MACAM-MACAM MODEL MANUSIA DI
DUNIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M
MANUSIA MODEL 1
Ada banyak orang yang terlihat
amat bersahaja.
Duduk di pojokan bandara.
Membawa koper kecil.
Wajahnya biasa-biasa saja.
Pakaiannya seperti orang
kebanyakan.
Tampilannya tidak penting.
Dan tidak akan membuat kita
takjub.
Duduk takjim menunggu
panggilan boarding pesawat terdengar.
Dia tidak sibuk dengan gagdet,
apalagi selfie.
Tapi sejatinya.
Orang ini bahkan sudah
mengelilingi 100 negara.
Ribuan kota.
Dia tidak perlu koar-koar.
Dia tidak butuh selfie.
Dia tidak perlu pamer di media
sosial.
Karena sejatinya.
PERJALANAN terbaik ada di
dalam hatinya.
Bahkan saat antrean boarding
di serobot.
Bahkan saat langkah
kakinya hendak naik pesawat terganggu.
Gara2 orang2 bukannya naik
pesawat segera.
Eh malah sibuk selfie.
Dia hanya mengangguk takjim.
Berbelok dikit.
Meneruskan langkah naik
pesawat.
MANUSIA MODEL 2
Ada banyak orang yang terlihat
begitu sederhana.
Pakaiannya tidak
putih-putih.
Tidak besar dan berjubah.
Penampilannya jauh dari membuat kita
terpesona.
Lebih banyak diam dan
mengangguk mengalah.
Lebih banyak mendengarkan
dan memperhatikan.
Tapi sejatinya.
Saat dia bicara, samudera
pengetahuan terbentang luas dari kepalanya.
Menghafal 30 juz Al Qur’an.
Juga ribuan hadist2 sahih.
Belum lagi kitab2 lain,
tak terbilang.
Amal ibadahnya sungguh
menakjubkan.
Kebermanfaatannya bagi
orang lain tak terbilang.
Tapi dia tidak perlu lapor
saat lagi sujud shalat subuh.
Tidak perlu lapor saat
lagi puasa, dsbgnya.
Karena sejatinya.
KEIMANAN ada di dalam
hatinya.
MANUSIA MODEL 3
Ada banyak orang yang hanya
memakai sendal jepit.
Celana lusuh seolah tak
disetrika.
Pakaian biasa-biasa saja.
Rumah amat sederhana.
Kendaraan itu-itu saja tak
pernah diganti.
Gaya hidupnya apalagi.
Makan di rumah.
Jalan2 dekat rumah.
Tidak akan membuat kita
jadi bilang wow saat bertemu dengannya.
Tapi sejatinya.
Dia bisa menuliskan cek
milyaran dengan sangat mudah.
Kekayaannya ujung ke ujung tak
terkira.
Aset produktifnya tak cukup
ditulis di satu lembar kertas.
Kita sudah merasa paling
banyak penghasilannya.
Itu ternyata cuma penghasilan
sehari saja bagi orang itu.
Tapi dia tidak perlu
lapor, umumkan, dan heboh sekali.
Buat apa?
Karena KEKAYAAN terbaik
ada di dalam hatinya.
MANUSIA MODEL 4
Ada banyak yang terlihat biasa
saja.
Seperti kebanyakan tetangga
kita di kampung, di gang-gang perkotaan.
Tapi dia sangat berilmu
pengetahuan.
Wawasannya luas.
Pernah kuliah di kampus2 top
dunia.
Bahkan sudah profesor.
Namun dia tidak pernah perlu
mengumumkan kemana2.
Betapa hebat pendidikannya.
Betapa jenius kepalanya.
Dia memilih terus fokus
mengembangkan ilmunya.
Melakukan riset, menulis.
Membuat penemuan.
Membagikan gagasan terbaik
bagi manfaat umum.
Karena KEPINTARAN sejati
memang ada di kebermanfaatan bagi orang banyak, bukan sibuk pamer.
Sungguh, di dunia ini, kita
kadang tertukar memahami hidup.
Kita merasa sudah paling oke.
Sudah merasa paling keren.
Lupa jika kita hanya satu
butir pasir di pantai luas.
Tidak ada yang ngeh.
Tidak ada yang peduli dengan
butir pasir kita.
Terbenam paling dalam.
Maka, tidakkah kita mulai mau
memahami hakikat sesuatu?
Bahwa PERJALANAN terbaik ada
di hati kita.
KEKAYAAN terbaik juga ada di
dalam hati kita.
Termasuk KECANTIKAN,
KETAMPANAN, KEPINTARAN, ada di dalam hati kita masing-masing.
Bukan di foto yang sudah
dipermak habis2an oleh aplikasi.
Sudah dipilih pula yang paling
bagus sebelum diposting.
Bukan dari video2 etalase
hidup kita.
Al-Quran surah Al-Anbiya
(surah ke-21) ayat 35.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ
بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan.
Al-Quran surah Al-A’raf (surah
ke-7) ayat 168.
وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الْأَرْضِ أُمَمًا ۖ مِنْهُمُ
الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ
وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Dan Kami bagi-bagi mereka
di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh
dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat)
yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada
kebenaran).
(Sumber Tere Liye)
0 comments:
Post a Comment