HILANGKAN RASA ISLAM FOBIA
Oleh: Drs. H.M. Yusron
Hadi, M.M.
Fobia adalah rasa ketakutan
berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu.
Tanpa alasan jelas yang dapat menghambat
kehidupan penderitanya.
Islam fobia adalah rasa ketakutan
berlebihan terhadap lslam.
Tanpa alasan jelas yang dapat menghambat
kehidupan penderitanya.
Fobia dapat menghambat kehidupan orang yang
mengidapnya.
Bagi sebagian orang, perasaan takut pengidap
fobia sulit dipahami.
Sehingga, pengidapnya.
Sering dijadikan olok-olokan oleh teman
sekitarnya.
Ada perbedaan "bahasa" antara
pengamat fobia dengan pengidap fobia.
Pengamat fobia memakai bahasa logika.
Tapi pengidap fobia biasanya memakai bahasa
rasa.
Bagi pengamat dirasa lucu.
Ada orang berbadan besar.
Tapi takut melihat hewan kecil seperti kecoak atau tikus.
Dalam bayangan mental pengidap fobia.
Subjek menjadi benda sangat besar, berwarna,
sangat menjijikkan, dan menakutkan.
Islam fobia adalah rasa ketakutan
berlebihan terhadap lslam.
Tanpa alasan jelas yang dapat menghambat
kehidupan penderitanya.
Islam fobia dapat muncul karena ajaran orang tuanya, pendetanya.
Atau pimpinannya menakutinya tanpa alasan jelas.
SEBENARNYA SIAPA YANG INTOLERAN...?
Saya benar-benar merasa heran.
Hanya karena slide ucapan
Selamat Hari Anak Nasional.
Bergambar sepasang anak kecil
berjilbab dan bertopi haji.
Tapi ratusan komentar
datang membully dan mencaci-maki.
Mereka menyebut :
1)
Kadrun sejak dini.
2)
Bangsa hanya milik satu kaum (Islam).
3)
Indonesia tidak punya budaya sendiri (berjilbab dianggap budaya
Arab).
4)
Menuduh Negeri ini sudah menuju Indonestan (merujuk ke Negara
yang menerapkan syariah Islam seperti Pakistan dan Afganistan).
Dari nama orang yang komentar.
Saya paham, para Islamphobia itu berasal dari saudara sebangsa
yang non muslim.
Betapa kurang ajar dan sempitnya pemahaman segelintir.
Bisa jadi sebenarnya cukup banyak.
Dan tentu saja ini menjadi anomali.
Di negara lain, umat lslam minoritas dizalimi.
Di negeri kita, malah umat mayoritas yang ditindas.
Sebut saja di Thailand dan Myanmar.
Tidakada umat minoritas yang berani membully umat Budha dan simbol
Buddhis.
Di India juga tidak mungkin Umat Muslim dan Kristen India berani
kurang ajar membully simbol Hinduisme.
Tapi di Indonesia!
Umat Islam mayoritas (88 persen).
Tapi tiap hari ajaran Islam dan simbol Islam jadi bahan
bully-an.
Apa salahnya anak-anak kecil menunjukkan identitas ke
Islamannya?
Jangan sampai kebencian terhadap Islam tertanam cukup dalam.
Dalam pikiran sebagian saudara sebangsa yang non muslim.
Apakah hal ini diam-diam diajarkan di Rumah Ibadah mereka?
Islam 88 persen dan non lslam 12 persen.
Umat Islam diajarkan untuk selalu bersikap toleran.
Buktinya, di TVRI dan lainnya.
Ada acara khusus untuk agama lain.
Tidak ada umat Islam yang protes.
Acara anak-anak menggambar dengan topi dengan simbol agama dan
budaya tertentu.
Tidak ada umat Islam yang usil.
Padahal sekali lagi, umat Islam di Indonesia mayoritas mutlak
(88 persen).
Tapi tak pernah protes
libur pekan Nasional di Hari Minggu.
Tak pernah protes umat
Budha dan Konghuchu yang tak sampai 1 persen.
Tapi punya Libur Keagamaan
Nasional sendiri.
Kalau Umat Islam mau,
Indonesia bahkan bisa saja jadi Negara Islam.
Bahkan lewat jalan
Demokrasi.
Karena Demokrasi berdasar
suara terbanyak.
Tapi Umat Islam sejak lama
sudah mengalah.
Dan 7 kata keramat di
Piagam Jakarta.
Yaitu: "Kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi Pemeluknya", dihapus.
Umat Islam ikhlas.
Padahal sebenarnya
kewajiban itu buat umat Islam sendiri.
Tapi karena saudara
sebangsa yang non muslim keberatan.
Umat Islam ikhlas
menghilangkan haknya.
Atas nama Kesatuan dari
Sabang sampai Merauke.
Dari Miangas sampai Pulau
Rote.
Umat Islam yang 88 persen.
Siap disamakan haknya
dengan umat Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.
Yang keseluruhan non-lslam
5 penganut agama itu cuma total 12 persen !!!
Sebutkan satu saja negara
Eropa.
Yang katanya pusat
Demokrasi dan Toleransi Dunia.
Yang umat mayoritas di Negara itu mampu bersikap seperti
mayoritas muslim di Indonesia !
Tidak ada !!!
Jadi tolong saudara sebangsa yang non muslim.
Berhenti memecah-belah kesatuan bangsa.
Jangan terlalu ikut campur apalagi sampai membully dan
mencaci-maki ajaran Islam.
Perempuan berjilbab dan berhijab adalah aturan Islam.
Kalau sejak dini kami mengajari anak kami ajaran Islam.
Itu hak kami.
Silakan kalian ajari anak-anak kalian semau kalian.
Tapi tolong jangan ajari mereka membenci Islam.
Cukup sudah Islamphobia terpotong pada generasi kalian saja.
Semoga Indonesia bisa
kembali damai
Maafkan kemarahan dan
kekesalan saya ini.
(Sumber internet TY)
0 comments:
Post a Comment