PAKAIAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang pakaian menurut
Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Al-Quran sedikitnya menggunakan tiga
istilah untuk pakaian, yaitu “libas”, “tsiyab”, dan “sarabil”.
2. Kata “libas” ditemukan sebanyak 10 kali, dan
kata “tsiyab” ditemukan sebanyak 8 kali, sedangkan kata “sarabil” ditemukan
sebanyak 3 kali dalam 2 ayat.
3. Kata “libas” pada mulanya berarti “penutup”, artinya apa
pun yang ditutup disebut “libas”, sedangkan fungsi pakaian adalah sebagai
penutup, tetapi bukan berarti harus “menutup
aurat”.
4. Sebuah cincin yang menutup sebagian jari tangan
juga disebut “libas”, dan pemakainya ditunjuk dengan menggunakan akar katanya.
5. Al-Quran surat Al-Nahl (surah ke-16) ayat
14.
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Dia Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan
supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
6. Kata “libas” digunakan oleh Al-Quran
untuk menunjukkan “pakaian lahir dan batin”, sedangkan kata “tsiyab” dipakai untuk menunjukkan
“pakaian lahir”.
7. Kata “tsiyab” terambil dari kata “tsaub” yang
berarti “kembali”, yaitu “kembalinya sesuatu pada keadaan semula”, atau “kepada
keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya”.
8. Ungkapan yang menyatakan bahwa “awalnya
adalah sebuah ide dan akhirnya adalah kenyataan”, mungkin dapat membantu untuk memahami
pengertian kebahasaan tersebut.
9. Arti ungkapan itu adalah kenyataan harus
dikembalikan kepada ide asalnya, karena kenyataan adalah cerminan dari ide
asal.
10. Para ulama berpendapat bahwa Al-Quran menyebutkan
“pakaian” dengan nama “tsiyab” atau “tsaub”, karena ide dasar adanya bahan
pakaian adalah untuk digunakan sebagai pakaian.
11. Al-Quran surat Al-A’raf (surah ke-7) ayat
20.
فَوَسْوَسَ
لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا
وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا
مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan
kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata,
“Tuhanmu tidak melarangmu mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua
tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).
12. Al-Quran surat Al-A’raf (surah ke-7) ayat
22.
فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا
الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ
وَرَقِ الْجَنَّةِ ۖ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا
الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ
Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan
buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasakan buah kayu itu,
nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulai keduanya menutupinya dengan
daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku telah
melarangmu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu, “Sesungguhnya setan
adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?
13. Manusia pada dasarnya ingin berada dalam
kondisi “tertutupnya aurat”, tetapi karena godaan setan, maka aurat manusia
terbuka.
14. Dengan demikian, aurat yang ditutup dengan
pakaian akan dikembalikan kepada ide dasarnya, maka wajar apabila pakaian
dinamakan “tsaub” atau “tsiyab” yang artinya “sesuatu yang mengembalikan aurat
kepada ide dasarnya”, yaitu tertutup.
15. Ayat Al-Quran di atas menunjukkan bahwa ide
untuk “membuka aurat” adalah berasal dari setan, maka tanda adanya kehadiran
setan adalah “keterbukaan aurat”.
16. Terdapat riwayat yang menjelaskan bahwa
Nabi Muhammad belum yakin bahwa orang yang mendatangi di Gua Hira tersebut malaikat
atau setan, kemudian Nabi menyampaikan
hal itu kepada istrinya, Khadijah.
17. Khadijah berkata, “Apabila engkau
melihatnya lagi, tolong beritahu aku”. Kemudian pada waktu yang lain, Nabi melihat
malaikat yang dilihatnya di Gua Hira, lalu diberitahukan kepada Khadijah, maka
Khadijah mendatangi dan membuka pakaiannya sambil bertanya,”Sekarang, apakah
engkau masih melihatnya?” Nabi menjawab,”Tidak ada, di sudah dia pergi”. Khadijah
dengan penuh keyakinan berkata, “Yakinlah yang datang bukan setan, karena setan
senang melihat aurat”.
18. Al-Quran surah Al-A'raf (surah ke-7) ayat
27.
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ
الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا
لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ
مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ
لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
Hai anak Adam, jangan sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan
sebagaimana dia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, dia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya
`auratnya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya melihatmu dari suatu tempat yang
kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan
pemimpin-pemimpin bagi orang yang tidak beriman.
19. Kata “sarabil” dalam kamus bahasa diartikan “pakaian”
dan Al-Quran menggunakan kata “sarabil” untuk menjelaskan perihal pakaian, apa
pun jenis bahannya.
20. Dalam Al-Quran kata “arabil” muncul dalam
dua ayat, yang satu ayat diartikan sebagai pakaian yang berfungsi menangkal
sengatan panas, dingin, dan bahaya dalam peperangan.
21. Al-Quran surah Al-Nahl (surah ke-16) ayat
81.
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا
وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ
الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ
عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ
Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung
dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat tinggal di
gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan
pakaian (baju besi) yang menjagamu dalam peperangan. Demikian Allah
menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).
22. Satu ayat lagi menggunakan kata “sarabil”
untuk menjelaskan pakaian untuk alat penyiksa yang akan dialami oleh
orang-orang berdosa kelak pada hari akhir.
23. Al-Quran surat Ibrahim (surah ke-14) ayat
49-50.
وَتَرَى الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ مُقَرَّنِينَ
فِي الْأَصْفَادِ سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَىٰ
وُجُوهَهُمُ النَّارُ
Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat
bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan
muka mereka ditutup oleh api neraka.
24. Orang-orang yang disiksa pada hari akhir
kelak adalah mereka yang selama hidup di dunia bergelimang dengan dosa dan
tidak mau menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver
3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment