PERANG
PAKAI AKAL SEHAT
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Artikel
KANG EEP SAEFULLOH FATAH @eepsfatah
bagus untuk di baca secara utuh. Trims Jazakallah Kang Eep. 🌹🌻🇲🇨🕋
2. Belakangan
ini, banyak pejabat tinggi menggelorakan perang melawan radikalisme.
3. Banyak
pidato dan pernyataan pejabat diisi oleh anjuran-anjuran deradikalisasi.
4. Jika
yang dimaksudkan dengan radikalisme adalah pikiran sesat penuh kebencian
membabi buta kepada orang lain yang berbeda, maka saya siap terlibat dalam
perang itu.
5. Kebencian
membabi buta, apapun justifikasinya—agama atau apa saja—adalah salah.
6. Secara
khusus, perang terhadap radikalisme ditujukan ke kalangan Islam.
7. Ini
terlihat dengan mudah dari ujaran-ujaran para pejabat tinggi, mulai dari para
menteri hingga wakil presiden dan presiden.
8. Berperang
tentu silakan saja.
9. Tapi
akal sehat dan laku adil ada baiknya tetap terjaga.
10. Karena
itu, sebelum perang makin menggelora meluap membesar, ada baiknya kita bedakan 3
jenis perang:
1) Perang
melawan radikalisme.
2) Perang
melawan umat Islam.
3) Perang
melawan Islam.
11. Radikalisme—sebagai
pikiran sesat penuh kebencian membabi buta terhadap siapapun yang berbeda—bisa
diidap oleh siapa saja, oleh penganut agama apa saja.
12. Jika
kita bicara soal 5 agama misalnya.
13. Kita
tak bisa hanya menggunakan 1 jari telunjuk untuk menuding ke arah umat Islam.
14. Atas nama akal sehat dan laku adil, selayaknya
kita gunakan seluruh 5 jari kita.
15. Masing-masing
1 jari untuk setiap agama.
16. Jika
ada di antara umat Islam terpapar radikalisme, atas nama akal sehat dan laku
adil, jangan menyalahkan Islam, baik secara eksplisit maupun implisit.
17. Islam
tak pernah mengajarkan kebencian membabi buta dan intoleransi harga mati.
18. Islam
mengajarkan kasih sayang kepada sesama umat manusia dan semesta.
19. Jika
ada orang Islam kehilangan cinta kasih, jangan lalu mengambil kesimpulan bahwa
Islam tak mengajarkan cinta kasih.
20. Alih-alih,
orang yang bersangkutan justru sedang menjauhi agamanya.
21. Orang
itu berkhianat pada Islam.
22. Itu
berlaku untuk semua umat agama yang mengajarkan cinta kasih: Kristen, Katolik,
Hindu, Budha, maupun Konghucu.
23. Jika
ada segelintir umat agama-agama ini yang tersesat dan penuh kebencian membabi
buta pada siapa pun yang berbeda dengan mereka, kesalahan tidak terletak pada
Kristen, Katolik, Hindu, Budha maupun Konghucu.
24. Justru
segelintir orang itu sedang menjauh dari agama yang dianutnya.
25. Kekeliruan
segelintir orang Islam bukan kekeliruan umat Islam dan apalagi kekeliruan Islam.
26. Kita
tak perlu membuka-buka buku Dasar-Dasar Logika untuk sampai pada kesimpulan
yang amat sangat sederhana ini.
27. Atas
nama akal sehat dan laku adil, jika hendak memerangi orang-orang radikal,
jangan perangi umat Islam apalagi Islam.
28. Prinsip
ini berlaku untuk agama-agama dan umat agama-agama lainnya.
29. Saya
khawatir, karena sangat bersemangat menggelorakan perang, akal sehat dan laku
adil kurang terpakai.
30. Akibatnya,
kita mencampur-baurkan ketiga perang yang berbeda itu—perang melawan
radikalisme, melawan umat Islam, dan melawan Islam.
31. Saya
tidak khawatir pada ramainya pidato dan pernyataan tentang perang melawan
radikalisme.
32. Yang
saya khawatirkan adalah pidato dan ujaran perangnya ditujukan terhadap
radikalisme.
33. Tetapi
sejatinya peperangannya melenceng menyasar umat Islam, bahkan menyasar Islam.
34. Perang
seperti ini keliru sekeliru-kelirunya.
35. Saya
juga khawatir, jika kekeliruan itu terus berlangsung mereka yang berperang akan
tergulung oleh perang yang dikobarkannya sendiri.
36. Saya
khawatir, peperangan yang keliru itu akhirnya bermetamorfosis menjadi
peperangan melawan diri sendiri.
37. Saya
khawatir, dalam pengadilan akal sehat dan laku adil, dalam kesenyapan diri
setiap orang.
38. Siapapun
yang berperang akhirnya mengakui sendiri.
39. "Ya
ampun, saya akhirnya terbunuh.
40. Dan
pelaku pembunuhan itu ternyata saya sendiri!"
41. Itulah
kekhawatiran saya.
42. Dan
setahu saya, kebebasan warga negara membocorkan kekhawatirannya dijamin
konstitusi.
43. Apalagi,
ungkapan khawatir ini didorong niat baik.
44. Niat
baik untuk menggelorakan perang yang akan makin mempersatukan.
45. Bukan
yang membuat kita jadi semakin tercerai-berai.
46. Berperang
melawan radikalisme itu perlu.
47. Tetap
merawat akal sehat dan laku adil sama perlunya.
(sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment