Saturday, May 23, 2020

4526. MENGHORMATI PERBEDAAN


MENGHORMATI PERBEDAAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Kata “ukhuwah” (menurut KBBI V) artinya “persaudaraan”.
2.    Menurut bahasa Arab, kata “ukhuwah” terambil  dari  akar  kata  yang pada mulanya berarti “memperhatikan”.
3.    Makna asal ini memberi kesan “persaudaraan” mengharuskan adanya “perhatian” semua pihak yang merasa bersaudara.
4.    Perhatian pada mulanya muncul karena adanya persamaan orang yang  bersaudara.
5.    Makna “ukhuwah” berkembang yang diartikan sebagai  “setiap  persamaan  dan  keserasian dengan pihak lain (persamaan keturunan, dari  segi  ibu,  bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan).
6.    Secara “majazi” (kiasan) kata “ukhuwah” (persaudaraan) mencakup persamaan dalam salah  satu  unsurnya seperti  suku, agama, profesi, dan perasaan.
7.    Dalam kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata “akh” yang membentuk kata “ukhuwah” digunakan juga dengan arti “teman akrab” atau “sahabat”.  
8.    Faktor penunjang lahirnya “ukhuwah” (persaudaraan) dalam arti luas adalah faktor adanya “persamaan”, maka semakin banyak persamaan akan semakin kokoh pula persaudaraan.
9.    Persamaan  rasa  dan  cita-cita  adalah faktor  dominan  yang mendahului lahirnya persaudaraan hakiki, dan  pada  akhirnya  menjadikan  seseorang  merasakan  derita saudaranya, akan membantu sebelum diminta, memperlakukan saudaranya bukan berdasarkan “take and give”,  tetapi justru mengutamakan orang lain atas diri mereka, meskipun dirinya sendiri kekurangan.
10. Al-Quran surah Al-Hasyr (surah ke-59) ayat 9. 

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
           Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
11. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial, membuat perasaan tenang dan nyaman  ketika berada  di  antara sesamanya.
12. Dorongan kebutuhan ekonomi adalah faktor penunjang yang akan melahirkan rasa persaudaraan.
13. Islam datang menekankan hal tersebut dan menganjurkan mencari titik temu persaudaraan sesama Islam dan terhadap non-Islam.

14. Al-Quran surah Ali 'Imran (surah ke-3) ayat 64.

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
      Katakanlah,”Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka,”Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).
15. Al-Quran surah Saba (surah ke-34) ayat 24-25.
۞ قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ قُلِ اللَّهُ ۖ وَإِنَّا أَوْ إِيَّاكُمْ لَعَلَىٰ هُدًى أَوْ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ قُلْ لَا تُسْأَلُونَ عَمَّا أَجْرَمْنَا وَلَا نُسْأَلُ عَمَّا تَعْمَلُونَ
      Katakanlah, “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah,”Allah”, dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. Katakanlah,”Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat”.
16. Dalam memantapkan “ukhuwah” (persaudaraan) tersebut, Al-Quran menjelaskan   perbedaan adalah  hukum  yang berlaku dalam  kehidupan ini.
17. Perbedaan adalah kehendak Allah, dan untuk kelestarian hidup, serta untuk mencapai tujuan kehidupan makhluk di pentas bumi.   
18. Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 48 menyatakan jika Allah menghendaki manusia akan dijadikan satu umat saja.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
    
    Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.
19. Seandainya Allah menghendaki kesatuan pendapat, Allah akan menciptakan   manusia tanpa akal budi seperti binatang atau benda tidak bernyawa yang tidak mampu memilah dan  memilih,  sehingga seluruhnya akan menjadi satu pendapat. 
20. Seorang Muslim dapat memahami adanya pendapat yang berbeda dengan pandangan agamanya, karena semuanya adalah kehendak Allah.
21. Umat Islam tidak akan bersedih, gelisah, dan memaksa orang lain menganut pandangan agamanya.
22. Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 6. 

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَىٰ آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَٰذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
    
     Maka (apakah) barang kali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).
23. Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 99.

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
      Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?
24. Ayat Al-Quran ini menjelaskan bahwa apabila Allah menghendaki, tentu semua manusia beriman kepada Allah, sehingga sangat tidak wajar apabila ada orang yang  memaksa orang lain untuk beriman kepada Allah.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.      

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment