DUNIA RUSAK JIKA HALAL HARAM IKUT SELERA
MANUSIA
Oleh:Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Para pemikir Islam di zaman modern bisa dibagi
dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Pro Barat.
2. Apatis.
PEMIKIR PRO BARAT
Cara berpikir Barat dijadikan pedoman yang
diterima.
Jika ajaran Islam sesuai dengan pikiran Barat,
maka disambutnya.
Tapi jika bertentangan.
Maka dicarikan jalan untuk mendekatkan.
Atau berusaha mengubahnya.
Seolah-olah Islam harus tunduk kepada
budaya, filsafat, dan tradisi Barat.
Misalnya, hal yang diharamkan Islam, yaitu:
1) Patung.
2) Lotre.
3) Rente (riba).
4) Pergaulan bebas.
5) Penonjolan aurat wanita.
6) Pria memakai emas dan sutera.
7) Dan lainnya.
Hal yang dihalalkan Islam, misalnya:
1) Perceraian.
2) Poligami.
Seolah-olah mereka tunduk pada pandangan
Barat.
Mereka berpendapat halal dan haram dalam
lslam.
Harus sesuai dengan pandangan Barat.
Mereka lupa, bahwa Islam berdasar Kalamullah.
Bahwa Al-Quran adalah firman Allah atau
Kalamullah.
Kalamullah selamanya tinggi dan harus diikuti.
Bukan mengikuti.
Kalamullah selamanya tinggi dan tidak dapat
diatasi.
Bagaimana mungkin Allah akan mengikuti
hamba-Nya.
Bagaimana pula Sang Pencipta mengikuti
makhluk yang dicipta-Nya?
Allah berfirman,
"Andaikata kebenaran mengikuti hawa nafsu mereka, niscaya langit
dan bumi ini serta makhluk yang di dalamnya akan rusak!"
Al-Quran surah Al-Mukminun (surah ke-21) ayat 71.
وَلَوِ
اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ
فِيهِنَّ ۚ بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ
Andaikan kebenaran itu menuruti
hawa nafsu mereka, pasti binasa langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya.
Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al-Quran) mereka,
tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.
Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 35.
قُلْ
هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ ۚ قُلِ اللَّهُ يَهْدِي
لِلْحَقِّ ۗ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمَّنْ لَا
يَهِدِّي إِلَّا أَنْ يُهْدَىٰ ۖ فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
Katakan: "Apakah di
antara sekutumu ada yang menunjukkan kepada kebenaran?" Katakan
"Allah yang menunjukkan kepada kebenaran". Maka apakah orang yang
menunjukkan kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti atau orang yang tidak
dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat
demikian)? Bagaimana kamu mengambil keputusan?
PEMIKIR APATIS DAN JUMUD
Kelompok ini terlalu apatis.
Pikirannya beku dalam menilai masalah halal
dan haram.
Mereka mengikuti apa yang sudah ditulis
dalam kitab-kitab.
Dengan anggapan bahwa itu adalah Islam.
Pendapatnya tidak mau bergeser sedikit pun.
Mereka tidak mau menguji kekuatan dalil dalam
mazhabnya.
Untuk dibandingkan dengan dalil orang lain.
Guna mengambil kesimpulan yang benar.
Setelah ditimbang dan diteliti dengan
seksama.
Jika mereka ditanya tentang hukumnya:
1. Musik.
2. Nyanyian.
3. Catur.
4. Guru wanita.
5. Wanita membuka wajah dan
tangannya.
6. Dan lainnya.
Maka langsung keluar jawaban paling mudah, yaitu:
“Hukumnya HARAM”
Padahal, salafus-shalih.
Yaitu orang-orang dulu yang saleh.
Tidak pernah mengatakan haram.
Sebelum tahu dalil yang mengharamkan dengan
jelas.
Dalam hal yang belum jelas hukumnya halal atau
haram.
Maka mereka akan menjawab,
1. Kami membencinya.
2. Kami tidak suka.
3. Dan sejenisnya.
Sebaiknya, umat lslam tidak termasuk salah
satu dari dua golongan di atas.
Umat lslam jangan membela Barat sebagai suatu persembahan.
Sesudah menerima:
1. Allah sebagai Tuhan.
2. Islam sebagai agama.
3. Nabi Muhammad sebagai utusan
Allah.
Sebaiknya tidak terikat dengan mazhab tertentu dalam seluruh masalah.
Jangan bersikap salah atau benar hanya ikut
mazhab tertentu.
Taklid artinya menghilangkan arti akal
manusia.
Akal manusia diciptakan oleh Allah untuk
berpikir dan menganalisa.
Jangan menjadi orang yang punya lilin.
Tapi dia berjalan dalam kegelapan.
Sebaiknya umat lslam tidak mengikatkan diri pada salah satu mazhab fikih
tertentu.
Karena kebenaran bukan hanya miliki satu mazhab saja.
Para imam mazhab tidak pernah menganjurkan demikian.
Mereka berijtihad untuk mengetahui yang benar.
Jika ijtihadnya salah.
Maka akan mendapat 1 pahala.
Dan jika ijtihadnya benar.
Maka mendapat 2 pahala.
Karena sungguh-sungguh dalam mencari kebanaran.
Imam Malik berkata,
“Tiap orang, pendapatnya boleh diambil dan
boleh ditolak.
Tapi Nabi Muhammad wajib dipatuhi."
Imam Syafii berkata,
"Apa yang saya anggap benar, mungkin
juga salah.
Dan yang saya anggap salah, mungkin juga
benar."
Tidak pantas seorang muslim yang alim.
Dan punya alat untuk menimbang
dan menguji.
Dia akan menjadi tawanan suatu
mazhab tertentu.
Atau tunduk kepada pendapat ahli fikih tertentu.
Seharusnya dia mau menjadi tawanan hujah dan dalil.
Selama dalilnya sah dan hujahnya kuat.
Maka dia lebih patut diikuti.
Jika sanadnya lemah dan hujahnya tidak kuat.
Maka harus ditolak.
Tidak memandang siapa pun yang mengatakannya.
Ali bin Abi Thalib berkata,
"Jangan kamu kenali kebenaran karena manusianya.
Tetapi kenali kebenaran.
Maka kamu akan kenal orangnya."
Al-Quran surah Al-baqarah (surah ke-2) ayat 138.
صِبْغَةَ
اللَّهِ ۖ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً ۖ وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ
Shibghah Allah. Dan siapakah
yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya kami
menyembah.
Islam adalah ciptaan Allah.
Dan siapakah yang lebih baik ciptaannya
selain Allah?
(Sumber Yusuf Qardhawi)
0 comments:
Post a Comment