Wednesday, October 27, 2021

11445. BEDANYA HATI JIWA DAN AKAL MANUSIA

 

 



BEDANYA HATI DAN AKAL MANUSIA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Al-Quran surah As-Sjadah (surah ke-32) ayat 7.

 

 

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ

 

Allah yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.

 

ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ

 

Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.

 

 

ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

 

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tapi) kamu sedikit sekali bersyukur.

 

Manusia bisa dibagi 3 bagian yaitu:

1.      Jasad.

2.      Roh.

3.      Jiwa.

 

 

Al-Quran memilah tubuh manusia  dalam 3 bagian, yaitu:

 

1.      Jisim (jasad).

2.      Jiwa (nafs-anfus).

3.      Roh.

 

Secara saintifik, jasad terdiri atas organ.

 

Organ terdiri atas jaringan sel.

Sel terdiri atas molekul.

 

Molekul terdiri atas atom.

Dan seterusnya.

 

Hal itu bersifat material.

Dan material itu benda mati.

 

 

Analog dengan computer.

 

Jasad ibarat hardware.

Atau perangkat kerasnya.

 

Misalnya pentium 1, 2, dan seterusnya.

 

Makin hebat sirkuitnya.

Makin hebat chip.

Atau otak komputer itu.

 

Tapi hadware benda mati.

 

Dan tiap benda punya energi.

 

Maka energi ini yang disebut dengan jiwa.

 

Allah mencipta badan manusia  berbeda-beda.

 

Maka energi tiap orang juga berbeda.

 

Energi tersimpan di balik otak.

 

Otak adalah batas jasad badan dan jiwa.

 

 

 

Jasad badan dan jiwa itu benda mati.

Karena tak punya kehendak sendiri.

 

Maka harus ada yang mengendalikan.

Yaitu roh yang menghidupkan jasad tubuh dan jiwa.

 

Artinya adalah OS (operasional system).

 

Roh manusia adalah sifat Allah  yang ditularkan dalam skala makhluk.

 

Jasad tubuh dan jiwa yang  mati.

 

Saat ditiup sebagian roh Allah.

Maka menjadi hidup.

 

Yaitu OS berupa roh dimasukkan dalam jasad atau hardwarenya.

Maka jiwa mulai bisa dididik.

 

Istilah komputernya.

Bisa dimasuki program aplikasi.

 

Tapi harus sesuai hardwarenya.

 

Tiap manusia sudah menyimpan potensi ketuhahan .

 

Jika potensinya disalurkan ke luar.

 

Maka disebut orang yang mendekat kepada Allah.

 

Tapi konsep dekat di sini.

Tidak seperti konsep dekat benda.

 

 Dalam Al-Qur’an dijelaskan.

Bahwa Allah lebih dekat kepada tiap manusia.

Dari pada urat nadinya.

 

Artinya Allah lebih dekat daripada sesuatu yang tak punya jarak.

 

 

Dalam diri tiap manusia.

 

Sudah ada potensi kecerdasan, potensi kreativitas.

Dan potensi lainnya.

 

Yang bersifat ketuhanan.

 

Tiap orang punya potensi sama.

 

 

Misalnya ada bola kaca bersinar.

 

Kemudian dilapisi 2 lapis lagi bola kaca.

 

Lapisan ke-1 adalah roh.

Lapisan ke-2 adalah jiwa.

Dan lapisan ke-3 adalah jasad.

 

Jika lapisan ke-2.

Yakni jiwa dikotori.

 

Maka cahaya dari inti bola kaca akan terhijab.

 

Dalam hadis disebutkan.

 

Bahwa tiap kali orang berbuat dosa.

 

Dia menabung noda hitam dalam jiwanya.

 

Maka potensi nuraninya.

Yaitu cahaya rohaninya tidak keluar.

 

Karena terhalang noktah dosa.

 

Jika ingin mengeluarkan potensi ketuhan dalam diri kita.

 

Maka cukup bersihkan jiwa.

 

Yaitu akhlaknya diperbaiki.

 

Maka dengan otomatis.

 

Potensi ketuhan keluar dengan sendirinya.

 

Dalam Al-Quran disebutkan.

 

Bahwa jiwa punya potensi baik dan buruk.

 

Artinya, jiwa bisa berubah kualitasnya.

 

Bahwa jiwa bisa diupgrade (dibangun)

Atau didowngrade (dirusak).

 

Tapi roh tidak.

 

Roh itu standar.

 

Menurut Al-Quran.

Bahwa jiwa sebagai entitas yang bisa naik dan bisa turun.

 

Dalam jiwa manusia ada nafsu:

1.      Nafsu ammarah (cenderung  emosional).

 

2.      Nafsu hawa (cenderung merusak).

 

 

3.      Nafsu lawwama (cenderug menyesali kesalahan).

 

4.      Nafsu mutmainah (tenang).

 

artinya manusia asalnya netral.

 

Jika manusia senantiasa menyucikan jiwanya.

 

Maka dia akan menemui kemenangan.

 

Tapi jika manusia suka mengotorinya.

 

Maka hidupnya akan celaka.

 

Jadi intinya.

Salalu perbaikilah kualitas jiwa.

 

 

Jiwa punya fitur-fitur.

 

Secara garis besarnya ada pikir dan zikir.

 

Bagi orang yang mampu mengoptimalkan pikir dan zikir.

 

Al-Quran menjulukinya ulul albab.

 

Yaitu orang yang bisa mengambil pelajaran.

Dalam arti subtansial.

 

Sebab hatinya selalu berdzikir.

 

 dan sanggup pula mendayagunakan perangkat berpikirnya.

 

Untuk tafakkur secara ilmiah.

 

 Tafakkur itu kecerdasan intelektual atau IQ.

 

Tazakkur lebih condong pada cerdas emosional.

 

Orang Barat lebih cenderung pada tafakkur.

 

Tafakkur atau berpikir ilmiah.

 

Komponennya disebut logika, rasionalitas, analisa, memori.

 

Dan perangkat ilmiah empiris.

 

Dengan alat itu mereka bisa membaca semesta.

 

Tapi hanya permukaannya saja.

Yang bersifat material.

 

Orang Barat memakai satu perangkat saja.

Bisa hebat.

 

 

Alangkah indahnya.

Jika dua potensi tadi disandingkan mesra.

 

Tentu akan muncul generasi ulul albab.

 

 

BEDANYA HATI DAN AKAL MANUSIA

 

Jiwa adalah turunan (derivasi) dari roh.

 

Roh membawa sifat ketuhanan.

Jiwa menampilkan fungsi sifat manusia.

 

Tubuh adalah wadahnya.

Pendengaran adalah sistem fungsi mendengar.

 

Pendengaran bukan telinga.

Penglihatan adalah fungsi melihat.

Penglihatan bukan mata.

 

Kecerdasan adalah fungsi akal.

Kecerdasan bukan otak.

 

Fungsi pendengaran, penglihatan, dan kecerdasan itu gambaran jiwa.

 

Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 46.

 

 

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

 

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka punya hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau punya telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukan mata yang buta, tapi yang buta ialah hati dalam dada.

 

Hati itu organ.

Dan memahami itu fungsi jiwa.

 

Telinga itu organ.

Dan mendengar itu fungsi jiwa.

 

Mata itu organ.

Dan melihat itu fungsi jiwa.

 

Yang buta itu bukan mata.

Tapi hati yang tak bisa paham.

 

Pendengaran adalah berupa sistem.

Bukan hanya telinga saja.

 

Suara yang masuk telinga.

Dikirim ke gendang telinga.

Diubah jadi sinyal.

Dan dikirim ke otak.

 

Allah menyetarakan pendengaran, penglihatan, dan pemahaman.

Semuanya fungsi jiwa.

 

Allah juga menyetarakan telinga, mata, dan hati.

Semuanya adalah organ jasad.

 

Saat Al-Quran berbicara tentang kalbu.

Maksudnya bukan hati dan bukan lever.

Tapi jantung.

 

Rasulullah bersabda,

 

“Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging.

 

Jika ia baik, maka baik seluruh jasadnya.

Jika ia jelek, maka jelek seluruh jasadnya.

Daging itu adalah hati (jantung).”

 

Hadis ini membahas tentang kesehatan fisik.

 


Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8) ayat 2.

 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

 

Sesungguhnya orang-orang  beriman ialah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya bertambah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.

 

 

Qalbu bisa diartikan jantung.

Karena jantung bisa bergetar.

Bukan hati.

 

Tubuh adalah wadahnya.

Jiwa adalah fungsinya.

 

Fuad adalah fungsi kecerdasan akal.

 

Sistem pendengaran, penglihatan, dan pemahaman pusatnya di otak.

 

 

 

Saat manusia emosi.

 

Misalnya marah, sedih, atau gembira.

 

Semuanya terjadi di otak.

Tapi getaran di otak dikirim langsung ke jantung.

 

Dan jantung bergetar 500 kali lipat daripada di otak.

 

Maka orang yang marah emosi tinggi.

Jantungnya bisa berhenti.

Dan dia meninggal.

 

Al-Quran surah Al-lsra (surah ke-8) ayat 36.

 

·         وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

 

Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua akan diminta tanggung jawab.

 

 

Yang tanggung jawab adalah fungsi pendengaran, penglihatan dan pemahaman.

 

Bukan organ telinga, mata, dan hati (jantung).

 

Di akhirat yang harus tanggung jawab adalah fungsi jiwa.

Bukan roh.

 

Karena roh adalah netral.

 

 

 

(Sumber Agus Mustofa)

 

 

0 comments:

Post a Comment