sama dengan beberapa menteri lain, kebanyakan angin surga.
28. Saya percaya kita berdiri di kaki kita sendiri.
29. Sekarang ini banyak trik dan gimik.
30. Secara substantif rapornya merah,” pungkasnya.
31. IBTimes.ID – Prof. Azyumardi Azra mengatakan ketika Presiden Jokowi marah, seharusnya ia marah kepada dirinya sendiri.
32. Karena banyak menteri yang ia angkat tidak memiliki performa baik.
33. Diantaranya menteri tidak cocok dengan bidangnya.
34. Hanya diangkat untuk kepentingan akomodasi politik.
35. Banyak menteri tidak memiliki pengalaman dalam bidangnya.
36. Azra menyebut mendikbud tidak memiliki pengalaman dalam bidang pendidikan.
37. Pengalamannya adalah menjadi CEO Go-Jek termasuk startup unicorn.
38. Setelah 100 hari menjabat belum ada tanda perbaikan kinerja dalam Kemendikbud.
39. Kemendikbud tidak mengurus pendidikan serius, terutama selama pandemi.
40. Ada stimulus dan bantuan untuk pedagang kecil, UMKM, dan lain-lain.
41. Tapi tidak ada stimulus dunia pendidikan.
42. Pendidikan di Indonesia, selama pandemic tidak berjalan efektif.
43. Hanya berjalan di beberapa tempat.
44.  “Jadi tidak ada dana stimulus pendidikan.
45. Mulai dari SD sampai perguruan tinggi. Yang ada hanya BOS.
46. Kemudian di klaim dan di tambah dengan judul-judul baru seperti BOS afirmasi dan BOS kinerja.
47. Kita tidak bisa berharap kedepan pendidikan kita bisa bangkit,” ujarnya.
48. Menurut Azra, di daerah banyak belum terjangkau internet dan tidak memiliki ponsel.
49. Ia menghimbau lembaga filantropi bergotong-royong membelikan ponsel kepada siswa-siswi yang belum punya, karena tidak ada bantuan dari pemerintah.
50. Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah menyebut karena tidak ada bantuan, guru terpaksa keliling ke rumah siswa-siswi setiap hari.
51. Banyak peserta didik merasa bosan selama di rumah.
52. Jika belajar di rumah dilanjutkan sampai akhir tahun, ia menilai tidak efektif.
53. Sedangkan untuk tingkat pendidikan tinggi, menurut Azra juga tidak ada dana stimulus.
54. Hal ini mengakibatkan banyak mahasiswa terkapar.
55.  “Di Jakarta, mahasiswa banyak tidak bisa pulang, bahkan dari mancanegara  banyak.
56. Mereka terkapar karena masalah ekonomi.
57. Untungnya ada organisasi filantropi yang menyediakan makanan, terutama ketika Ramadan.
58. Tidak ada bantuan dari pemerintah satu sen pun.
59. Tidak ada,” jelasnya.
60. Pemerintah pusat tidak mau membantu, termasuk dalam hal penurunan UKT mahasiswa.
61. Ia meragukan Perguruan Tinggi di Indonesia akan masuk 100 besar dunia jika keadaannya seperti ini.
62. Pada saat sama, gaji dosen dan professor dipotong, dan tunjangannya dipotong.
63. Dana riset, penelitian, dan pengabdian masyarakat dipotong.
64. Ia mengaku sedih melihat masa depan pendidikan di Indonesia.
65. “Justru yang lebih bergerak banyak adalah perguruan tinggi swasta yang besar seperti Muhammadiyah.
66. PTM mengeluarkan dana hingga 90 Miliar untuk mitigasi pandemi.
67. Kalau mahasiswa negeri yang kecil justru hampir gulung tikar karena tidak ada pemasukan,” lanjutnya.
68. Ia juga mengomentari perihal merdeka belajar.
69. Merdeka belajar hanya sekedar jargon tidak jelas arahnya.
70. Guru dan dosen diperlakukan kurang baik.
71. Gaji guru dan dosen selalu terlambat.
72. Dalam Islam ada hadits memerintahkan memberi gaji sebelum keringatnya kering.
73.  “Pendidikan kita terlalu terbelenggu.
74. Pendidikan menjadi penindasan terhadap mahasiswa dan dosen.
75. Merdeka belajar ini penting.
76. Tapi sayangnya konsep mendikbud belum jelas.
77. Saran saya, kurikulum kita harus turun mesin, diganti baru.
78. Sikap guru dan dosen harus di ubah.
79. Filsafat pendidikan kita masih tabula rasa.
80. Seolah-olah peserta didik seperti kertas putih yang bisa dijejali apa saja,” tutupnya.

(Sumber: Internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment