Saturday, March 20, 2021

9005. SEJARAH MUNCULNYA AZAN PANGGILAN SALAT

 


SEJARAH AZAN PANGGILAN SALAT

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

Azan adalah seruan untuk mengajak orang melakukan salat berjamaah.

 

 

 

 

Al-Quran surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 45.

 

 

 

 

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

 

 

 

 

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Quran) dan dirikan salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

 

 

 

 

Al-Quran surah Al-Jumuah (surah ke-62) ayat 9.

 

 

 

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

 

 

 

 

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

 

 

 

 

Kata “azan” (menurut KBBI V) dapat diartikan “seruan untuk mengajak orang melakukan salat berjamaah”, atau “bang”.

 

 

 

 

Ikamah adalah panggilan atau seruan segera berdiri untuk salat berjamaah.

 

 

 

 

Seruan azan dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa waktu salat fardu telah tiba.

 

 

 

 

Dan menyerukan untuk mengerjakan salat berjamaah.

 

 

 

 

Serta menyiarkan agama Islam dalam masyarakat umum.

 

 

 

LAFAZ AZAN

 

 

 

 

 اَللهُ اَكْبَرُ  4 kali

اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ2

اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ ×2

حَيَّ عَلَي الصَّلاَةِ ×2

حَيَّ عَلَي الْفَلاَحِ ×2

الصلاة خيرٌ من النَّوم2x khusus Subuh

اَللهُ اَكْبَرُ2x    

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ   1x

 

 

LAFAZ IKAMAH

 

 

 

اَللهُ اَكْبَرُ 2x

 اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ

 اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ

 حَيَّ عَلَي الصَّلاَةِ

حَيَّ عَلَي الْفَلاَحِ

قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ 2x

 اَللهُ اَكْبَرُ 2x

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ

 

 

 

 

Sebagian ulama berpendapat bahwa azan dan ikamah hukumnya sunah.

 

 

Sebagian ulama lain berpendapat bahwa azan dan ikamah hukumnya fardu kifayah untuk syiar Islam.

 

 

 

 

Azan dan ikamah disyariatkan untuk salat fardu 5 waktu.

 

 

 

 

Yang dikerjakan secara berjamaah maupun sendirian.

 

 

 

Untuk mengerjakan salat sunah tidak dianjurkan menggunakan azan dan ikamah.

 

 

 

 

 

Tetapi disarankan menyerukan “ash-shalatul jamiah” (marilah salat berjamaah).

 

 

 

 

Azan mulai disyariatkan pada tahun ke-2 Hijriah.

 

 

 

 

Ketika Nabi Muhammad umur 55 tahun dan tinggal di Madinah.

 

 

 

 

 

Nabi Muhammad mengumpulkan para sahabat untuk mencari cara terbaik memberitahu masuknya waktu salat 5 waktu.

 

 

 

 

 

 Dan mengajak umat Islam agar berkumpul ke masjid untuk salat berjamaah.

 

 

 

 

Banyak usulan yang muncul dari para sahabat, antara lain:

 

 

1.      Dengan mengibarkan suatu bendera sebagai tanda waktu salat 5 waktu telah masuk.

 

 

Jika benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada orang lainnya.

 

 

2.      Ada sahabat mengusulkan untuk meniup terompet.

 

 

Seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi.

 

 

3.      Ada sahabat yang usul agar membunyikan sebuah lonceng.

 

 

 

 

Seperti dilakukan oleh orang Nasrani.

 

 

4.      Ada sahabat yang menyarankan untuk menyalakan api di tempat yang tinggi.

 

 

 

Seperti kaum Majusi ketika waktu salat tiba.

 

 

Agar semua orang dengan mudah melihat api atau asapnya dari tempat jauh.

 

 

 

 

Nabi Muhammad menolak semua usulan itu.

 

 

 

Kemudian para sahabat pulang ke rumah masing-masing tanpa menghasilkan keputusan.

 

 

 

 

 

Abdullah bin Zaid melaporkan mimpinya kepada Nabi Muhammad.

 

 

 

 

Tentang lafaz azan sebagai seruan untuk salat berjamaah di Masjid Nabawi.

 

 

 

 

Dan Rasulullah setuju.

 

 

 

Kemudian Nabi Muhammad menyuruh Bilal untuk menyerukan azan dari tempat yang tinggi .

 

 

 

Umar bin Khattab segera menemui Nabi Muhammad.

 

 

 Dan menceritakan bahwa dirinya pun bermimpi tentang hal yang sama dengan Abdullah bin Zaid.

 

 

Dalam satu riwayat, Nabi Muhammad mendapat wahyu tentang azan.

 

 

 

Sehingga Nabi Muhammad membenarkan yang disampaikan oleh Abdullah bin Zaid.



 


Sejak saat itu, azan resmi dijadikan penanda masuknya waktu salat untuk umat Islam.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka.

1.    Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.

2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

3.    Tafsirq.com online

 

 

0 comments:

Post a Comment