KHILAFIAH PERINGATAN
MAULID NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. HM. Yusron
Hadi, M.M.
Khilafiah
peringatan maulid Nabi Muhammad
Sebagian ulama berpendapat hukumnya bid’ah yang dilarang
agama.
Alasannya
karena Rasulullah, para sahabat, dan tabiin tidak pernah melakukannya.
Sebagian ulama membolehkan peringatan maulid Nabi Muhammad.
Alasannya.
Rasulullah tidak menganjurkan dan tidak melarangnya.
Bid'ah adalah sesuatu yang baru dalam ibadah mahdah.
Seperti salat, puasa, haji dan ibadah ritual lainnya.
lbadah
mahdah harus persis sama dengan Nabi, tidak boleh ditambah atau dikurangi.
Penambahan atau pengurangan terhadap ibadah mahdah adalah
bid'ah yang hukumnya haram.
lbadah
bukan mahdah atau ibadah sosial menyangkut pengembangan kebudayaan perlu
pembaharuan dan inovasi.
Agar umat Islam tidak tertinggal atau ditinggalkan oleh
umatnya sendiri.
Inovasi
dalam bidang kebudayaan, justru dianjurkan oleh Nabi.
Nabi memperingati hari lahir beliau setiap minggu dengan
menonjolkan pada ibadah ritual, yaitu puasa Senin.
Peringatan Maulid Nabi termasuk ibadah sosial yang punya
nilai positif sebagai sarana syiar Islam.
Peringatan
Maulid Nabi bukan sesuatu yang bid'ah.
Justru
perlu ditradisikan sebagai sarana dakwah Islam.
Kecuali jika dalam peringatan itu, ada hal-hal yang
bertentangan dengan ajaran Islam, maka tidak dibolehkan.
Sampai
sekarang dunia Islam terbelah 2 dalam menyikapi peringatan Maulid Nabi.
Arab
Saudi adalah pelopor negara yang tidak membolehkan peringatan maulid Nabi.
Negara
Islam lainnya, seperti Maroko, Libya, Iran, dan Indonesia setiap tahun
memperingatinya.
BARZANJI
Peringatan
maulid Nabi Muhammad di Indonesia biasanya dibacakan Barzanji.
Barzanji
adalah kitab sastra yang berisi sejarah Nabi Muhammad sejak lahir sampai wafat.
Barzanji
ditulis Jafar bin Hasan bin Muhammad al-Barzanji berasal dari Kurdi lndia.
Ia
lahir awal abad ke-17, yaitu bulan Zulhijah 1126 H (Desember 1714 M).
Buku
Barzanji berbentuk prosa terdiri atas 361 ayat dan dibagi 19 bab.
Antara
bab yang satu dengan bab yang lain diselingi semacam doa dan selawat.
Yang
berbunyi, "Harumkan wahai Allah kuburannnya yang mulia dengan
harum-haruman yang semerbak dari rahmat dan kesejahteraan."
Peringatan
Maulid Nabi tidak pernah dilaksanakan di zaman Nabi, Khulafaur Rasyidin dan
Tabiin.
Maulid
Nabi diperingati pertama kalinya pada Dinasti Ayyubiyah pada abad 5 Hijriah (11
Masehi) oleh Khalifah Salahuddin al-Ayyubi.
Membaca
Barzanji bagus dan membaca Sirah Nabawi juga sangat bagus.
0 comments:
Post a Comment