Friday, March 22, 2024

33305. ALQURAN PASTI BENAR TAPI MANUSIA BISA SALAH PAHAM

 


ALQURAN PASTI BENAR TAPI MANUSIA BISA SALAH PAHAM

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Ada 6 tanda.

Dewasa beragama.

 

Yaitu:

 

1.                 Agama sebagai kekuatan motivasi.

2.                 Membentuk akhlak konsisten.

 

3.                 Komprehensif (berpikir terbuka).

4.                 Integral (menyatu).

 

5.                 Heuristik (selalu ingin berkembang).

6.                 Koreksi kelebihan dan kekurangan.

 

 

1.         Agama sebagai kekuatan motivasi

 

Agama.

1)         Jadi kekuatan.

2)        Memberi motivasi.

 

3)        Untuk menjalani hidup.

Dengan baik.

4)        Tak jadi sumber konflik.

 

5)        Tak jadi beban hidup.

6)        Tak jadi sumber gelisah.

 

2.   Agama membentuk akhlak baik konsisten

 

Agama menciptakan sikap moral dan perilaku baik yang istikamah.

 

Yaitu sikap teguh pendirian.

 

Konsisten berbuat baik.

Tak angin-anginan.

 

2.         Komprehensif

 

Yaitu pikirannya terbuka.

Tak sempit.

Bisa melihat utuh dan menyeluruh.

 

Tak mengaku dirinya satu-satunya yang paling benar.

Paham pendapat lain yang berbeda.

 

4.   Integral

Nilai agama hidup menyatu dalam dirinya.

Tak terjadi konflik dalam dirinya.

 

Menyatu paket lengkap jasmani dan rohani.

Seimbang urusan dunia dan akhirat.

 

Teratur dalam beribadah dan bekerja.

Serasi dalam kegiatan dan istirahat.

 

5.   Heuristic

 

Sadar dirinya manusia biasa.

Bisa benar dan salah.

 

Selalu mencari yang lebih baik dan lebih benar.

Ingin selalu berproses.

 

Selalu menambah wawasan.

Terus ingin berkembang.

 

Terbuka menerima saran orang lain.

Tak fanatik dan tak menutup diri.

 

7.      Koreksi kelebihan dan kekurangan

 

Cirinya:

1)              Patuh beragama.

 

Taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan.

 

Jika tak taat itu bukan beragama.

Tapi hanya ilmu filsafat.

 

 

2)              Observatif.

 

Mencari dalil argumennya yang lebih kuat dalam beragama.

 

3)              Kritis.

 

Memakai akal sehat.

Meneliti kebenaran argumen.

 

4)              Reflektif.

 

Mengevaluasi diri sendiri.

Selalu memperbaiki diri.

Agar lebih baik.

 

5)              Tak dogmatis.

 

Dogma artinya.

Harus diterima.

Tak boleh dibantah.

 

Tak dogmatis.

Artinya diterima tapi diteliti lebih dulu.

 

Manusia bisa salah dan keliru.

Maka perlu diteliti lagi.

 

Tak dogmatis.

Artinya bisa menerima hal baru yang lebih kuat.

 

Dan bersifat terbuka

Berani mengaku salah, jika memang salah.

 

6)              Tak fanatik.

 

Mau evaluasi diri sendiri.

 

Misalnya.

Al-Quran pasti benar.

 

Tapi manusia dalam memahami ayat.

Dalam Al-Quran bisa salah.

 

Sehingga perlu diteliti lagi.

 

(Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)

 

0 comments:

Post a Comment