Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tuesday, November 3, 2020

6334. JASA ARAB KEPADA INDONESIA

 


JASA ARAB KEPADA INDONESIA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Pada 17 Agustus 1945, di halaman rumah jalan Pegangsaan Timur No 56, Jakarta.

 

Soekarno – Hatta atas nama Bangsa Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

 

Di halaman rumah siapakah proklamasi dikumandangkan?

Aktifitas menjelang kemerdekaan, bagi para tokoh pendiri republik ini Menguras banyak enerji dan pikiran.

 

Hal ini menyebabkan Soekarno (Bung Karno) sakit.

 

Soekarno terserang penyakit beri-beri dan malaria.

 

Badannya kerap menggigil, panas-dingin, dan lemas.

 

Seorang pengusaha asal Yaman, Farej Said Martak, adalah sahabat Bung Karno.

Martak memberi madu Arab, Sidr Bahiyah, dari Hadramaut, Yaman kepada Bung karno.

 

Madu Sidr Bahiyah bukan sembarang madu.

 

Khasiatnya sudah teruji sejak ratusan tahun lalu.

 

Bersifat antibiotik dan antiseptik.

 

Setelah mengkonsumsi madu Sidr, kondisi Bung Karno berangsur pulih.

Lalu, didampingi Mohammad Hatta, Bung Karno membacakan naskah Proklamasi di depan rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Menteng, Jakarta.

 

 

Tahukah Anda, rumah siapakah yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur 56 itu?

 

Rumah ini milik keluarga Farej yang dihibahkan kepada Bung Karno.

 

Di rumah ini Ibu Fatmawati menjahit Bendera Merah Putih pada malam sebelum teks proklamasi dibacakan.

 

Atas permintaan Bung Karno, pada 1962, rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56 itu dirobohkan.

 

Di atas bangunan didirikan Gedung Pola.

 

Tempat Bung Karno dan Bung Hatta berdiri saat membacakan teks Proklamasi, didirikan monumen Tugu Proklamasi.

 

Jalan Pegangsaan Timur diubah menjadi Jalan Proklamasi.

Pemerintah Indonesia secara resmi menyampaikan terima kasih kepada keluarga Martak.

 

Berupa surat pada 14 Agustus 1950 yang ditandatangani oleh Ir. Mananti Sitompoel sebagai Menteri Pekerdjaan Umum dan Perhubungan Indonesia.

 

Disebutkan juga dalam surat itu, selain rumah di jalan Pegangsaan Timur 56.

 

Keluarga Martak membeli beberapa gedung lain di Jakarta yang sangat berharga bagi kelahiran negara Republik Indonesia.

 

Siapakah Farej bin Said bin Awadh Martak?

 

Ia adalah putra ketiga dari empat bersaudara.

 

Secara berurutan, kakak-kakak Farej adalah Djusman Martak dan Muhammad Martak.

 

Adiknya bernama Ahmad Martak.

 

 

Keluarga Martak dan keluarga Badjened mendirikan N.V. Alegemeene Import-Export en Handel Martak Badjened (Marba), dan Farej menjadi Presiden Direkturnya.

 

 

Jejak Marba bisa ditelusuri di Jogyakarta berupa Hotel Garuda, dan di Semarang berupa Gedung Marba.

 

Dari Muhammad Martak, kakak dari Farej, lahirlah seorang putra bernama Yusuf Muhammad Martak.

 

Yusuf Muhammad Martak dikenal sebagai Ketua GNPF-Ulama.

 

Nama besar Marba kini dilanjutkan oleh Yusuf dengan aneka bidang usaha.

 

Mulai restoran sampai ke biro perjalanan, dan berpusat di Tebet, Jakarta Selatan.

 

Dengan alur-kisah itu, kehadiran Yusuf Muhammad Martak dalam pergerakan nasional sanagt penting.

 

Yusuf bukan tipe manusia yang memanfaatkan nama besar keluarga untuk kepentingan pribadinya.

 

Tapi ia merasa terpanggil agar terus berkontribusi kepada negara-bangsa ini.

 

Dia punya jargonn, “Apa yang bisa kami berikan untuk Republik ini”.

 

Bukan “Apa yang bisa kami ambil dari Republik ini”.

 

Ini prinsip Nasionalis-Islamis yang sedang dikembangkan oleh Yusuf Muhammad Martak

 

Kontribusi keturunan Arab tidak hanya berkait dengan rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56.

 

Tetapi juga bidang yang lain.

 

Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar.

 

Yang dikenal dengan nama H. Mutahar (5 Agustus 1916 -9 Juni 2004), penggubah lagu:

 

1)     Syukur (Januari 1945).

 

2)     Mars Hari Merdeka (1946).

 

 

3)     Dirgahayu Indonesiaku yang menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.

 

 

Muthahar aktif berkomunikasi dengan 6 bahasa asing itu adalah salah seorang keturunan Nabi Muhammad.

 

Kehadiran keluarga Martak dan Muthahar adalah fakta.

Keturunan Arab di Indonesia punya kontribusi sangat besar bagi kelahiran Republik lndonesia.

 

 

(Sumber internet)

 

6333. JASA ARAB KEPADA BUNG KARNO

 


JASA ARAB KEPADA BUNG KARNO

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Pada 17 Agustus 1945, di halaman rumah jalan Pegangsaan Timur No 56, Jakarta.

 

Soekarno – Hatta atas nama Bangsa Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

 

Di halaman rumah siapakah proklamasi dikumandangkan?

Aktifitas menjelang kemerdekaan, bagi para tokoh pendiri republik ini Menguras banyak enerji dan pikiran.

 

Hal ini menyebabkan Soekarno (Bung Karno) sakit.

 

Soekarno terserang penyakit beri-beri dan malaria.

 

Badannya kerap menggigil, panas-dingin, dan lemas.

 

Seorang pengusaha asal Yaman, Farej Said Martak, adalah sahabat Bung Karno.

Martak memberi madu Arab, Sidr Bahiyah, dari Hadramaut, Yaman kepada Bung karno.

 

Madu Sidr Bahiyah bukan sembarang madu.

 

Khasiatnya sudah teruji sejak ratusan tahun lalu.

 

Bersifat antibiotik dan antiseptik.

 

Setelah mengkonsumsi madu Sidr, kondisi Bung Karno berangsur pulih.

Lalu, didampingi Mohammad Hatta, Bung Karno membacakan naskah Proklamasi di depan rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Menteng, Jakarta.

 

 

Tahukah Anda, rumah siapakah yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur 56 itu?

 

Rumah ini milik keluarga Farej yang dihibahkan kepada Bung Karno.

 

Di rumah ini Ibu Fatmawati menjahit Bendera Merah Putih pada malam sebelum teks proklamasi dibacakan.

 

Atas permintaan Bung Karno, pada 1962, rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56 itu dirobohkan.

 

Di atas bangunan didirikan Gedung Pola.

 

Tempat Bung Karno dan Bung Hatta berdiri saat membacakan teks Proklamasi, didirikan monumen Tugu Proklamasi.

 

Jalan Pegangsaan Timur diubah menjadi Jalan Proklamasi.

Pemerintah Indonesia secara resmi menyampaikan terima kasih kepada keluarga Martak.

 

Berupa surat pada 14 Agustus 1950 yang ditandatangani oleh Ir. Mananti Sitompoel sebagai Menteri Pekerdjaan Umum dan Perhubungan Indonesia.

 

Disebutkan juga dalam surat itu, selain rumah di jalan Pegangsaan Timur 56.

 

Keluarga Martak membeli beberapa gedung lain di Jakarta yang sangat berharga bagi kelahiran negara Republik Indonesia.

 

Siapakah Farej bin Said bin Awadh Martak?

 

Ia adalah putra ketiga dari empat bersaudara.

 

Secara berurutan, kakak-kakak Farej adalah Djusman Martak dan Muhammad Martak.

 

Adiknya bernama Ahmad Martak.

 

 

Keluarga Martak dan keluarga Badjened mendirikan N.V. Alegemeene Import-Export en Handel Martak Badjened (Marba), dan Farej menjadi Presiden Direkturnya.

 

 

Jejak Marba bisa ditelusuri di Jogyakarta berupa Hotel Garuda, dan di Semarang berupa Gedung Marba.

 

Dari Muhammad Martak, kakak dari Farej, lahirlah seorang putra bernama Yusuf Muhammad Martak.

 

Yusuf Muhammad Martak dikenal sebagai Ketua GNPF-Ulama.

 

Nama besar Marba kini dilanjutkan oleh Yusuf dengan aneka bidang usaha.

 

Mulai restoran sampai ke biro perjalanan, dan berpusat di Tebet, Jakarta Selatan.

 

Dengan alur-kisah itu, kehadiran Yusuf Muhammad Martak dalam pergerakan nasional sanagt penting.

 

Yusuf bukan tipe manusia yang memanfaatkan nama besar keluarga untuk kepentingan pribadinya.

 

Tapi ia merasa terpanggil agar terus berkontribusi kepada negara-bangsa ini.

 

Dia punya jargonn, “Apa yang bisa kami berikan untuk Republik ini”.

 

Bukan “Apa yang bisa kami ambil dari Republik ini”.

 

Ini prinsip Nasionalis-Islamis yang sedang dikembangkan oleh Yusuf Muhammad Martak

 

Kontribusi keturunan Arab tidak hanya berkait dengan rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56.

 

Tetapi juga bidang yang lain.

 

Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar.

 

Yang dikenal dengan nama H. Mutahar (5 Agustus 1916 -9 Juni 2004), penggubah lagu:

 

1)     Syukur (Januari 1945).

 

2)     Mars Hari Merdeka (1946).

 

 

3)     Dirgahayu Indonesiaku yang menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.

 

 

Muthahar aktif berkomunikasi dengan 6 bahasa asing itu adalah salah seorang keturunan Nabi Muhammad.

 

Kehadiran keluarga Martak dan Muthahar adalah fakta.

Keturunan Arab di Indonesia punya kontribusi sangat besar bagi kelahiran Republik lndonesia.

 

 

(Sumber internet)

 

6332. TANPA BUDAYA MANUSIA GERSANG

 


TANPA BUDAYA MANUSIA GERSANG

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Al-Quran surah Al-Haqqah (surah ke-69) ayat 5-6.

 

      فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا بِالطَّاغِيَةِ وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ

 

Adapun kaum Tsamud maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. Adapun kaum Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang.

 

 

Al-Quran surah Al-Haqqah (surah ke-69) ayat 5-6 menginformasikan Allah membinasakan kaum Ad dan kaum Tsamud yang durhaka dengan gempa dahsyat dan topan sangat dingin.

 

Adanya gempa dan topan pada zaman tersebut sulit disangkal lagi.

 

Para ahli arkeologi telah membuktikan bahwa di sekitar Lembah Yordania dan Pantai Laut Merah, tempat kedua kaum itu berdomisili memang pernah terjadi peristiwa seperti yang dikisahkan dalam Al Quran.

 

 

Adanya perbedaan perlakuan Allah terhadap umat dahulu dan umat masa kini, karena perbedaan tingkat kemampuan akal manusia.

 

Para nabi terdahulu dilengkapi oleh Allah dengan mukjizat yang bersifat inderawi untuk membuktikan kebenarannya, karena akal masyarakat ketika itu membutuhkannya.

 

 

Mukjizat pada zaman dahulu tujuannya untuk membujuk mereka, seperti anak kecil yang perlu dibujuk dahulu, agar dia mau makan atau menelan obat.

 

 

Tetapi ketika manusia telah mencapai kedewasaan akalnya, bukan hanya mukjizat yang bersifat inderawi yang dihapuskan, bahkan tidak perlu adanya Nabi lagi.

 

 

 

Petunjuk dalam Al-Quran bersifat umum, karena akal manusia dinilai telah mampu memperhatikan dan mempelajari petunjuk untuk menemukan kebenaran dan kebahagiaan sejati.

 

Perkembangan pemikiran manusia:

 

 

1)  Menafsirkan gejala alam dengan mengaitkan secara langsung kepada Tuhan, dan inilah contoh budaya mereka.

 

2)  Penafsiran metafisika.

 

3)  Penafsiran ilmiah.

 

Sangat beralasan jika tahap awal, Tuhan menunjukkan wujud-Nya dengan hal yang terjangkau pemikiran manusia pada zamannya.

 

Zaman sekarang masa kedewasaan akal manusia.

 

Tuhan tidak lagi memperlakukan manusia seperti zaman dahulu.

 

 

 

Kedewasaaan akal manusia telah sampai kepada kesimpulan bahwa pasti ada hukum yang mengatur fenomena alam.

 

Pada zaman sekarang, kebudayaan tetap dibutuhkan manusia.

 

Kenyataan menunjukkan putra-putri milenial merasa ada “sesuatu” yang kurang dalam kehidupan mereka, jika hanya mengandalkan ilmu pengetahuan saja.

 

 

Kekurangan itu perlu diisi sastra, seni, musik, kebatinan, dan tasawuf.

 

Hal itu menunjukkan penafsiran ilmiah semata tidak cukup.

 

 

Manusia butuh sesuatu yang berkaitan dengan jiwanya.

 

Manusia butuh iman, meskipun iman tidak dapat mengambil posisi ilmu pengetahuan yang memperkenalkan fenomena alam dan hukumnya.

 

 

Manusia harus beriman kepada Allah, sambil meyakini adanya hukum alam yang ditetapkan oleh Allah.

 

Ketetapan Allah bersifat pasti dan tidak berubah.

 

Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 62.

 

   سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ ۖ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا

 

 

    Sebagai sunah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.

 

 

Para ulama punya semboyan:

 

1)  Iman yang didampingi ilmu akan menghindarkan jiwa manusia dari pencemaran dan takhayul.

 

2)  Ilmu tanpa budaya akan membuat hidup manusia menjadi gersang.

 

 

3)  Ilmu tanpa iman adalah senjata berbahaya yang dipegang para penjahat.

 

 

Daftar Pustaka

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.  Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.  Tafsirq.com online