SEMUA KITAB SUCI TAK BAHAS
WUJUD TUHAN
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
Dalam sejarah manusia.
Hampir semua umat manusia percaya
adanya Tuhan.
Yang mengatur alam raya
ini.
Orang Yunani Kuno menganut
paham politeisme.
Yaitu keyakinan banyak
tuhan.
1. Bintang
adalah tuhan (dewa).
2. Venus
adalah (tuhan) Dewa Kecantikan.
3. Mars
adalah Dewa Peperangan.
4. Minerva
adalah Dewa Kekayaan.
5. Tuhan
tertinggi adalah Apollo atau Dewa Matahari.
Orang Hindu zaman lampau punya
banyak dewa.
Yang diyakini sebagai
tuhan-tuhan.
Misalnya tercermin dalam
Hikayat Mahabarata.
Masyarakat Mesir.
Yakin adanya Dewa Iziz,
Dewi Oziris.
Dan yang tertinggi adalah
Ra'.
Masyarakat Persia.
Yakin ada tuhan Gelap dan tuhan
Terang.
Begitulah seterusnya.
Pengaruh keyakinan itu
merambah ke Arab.
Jika ditanya tentang
Penguasa dan Pencipta langit dan bumi.
Mereka menjawab,
"Allah."
Tetapi pada saat sama.
Mereka juga menyembah berhala:
1. Al-Lata.
2. Al-Uzza.
3. Manata.
Yaitu 3 berhala terbesar
mereka.
Di samping ratusan berhala
lainnya.
Al-Quran datang untuk meluruskan
keyakinan itu.
Dengan membawa ajaran
tauhid.
Kata "Allah" dalam
Al-Quran terulang 2.697 kali.
Belum lagi kata[1]kata
semacam Wahid, Ahad, Ar-Rab, Al-Ilah.
Atau kalimat yang menolak adanya
sekutu bagi-Nya.
Yang menjelaskan tentang
tauhid.
Dalam Al-Quran.
Hampir tidak ditemukan ayat
yang bicara wujud Tuhan.
Sekh Abdul Halim Mahmud
dalam bukunya Al-Islam wa Al-'Aql menegaskan.
Bahwa, "Dalam Al-Quran,
Kitab Taurat, dan Injil dalam bentuknya yang sekarang pun.
Yaitu Perjanjian Lama dan
Baru.
Tidak menguraikan tentang
wujud Tuhan."
Karena wujud Tuhan sangat jelas
dan terasa.
Sehingga tidak perlu dijelaskan.
Al-Quran mengisyaratkan
bahwa hadirnya Allah ada dalam diri setiap insan.
Dan itu fitrah bawaan
manusia sejak asal kejadiannya.
Al-Quran surah Ar-Rum
(surah ke-30) ayat 30.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ
حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ
لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا
يَعْلَمُونَ
Maka hadapkan wajahmu dengan
lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itu) agama
yang lurus; tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Al-Quran surah Al-A’raf (surah
ke-7) ayat 172.
وَإِذْ
أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ
عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ
تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab:
"Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan)".
Semua agama tak membahas wujud Tuhan Allah.
Karena kata “wujud” akan membawa manusia membayangkan Tuhan Allah
berupa materi fisik.
Padahal Allah tak serupa dengan apa apun.
Semua yang dibayangkan manusia pasti salah.
Al-Quran surah Asy-Syura (surah
ke-42) ayat 11.
فَاطِرُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ
أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ
الْبَصِيرُ
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari
jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia yang Maha
Mendengar dan Melihat.
(Sumber Quraish Shihab)
0 comments:
Post a Comment