TERE
LIYE SANTRI KOK MALING
Oleh: Tere
Liye
*Santri
kok MALING
Saya
itu nyaris pernah mengunjungi semua pondok pesantren besar di Indonesia ini.
Ujung
ke ujung, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dll.
Karena
bukan apa2.
Santri
itu di sekolahnya.
Tidak
boleh bawa HP.
Tidak
boleh nonton televise.
Main
gadget dkk.
Tidak
boleh.
Maka
apa hiburan mereka?
Baca
buku.
Dan
buku2 sy salah-satunya.
Jadilah,
sy sering diundang.
Pun sy
datang sendiri lewat program literasi.
Ke
ponpes2 ini.
Bikin
acara ttg kepenulisan, bedah buku, dll.
Sebutkan
satu saja nama pesantren besar.
Dgn
santri minimal 2.000.
Maka
kemungkinan besar sy pernah datang ke sana.
Entah
itu pesantren NU, Muhammadiyah, Persis, dll.
Termasuk
pesantren2 yg tdk berdiri di kelompok manapun.
Entah
itu tradisional, modern, semi-modern, dll.
Sy
biasanya datang pakai sarung.
Lantas
guru2, pimpinan di sekolah heran.
Bang
Tere pakai sarung juga?
Loh,
bahkan sejak kecil sy suka sarungan.
Itu
bukan pencitraan.
Hanya
karena mau datang ke ponpes.
Mendadak
sarungan.
Sy ini
'santri' juga.
Meski
cuma KW dan abal2.
Tapi
ini tdk penting.
Ada
hal lain yang penting.
Dan
harus dibicarakan serius:
1. Adalah fakta.
Kementerian Agama itu sarangnya koruptor.
Maling.
Kamu tidak terima?
Wow, kamu baca dong fakta2nya.
Said Agil Husain Al Munawar, Menteri Agama, masuk
penjara.
Gara2 penyalahgunaan biaya haji.
Suryadharma Ali, Menteri Agama, juga masuk penjara.
Terakhir Si
Romi, ketua PPP, dengan Menteri Agama dari PPP.
Masuk penjara gara2 suap jabatan Kakanwil.
Belum lagi kasus2 lainnya.
Ini kementerian buanyak malingnya.
Cek penelitian2 aktivis anti korupsi soal ini.
Kementerian mana yg pegawainya banyak tersangkut
urusan maling.
2. Nah, epic-nya adalah, Menteri2
agama itu hobi sekali bilang dia SANTRI.
Termasuk pejabat2 Kemenag, ngaku2 santri.
Dan memang adalah fakta, menteri2 lulusan ponpes.
Atau kuliah di IAIN. Sekolah2/kampus2 agama.
Santri, dulu.
Hari ini, pejabat.
Besok2, eeeh, berurusan sama KPK.
3. Maka pertanyaan dan kesimpulan
paling mematikan.
Dari rangkaian fakta itu adalah: kok SANTRI MALING?
Ya Rabbi.
Kamu teh santri?
Dulu sarungan?
Tinggal di sekolah asrama, semua serba sederhana.
Sekarang kok jadi maling?
4. Jangan dibantah, dan jangan baper
baca tulisan ini, dik.
Itu adalah
realitasnya.
Mau apa lagi?
Nah, pertanyaannya.
Apakah Kementerian Agama ini tergerak buat bersihin
semuanya?
Coba cek, berapa banyak pejabat2 di kementerian ini
hasil proses suap, intrik internal, dkk?
Ngaca dong, jika Si Romi sj ketangkap gara2 urusan
jabatan Kakanwil.
Gimana bawahnya?
Itu jabatan, posisi2, sudah mulai dipastikan
transparan.
Dan akuntabel tdk seleksinya?
5. Dan ngomongin soal santri, ponpes.
Terakhir terbetik kabar.
Bansos' buat pesantren juga jadi bancakan.
Jadi begini, di Banten itu ada ribuan ponpes.
Lantas, ehem, dikasih bantuan.
Hibah.
Apa yang terjadi dari ratusan milyar duit ini,
sebagian dikorup.
Ini kocak sekali.
Pesantren terlibat?
Kalaupun mereka tdk tahu menahu, tapi mereka
seharusnya TAHU.
Lain kali jangan mau dibodohi orang2 pemda, dinas,
kementerian dll.
Jika mereka ngasih bantuan.
Pastikan angka di kertas dan diterima sama.
Jangan gara2 uang seupil.
Kita jadi kayak ngasih jalan bagi mereka buat korup.
Saya
sungguh berdoa.
Ya
Rabbi, tolong jaga anak2 kami di ponpes2 ini.
Pastikan
mereka dididik benar2 membenci mencuri, maling.
Cukuplah,
Said Agil Husin Al Munawar.
Cukuplah
Suryadharma Ali.
Cukuplah
Si Romi yg dulu baliho2nya ada dimana.
Eh,
mereka masuk penjara juga.
Cukup
ya Allah.
Saya
malu sekali.
Jika
santri2 ini, ada yg sudah baca 30 buku Tere Liye.
Termasuk
buku2 yg isinya ttg kejujuran, keberanian, dll, eh besok2 korup juga.
Malu.
Isin.
*Tere
Liye, penulis novel 'Negeri Para Bedebah'
**kami
revisi catatan ini, karena ada typo fatal sekali.
Romi
bukan menteri, tapi ketua PPP, dengan menteri agama dari PPP saat kasus suap
jabatan terjadi.
Terimakasih
atas masukan pembaca
0 comments:
Post a Comment