Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Monday, June 11, 2018

878. CARA


CARA MEMBACA AL-QURAN
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

        Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salah satu cara membaca Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Tertib urutan surat dan ayat dalam mushaf Al-Quran yang kita baca sekarang ini adalah hasil susunan Nabi Muhammad berdasarkan bimbingan dari Allah.
      Sekarang ini, umat Islam membaca mushaf A-Quran mulai surah ke-1 (surah Al-Fatihah) sampai surah ke-114 (surah An-Nas).
      Umat Islam membaca Al-Quran seperti membaca sebuah pembahasan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya, yaitu ada orang yang membacanya dengan pendekatan tematik (berkenaan dengan suatu tema tertentu), ada pula yang membacanya sesuai dengan urutan kronologis turunnya.
           Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 121.
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

      “Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka orang-orang yang rugi”.
     Secara keseluruhan, Al-Quran adalah sebuah ilmu atau sebentuk ilmu yang mengandung nilai ilmiah yang telah, masih, dan akan dapat terus dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Sekarang ini, banyak orang sudah menemukan pembuktian kebenaran Al-Quran lewat berbagai disiplin bidang keilmuan.
     Sekarang kita dapat membaca banyak buku tentang kebenaran Al-Quran di internet, misalnya, tulisan Harun Yahya, Zakir Naik, Maurice Bucaille, dan banyak lainnya.
      Nilai keilmuan dalam Al-Quran mencakup bidang sains dan filsafat, karena Al-Quran mengajarkan cara pandang terhadap dunia, konsep kebudayaan atau peradaban, sampai konsep kepribadian atau akhlak.
      Tujuan utama pengajaran Al-Quran adalah yang bersinggungan dengan konsep filsafat kebudayaan, peradaban, kepribadian, dan akhlak. Sedangkan yang bersinggungan dengan sains dan teknologi hanya ibarat sampiran dalam pantun yang berfungsi menguatkan pesan inti yang hendak disampaikan.
      Dalam segi teknik atau cara, atau tepatnya seni penguraian pesan, Al-Quran mempunyai cara atau gaya yang berbeda dari buku ilmiah karangan manusia. Oleh karena itu, orang yang terbiasa membaca buku ilmiah karangan manusia, pada umumnya merasa heran melihat susunan mushaf dan gaya bahasa Al-Quran.
      Dalam segi gaya bahasa atau “uslub-nya”, bahasa Al-Quran itu sangat kental warna sastranya, sangat kentara unsur puisinya, sangat jelas konsistensinya dalam menonjolkan ciri sajak persamaan atau persesuaian bunyi pada setiap akhir kalimat dan ayat.
     Dalam segi ini yang paling sulit dimunculkan dalam terjemahan, sehingga usaha HB Yassin untuk membuat terjemahan Al-Quran yang puitis, dapat dikatakan gagal atau tidak berhasil.
       Sebagai ilmu, Al-Quran dirancang untuk menjadi pedoman hidup manusia, maka selain ada nilai sains dan filosofis, Al-Quran jelas mengandung ajaran hidup yang praktis.
      Kepraktisan Al-Quran dibuktikan dengan cara pengajarannya yang dilakukan secara cicilan dan berangsur-angsur. Hal itu adalah keistimewaan Al-Quran untuk memenuhi kebutuhan pragmatis dakwah Nabi Muhammad dan para pendukung awalnya.
      Al-Quran sebagai sebuah ilmu peradaban yang masuk ke dalam dimensi sejarah, berhadapan dengan gejolak psikologis Nabi Muhammad dan para pengikut awalnya, ditampilkan dalam situasi sosial dan politik sebagai alternatif solusi dari kemelut.
      Pengajaran Al-Quran dilakukan selama 23 tahun, banyak orang kurang peduli bahwa dalam jangka waktu 23 tahun, seiring dengan pengajaran Al-Quran mengalir sebuah proses dakwah yang berdampak  lokal sampai internasional.
      Dari proses pengajaran dan dakwah Al-Quran, maka lahir sebuah agama dunia yang baru yaitu agama Islam.
      Setelah Al-Quran selesai diajarkan dan diterapkan secara pragmatis untuk memenuhi kebutuhan zaman dengan segala situasi dan kondisinya, lalu Al-Quran  disusun menjadi sebuah buku. Penyusunan Al-Quran menjadi sebuah buku seperti yang kita dapati sekarang adalah penegasan bahwa Al-Quran secara keseluruhan adalah sebuah ilmu.
      Sebuah ilmu disusun, dituturkan dan dituliskan berdasarkan tertib atau susunan rangkaian tertentu, yang dimulai dengan Pembukaan, disusul Uraian, dan ditutup dengan suatu kesimpulan.
     Al-Quran dibukukan dengan surat Al-Fatihah yang artinya “pembuka” diletakkan dalam urutan pertama, setelah itu diletakkan beberapa surat panjang sebagai uraian dan diakhiri dengan beberapa surat pendek sebagai kesimpulan, sebagai susunan buku atau mushaf Al-Quran  yang memenuhi persyaratan ilmiah.
      Susunan topik Al-Quran yang “melompat-lompat dan kacau” terkandung rahasia tertentu yang menunjukkan bahwa Al-Quran memang istimewa yang berbeda dengan buku karangan manusia.
    Al-Quran dianugerahkan Allah sebagai teman hidup para umat Islam sepanjang zaman dan umat Islam  akan selalu membacanya berulang-ulang seumur hidupnya. Semakin sering membacanya dan semakin akrab dengan A-Quran, maka semakin mengetahui dan memahami seluk-beluknya.
      Cara membaca Al-Quran adalah berikut ini.
      Ke-1, Apabila yang dimaksudkan membaca Al-Quran sebagai ilmu, maka perlakukan Al-Quran sebagai ilmu yang di dalamnya terdapat: pendahuluan, uraian, dan kesimpulan.
      Ke-2, Al-Quran dalam rincian per surat mempunyai susunan yang sama yaitu terdapat ayat yang merupakan pendahuluan yang berisi gagasan inti, uraian, dan kesimpulan.
      Ke-3, Mengacu pada surah Al-Muzzammil (surah ke-73), maka membaca Al-Quran boleh dilakukan mulai dari hal yang paling mudah, sampai yang sulit menurut penilaian pembaca.
      Ke-4, Terdapat dalil yang mengatakan bahwa sebagian ayat dan surah Al-Quran dengan bagian yang lain saling dapat menafsirkan.
      Dalil ini memang benar, dalam arti banyak istilah dalam Al-Quran yang dijelaskan oleh Al-Quran sendiri. Misalnya istilah “al-muttaqin” dijelaskan dalam rangkaian ayat dalam surat Al-Baqarah, ada pula istilah yang penjelasannya ditemukan secara terpisah dalam surah lain.
     Ke-5, Membaca Al-Quran secara tematik (menurut tema tertentu) sangat bagus untuk mencari penjelasan Al-Quran tentang tema tertentu.
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

877. MUDIK




MUDIK LEBARAN,
MENGHIMPUN YANG TERSERAK
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


     Mudik (menurut KBBI V) adalah “(berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman)”, atau “pulang ke kampung halaman”. Mudik bersama adalah “mudik yang dilakukan secara bersama-sama”.
     Di Indonesia, mudik adalah kegiatan pulang ke kampung halaman yang dilakukan setiap tahun, biasanya dilaksanakan seminggu sebelum hari raya Idul Fitri, sehingga mendekati hari raya Idul Fitri arus mudik amat besar karena banyak penduduk kota pulang ke desanya dan kembali ke kampung halamannya.
     Orang-orang saling bersilaturahmi untuk menyambung tali persaudaraan, berlibur, dan bernostalgia mengenang masa lampau mereka, meskipun terdapat sebagian orang yang ingin memamerkan keberhasilan dan menunjukkan hasil  kesuksesan yang telah diraih di kota.
     Mudik yang terkait dengan silaturahmi adalah ajaran yang dianjurkan oleh agama Islam, karena “silaturahmi” berasal dari kata “shilat” dan “rahim”. “Shilat” artinya “menyambung dan menghimpun”, sedangkan kata “rahim” artinya “kasih sayang, peranakan, atau kandungan”, karena anak yang dikandung memperoleh curahan kasih sayang.
      Hubungan yang renggang bahkan terputus antara orang-orang yang berada di kota dengan orang-orang di kampung halaman, karena aneka faktor dan disebabkan berbagai alasan, diharapkan akan tersambung dengan silaturahmi.
     Menyambung tali yang putus adalah hakikat silaturahmi. Nabi Bersabda, “Bukan silaturahmi namanya, orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang dinamakan silaturahmi adalah menyambung yang putus.”
     “Minal Aidzin” artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali”. Yang dimaksud “kembali” adalah “kembali kepada fitrah, asal kejadian, kesucian, atau agama yang benar.”
     “Al-faizin” bermakna “keberuntungan”, kata “fawz” bermakna “pengampunan dan keridaan Tuhan serta kebahagiaan surga.”  “Wal faidzin” berarti “semoga kita termasuk orang yang memperoleh ampunan dan rida Allah.
      “Minal aizin wal faidzin aidzin” artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali menjadi suci, memperoleh ampunan dan rida Allah, sehingga kita mendapatkan kenikmatan surga.”
       Dalam kegiatan mudik lebaran, orang-orang akan berjumpa dengan keluarga dan bersalaman dengan handai taulan, bertemu teman dan kenalan lainnya, biasanya disertai ucapan “mohon maaf lahir batin”.
     Kata ”maaf” berasal dari kata “afwu” yang artinya “kelebihan”. Kelebihan atau kekurangan adalah sesuatu yang tidak normal, sehingga orang yang telah berbuat kesalahan berarti mempunyai kelebihan yang tidak wajar dan orang yang menyimpan kesalahan orang lain mempunyai kelebihan  tidak normal.
     Semua orang yang memunyai kelebihan atau kekurangan adalah orang-orang yang tidak normal, sebaiknya mereka bertemu untuk saling memaafkan agar hubungan menjadi normal kembali. 
      Menurut ajaran Islam, saling memaafkan tidak perlu menunggu hari raya Idul Fitri, tetapi lebih cepat lebih baik, karena manusia tidak mengetahui berapa panjang umurnya dan mudik lebaran adalah kesempatan yang amat baik untuk menghimpun sanak saudara yang terserak.
     Ucapan “taqabbalallahu minna waminkum” artinya “semoga Allah menerima amal ibadah kami dan ibadah kalian semua”. Saling mendoakan tentang kebaikan adalah ajaran Islam yang sangat indah dan mulia.
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 133-134.

۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

      “Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
5.    Tafsirq.com online

877. MUDIK


MUDIK LEBARAN,
MENGHIMPUN YANG TERSERAK
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


     Mudik (menurut KBBI V) adalah “(berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman)”, atau “pulang ke kampung halaman”. Mudik bersama adalah “mudik yang dilakukan secara bersama-sama”.
     Di Indonesia, mudik adalah kegiatan pulang ke kampung halaman yang dilakukan setiap tahun, biasanya dilaksanakan seminggu sebelum hari raya Idul Fitri, sehingga mendekati hari raya Idul Fitri arus mudik amat besar karena banyak penduduk kota pulang ke desanya dan kembali ke kampung halamannya.
     Orang-orang saling bersilaturahmi untuk menyambung tali persaudaraan, berlibur, dan bernostalgia mengenang masa lampau mereka, meskipun terdapat sebagian orang yang ingin memamerkan keberhasilan dan menunjukkan hasil  kesuksesan yang telah diraih di kota.
     Mudik yang terkait dengan silaturahmi adalah ajaran yang dianjurkan oleh agama Islam, karena “silaturahmi” berasal dari kata “shilat” dan “rahim”. “Shilat” artinya “menyambung dan menghimpun”, sedangkan kata “rahim” artinya “kasih sayang, peranakan, atau kandungan”, karena anak yang dikandung memperoleh curahan kasih sayang.
      Hubungan yang renggang bahkan terputus antara orang-orang yang berada di kota dengan orang-orang di kampung halaman, karena aneka faktor dan disebabkan berbagai alasan, diharapkan akan tersambung dengan silaturahmi.
     Menyambung tali yang putus adalah hakikat silaturahmi. Nabi Bersabda, “Bukan silaturahmi namanya, orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang dinamakan silaturahmi adalah menyambung yang putus.”
     “Minal Aidzin” artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali”. Yang dimaksud “kembali” adalah “kembali kepada fitrah, asal kejadian, kesucian, atau agama yang benar.”
     “Al-faizin” bermakna “keberuntungan”, kata “fawz” bermakna “pengampunan dan keridaan Tuhan serta kebahagiaan surga.”  “Wal faidzin” berarti “semoga kita termasuk orang yang memperoleh ampunan dan rida Allah.
      “Minal aizin wal faidzin aidzin” artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali menjadi suci, memperoleh ampunan dan rida Allah, sehingga kita mendapatkan kenikmatan surga.”
       Dalam kegiatan mudik lebaran, orang-orang akan berjumpa dengan keluarga dan bersalaman dengan handai taulan, bertemu teman dan kenalan lainnya, biasanya disertai ucapan “mohon maaf lahir batin”.
     Kata ”maaf” berasal dari kata “afwu” yang artinya “kelebihan”. Kelebihan atau kekurangan adalah sesuatu yang tidak normal, sehingga orang yang telah berbuat kesalahan berarti mempunyai kelebihan yang tidak wajar dan orang yang menyimpan kesalahan orang lain mempunyai kelebihan  tidak normal.
     Semua orang yang memunyai kelebihan atau kekurangan adalah orang-orang yang tidak normal, sebaiknya mereka bertemu untuk saling memaafkan agar hubungan menjadi normal kembali. 
      Menurut ajaran Islam, saling memaafkan tidak perlu menunggu hari raya Idul Fitri, tetapi lebih cepat lebih baik, karena manusia tidak mengetahui berapa panjang umurnya dan mudik lebaran adalah kesempatan yang amat baik untuk menghimpun sanak saudara yang terserak.
     Ucapan “taqabbalallahu minna waminkum” artinya “semoga Allah menerima amal ibadah kami dan ibadah kalian semua”. Saling mendoakan tentang kebaikan adalah ajaran Islam yang sangat indah dan mulia.
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 133-134.

۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

      “Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
5.    Tafsirq.com online

877. MUDIK


MUDIK LEBARAN,
MENGHIMPUN YANG TERSERAK
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


     Mudik (menurut KBBI V) adalah “(berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman)”, atau “pulang ke kampung halaman”. Mudik bersama adalah “mudik yang dilakukan secara bersama-sama”.
     Di Indonesia, mudik adalah kegiatan pulang ke kampung halaman yang dilakukan setiap tahun, biasanya dilaksanakan seminggu sebelum hari raya Idul Fitri, sehingga mendekati hari raya Idul Fitri arus mudik amat besar karena banyak penduduk kota pulang ke desanya dan kembali ke kampung halamannya.
     Orang-orang saling bersilaturahmi untuk menyambung tali persaudaraan, berlibur, dan bernostalgia mengenang masa lampau mereka, meskipun terdapat sebagian orang yang ingin memamerkan keberhasilan dan menunjukkan hasil  kesuksesan yang telah diraih di kota.
     Mudik yang terkait dengan silaturahmi adalah ajaran yang dianjurkan oleh agama Islam, karena “silaturahmi” berasal dari kata “shilat” dan “rahim”. “Shilat” artinya “menyambung dan menghimpun”, sedangkan kata “rahim” artinya “kasih sayang, peranakan, atau kandungan”, karena anak yang dikandung memperoleh curahan kasih sayang.
      Hubungan yang renggang bahkan terputus antara orang-orang yang berada di kota dengan orang-orang di kampung halaman, karena aneka faktor dan disebabkan berbagai alasan, diharapkan akan tersambung dengan silaturahmi.
     Menyambung tali yang putus adalah hakikat silaturahmi. Nabi Bersabda, “Bukan silaturahmi namanya, orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang dinamakan silaturahmi adalah menyambung yang putus.”
     “Minal Aidzin” artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali”. Yang dimaksud “kembali” adalah “kembali kepada fitrah, asal kejadian, kesucian, atau agama yang benar.”
     “Al-faizin” bermakna “keberuntungan”, kata “fawz” bermakna “pengampunan dan keridaan Tuhan serta kebahagiaan surga.”  “Wal faidzin” berarti “semoga kita termasuk orang yang memperoleh ampunan dan rida Allah.
      “Minal aizin wal faidzin aidzin” artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali menjadi suci, memperoleh ampunan dan rida Allah, sehingga kita mendapatkan kenikmatan surga.”
       Dalam kegiatan mudik lebaran, orang-orang akan berjumpa dengan keluarga dan bersalaman dengan handai taulan, bertemu teman dan kenalan lainnya, biasanya disertai ucapan “mohon maaf lahir batin”.
     Kata ”maaf” berasal dari kata “afwu” yang artinya “kelebihan”. Kelebihan atau kekurangan adalah sesuatu yang tidak normal, sehingga orang yang telah berbuat kesalahan berarti mempunyai kelebihan yang tidak wajar dan orang yang menyimpan kesalahan orang lain mempunyai kelebihan  tidak normal.
     Semua orang yang memunyai kelebihan atau kekurangan adalah orang-orang yang tidak normal, sebaiknya mereka bertemu untuk saling memaafkan agar hubungan menjadi normal kembali. 
      Menurut ajaran Islam, saling memaafkan tidak perlu menunggu hari raya Idul Fitri, tetapi lebih cepat lebih baik, karena manusia tidak mengetahui berapa panjang umurnya dan mudik lebaran adalah kesempatan yang amat baik untuk menghimpun sanak saudara yang terserak.
     Ucapan “taqabbalallahu minna waminkum” artinya “semoga Allah menerima amal ibadah kami dan ibadah kalian semua”. Saling mendoakan tentang kebaikan adalah ajaran Islam yang sangat indah dan mulia.
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 133-134.

۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

      “Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
5.    Tafsirq.com online

877. MUDIK


MUDIK LEBARAN,
MENGHIMPUN YANG TERSERAK
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


     Mudik (menurut KBBI V) adalah “(berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman)”, atau “pulang ke kampung halaman”. Mudik bersama adalah “mudik yang dilakukan secara bersama-sama”.
     Di Indonesia, mudik adalah kegiatan pulang ke kampung halaman yang dilakukan setiap tahun, biasanya dilaksanakan seminggu sebelum hari raya Idul Fitri, sehingga mendekati hari raya Idul Fitri arus mudik amat besar karena banyak penduduk kota pulang ke desanya dan kembali ke kampung halamannya.
     Orang-orang saling bersilaturahmi untuk menyambung tali persaudaraan, berlibur, dan bernostalgia mengenang masa lampau mereka, meskipun terdapat sebagian orang yang ingin memamerkan keberhasilan dan menunjukkan hasil  kesuksesan yang telah diraih di kota.
     Mudik yang terkait dengan silaturahmi adalah ajaran yang dianjurkan oleh agama Islam, karena “silaturahmi” berasal dari kata “shilat” dan “rahim”. “Shilat” artinya “menyambung dan menghimpun”, sedangkan kata “rahim” artinya “kasih sayang, peranakan, atau kandungan”, karena anak yang dikandung memperoleh curahan kasih sayang.
      Hubungan yang renggang bahkan terputus antara orang-orang yang berada di kota dengan orang-orang di kampung halaman, karena aneka faktor dan disebabkan berbagai alasan, diharapkan akan tersambung dengan silaturahmi.
     Menyambung tali yang putus adalah hakikat silaturahmi. Nabi Bersabda, “Bukan silaturahmi namanya, orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang dinamakan silaturahmi adalah menyambung yang putus.”
     “Minal Aidzin” artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali”. Yang dimaksud “kembali” adalah “kembali kepada fitrah, asal kejadian, kesucian, atau agama yang benar.”
     “Al-faizin” bermakna “keberuntungan”, kata “fawz” bermakna “pengampunan dan keridaan Tuhan serta kebahagiaan surga.”  “Wal faidzin” berarti “semoga kita termasuk orang yang memperoleh ampunan dan rida Allah.
      “Minal aizin wal faidzin aidzin” artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali menjadi suci, memperoleh ampunan dan rida Allah, sehingga kita mendapatkan kenikmatan surga.”
       Dalam kegiatan mudik lebaran, orang-orang akan berjumpa dengan keluarga dan bersalaman dengan handai taulan, bertemu teman dan kenalan lainnya, biasanya disertai ucapan “mohon maaf lahir batin”.
     Kata ”maaf” berasal dari kata “afwu” yang artinya “kelebihan”. Kelebihan atau kekurangan adalah sesuatu yang tidak normal, sehingga orang yang telah berbuat kesalahan berarti mempunyai kelebihan yang tidak wajar dan orang yang menyimpan kesalahan orang lain mempunyai kelebihan  tidak normal.
     Semua orang yang memunyai kelebihan atau kekurangan adalah orang-orang yang tidak normal, sebaiknya mereka bertemu untuk saling memaafkan agar hubungan menjadi normal kembali. 
      Menurut ajaran Islam, saling memaafkan tidak perlu menunggu hari raya Idul Fitri, tetapi lebih cepat lebih baik, karena manusia tidak mengetahui berapa panjang umurnya dan mudik lebaran adalah kesempatan yang amat baik untuk menghimpun sanak saudara yang terserak.
     Ucapan “taqabbalallahu minna waminkum” artinya “semoga Allah menerima amal ibadah kami dan ibadah kalian semua”. Saling mendoakan tentang kebaikan adalah ajaran Islam yang sangat indah dan mulia.
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 133-134.

۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

      “Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
5.    Tafsirq.com online

877. MUDIK


MUDIK LEBARAN,
MENGHIMPUN YANG TERSERAK
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


     Mudik (menurut KBBI V) adalah “(berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman)”, atau “pulang ke kampung halaman”. Mudik bersama adalah “mudik yang dilakukan secara bersama-sama”.
     Di Indonesia, mudik adalah kegiatan pulang ke kampung halaman yang dilakukan setiap tahun, biasanya dilaksanakan seminggu sebelum hari raya Idul Fitri, sehingga mendekati hari raya Idul Fitri arus mudik amat besar karena banyak penduduk kota pulang ke desanya dan kembali ke kampung halamannya.
     Orang-orang saling bersilaturahmi untuk menyambung tali persaudaraan, berlibur, dan bernostalgia mengenang masa lampau mereka, meskipun terdapat sebagian orang yang ingin memamerkan keberhasilan dan menunjukkan hasil  kesuksesan yang telah diraih di kota.
     Mudik yang terkait dengan silaturahmi adalah ajaran yang dianjurkan oleh agama Islam, karena “silaturahmi” berasal dari kata “shilat” dan “rahim”. “Shilat” artinya “menyambung dan menghimpun”, sedangkan kata “rahim” artinya “kasih sayang, peranakan, atau kandungan”, karena anak yang dikandung memperoleh curahan kasih sayang.
      Hubungan yang renggang bahkan terputus antara orang-orang yang berada di kota dengan orang-orang di kampung halaman, karena aneka faktor dan disebabkan berbagai alasan, diharapkan akan tersambung dengan silaturahmi.
     Menyambung tali yang putus adalah hakikat silaturahmi. Nabi Bersabda, “Bukan silaturahmi namanya, orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang dinamakan silaturahmi adalah menyambung yang putus.”
     “Minal Aidzin” artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali”. Yang dimaksud “kembali” adalah “kembali kepada fitrah, asal kejadian, kesucian, atau agama yang benar.”
     “Al-faizin” bermakna “keberuntungan”, kata “fawz” bermakna “pengampunan dan keridaan Tuhan serta kebahagiaan surga.”  “Wal faidzin” berarti “semoga kita termasuk orang yang memperoleh ampunan dan rida Allah.
      “Minal aizin wal faidzin aidzin” artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali menjadi suci, memperoleh ampunan dan rida Allah, sehingga kita mendapatkan kenikmatan surga.”
       Dalam kegiatan mudik lebaran, orang-orang akan berjumpa dengan keluarga dan bersalaman dengan handai taulan, bertemu teman dan kenalan lainnya, biasanya disertai ucapan “mohon maaf lahir batin”.
     Kata ”maaf” berasal dari kata “afwu” yang artinya “kelebihan”. Kelebihan atau kekurangan adalah sesuatu yang tidak normal, sehingga orang yang telah berbuat kesalahan berarti mempunyai kelebihan yang tidak wajar dan orang yang menyimpan kesalahan orang lain mempunyai kelebihan  tidak normal.
     Semua orang yang memunyai kelebihan atau kekurangan adalah orang-orang yang tidak normal, sebaiknya mereka bertemu untuk saling memaafkan agar hubungan menjadi normal kembali. 
      Menurut ajaran Islam, saling memaafkan tidak perlu menunggu hari raya Idul Fitri, tetapi lebih cepat lebih baik, karena manusia tidak mengetahui berapa panjang umurnya dan mudik lebaran adalah kesempatan yang amat baik untuk menghimpun sanak saudara yang terserak.
     Ucapan “taqabbalallahu minna waminkum” artinya “semoga Allah menerima amal ibadah kami dan ibadah kalian semua”. Saling mendoakan tentang kebaikan adalah ajaran Islam yang sangat indah dan mulia.
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 133-134.

۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

      “Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
5.    Tafsirq.com online