BERSYUKUR
DENGAN LIDAH AKUI NIKMAT DAN PUJI PEMBERI
Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Syukur
(menurut KBBI V) adalah rasa terima kasih kepada Allah atau untunglah sebagai
pernyataan lega, senang, dan sebagainya.
Kata “syukur” adalah kata berasal dari bahasa Arab.
Dalam pengertian
kebahasaan tidak sepenuhnya
sama dengan pengertiannya menurut
asal kata itu.
Maupun menurut penggunaan istilah keagamaan.
Dalam Al-Quran kata “syukur” dengan
berbagai bentuknya ditemukan 44 kali.
Arti dasar kata “syukur”, yaitu:
1.
Pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh.
2.
Kepenuhan dan kelebatan.
3.
Sesuatu yang tumbuh di tangkai pohon atau parasit.
4.
Pernikahan atau alat kelamin”.
Sebagian
ulama berpendapat kata “syukur” berasal dari kata “syakara”.
Yang artinya “membuka”.
Yaitu lawan dari kata “kafara” atau “kufur”.
Yang artinya “menutup”.
Al-Quran surah lbrahim (surah ke-14) ayat 7.
وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ
إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah
juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
Al-Quran surah An-Naml (surah ke-27) ayat 40.
قَالَ
الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ
إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ
فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا
يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
Berkatalah seorang yang punya ilmu dari Al-Kitab, “Aku
akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia berkata, “Ini termasuk
karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.
Al-Quran surah
Adh-Dhuha (surah ke-93) ayat 11.
وَأَمَّا
بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu
menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).
Hakikat “syukur”
adalah “menampakkan
nikmat”.
Hakikat “kekufuran”
adalah “menyembunyikannya”.
Yang dimaksud dengan “menampakkan nikmat”.
Yaitu memakai nikmat pada tempat yang sesuai dengan
yang dikehendaki olehpemberinya.
Serta menyebut-nyebut nikmat dan pemberinya dengan
lidah.
Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 152.
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat
(pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat) –Ku.
Kesimpulannya.
Syukur mencakup 3 hal, yaitu:
1.
Syukur dengan hati.
Yaitu kepuasan batin atas nikmat yang diberikan.
2.
Syukur dengan lidah.
Yaitu dengan mengakui nikmat dan memuji pemberinya.
3.
Syukur dengan perbuatan.
Yaitu dengan memanfaatkan nikmat sesuai tujuan pemberiannya.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah
Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir
Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment