Sunday, March 13, 2022

12816. NEGARA DEMOKRASI HARUS ADA OPOSISI SEIMBANG

  



 

NEGARA DEMOKRASI HARUS ADA OPOSISI SEIMBANG

Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM

 

 

Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) menyebut.

 

Bahwa oposisi hal wajar dalam demokrasi.

 

Sebagai pengimbang sistem kekuasaan.

 

Tapi kekuasaan oposisi jangan  terlalu kuat.

 

Adanya oposisi sifat alamiah demokrasi.

 

Demokrasi tidak bekerja dengan baik.

Jika tidak ada check and balance.

 

Di negara demokrasi.

Harus ada oposisi yang seimbang.

 

Hal itu hukum kehidupan,” ujar Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie.

 

Usai menjadi pembicara.

Diskusi buku di Jakarta.

Kamis (25/7/2019),

 

Adanya oposisi.

Atau  Istilah apa pun.

Sebagai kelompok pengimbang.

Haru s ada.

 

Tapi besaran kewenangannya.

Harus dijaga.

 

Harus ada oposisi.

Tapi jangan terlalu kuat.

Dan jangan terlalu lemah,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi.

 

Kekuatan oposisi yang terlalu kuat.

 

Akan mendikte proses pengambilan politik.

 

Yang seharusnya berada di tangan presiden.

 

Tetap jika oposisi terlalu lemah.

Maka pemerintah tidak ada yang mengontrol.

 

Akan berakibat runtuhnya sistem demokrasi.

 

Di Indonesia.

 

Jimly mengapresiasi pertemuan Prabowo-Jokowi.

Dan Prabowo-Megawati.

 

Pertemuan lambing.

Bahwa sudah saatnya.

Rakyat Indonesia kembali bersatu.

 

 Setelah polarisasi Pemilu 2019.

 

“Saya senang melihatnya.

Karena memberi sinyal pada rakyat.

Bahwa  sudah move on,” katanya.

 

Jimly berharap media sosial antar pendukung capres.

 

Jadi wadah merekatkan lagi silaturahmi kebangsaan.

 

Yaitu saling merangkul.

Dan mengajak sinergi.

 

Meskipun beda politik.

Tapi semua tujuannya sama.

Yaitu untuk  maslahat Indonesia.

 

Hasil Pemilu 2014

1.      PDIP        = 23,6 juta suara.

2.      Gerindra  = 14,7 juta suara.

3.      Gokar      = 18,4 juta suara.

 

Hasil Pemilu 2019

 

1.      PDIP       = 27 juta suara lebih.

2.      Gerindra = 17,5 juta suara.

3.      Golkar     = 17,2 juta suara.

 

Perincian Hasil Pemilu 2019

 

1.      PDI-P: 27.053.961 (19,33 persen).

2.      Gerindra: 17.594.839 (12,57 persen.

 

3.      Golkar: 17.229.789 (12,31 persen).

4.      PKB: 13.570.097 (9,69 persen).

 

5.      Nasdem: 12.661.792 (9,05 persen).

6.      PKS: 11.493.663 (8,21 persen).

 

7.      Demokrat: 10.876.507 (7,77 persen).

8.      PAN: 9.572.623 (6,84 persen).

 

9.      PPP: 6.323.147 (4,52 persen).

10.               Perindo: 3.738.320 (2,67 persen).

 

11.               Berkarya: 2.929.495 (2,09 persen).

12.               PSI: 2.650.361 (1,89 persen).

 

13.               Hanura: 2.161.507 (1,54 persen).

14.               PBB: 1.099.848 (0,79 persen).

 

15.                Garuda 702.536 (0,50 persen).

16.               PKPI 312.775 (0,22 persen)  .

  


(Sumber Kompas.com)

0 comments:

Post a Comment