Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Sunday, July 2, 2017

120. RAHMAT

NABI MUHAMMAD,
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir. Bertepatan 20 April 571 Masehi. Abdullah bin Abdul Muththalib, 25 tahun, ayah Nabi. Meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir. Aminah binti Wahab, ibu Nabi. Berasal dari Madinah.  Abdullah dan Aminah, keduanya berasal dari Bani Abdi Manaf.
       Nabi Muhammad lahir yatim. Hidup dalam lingkungan terbelakang. Namun anak inilah yang namanya disebut-sebut ratusan juta manusia. Disertai decak kagum. Sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sungguh luar biasa.
    Nabi Muhammad berbudi amat luhur. Dengan tekun dan sikap ksatria. Nabi menyebarkan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Dengan rahmat itu, terpenuhi semua kebutuhan batin manusia. Menuju ketenangan, kedamaian, dan kesejahteraan.
      Nabi Muhammad menyebarkan kebaikan bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk umat Islam saja. Tetapi untuk seluruh umat manusia. Juga, kebaikan untuk seluruh makhluk lainnya. Nabi Muhammad mengajarkan. “Apabila kalian mengendarai seekor binatang. Berikan hak-haknya. Jangan menyiksanya.”
      Nabi bersabda,”Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka. Karena dia mengurung seekor kucing. Dia tidak memberinya makan. Juga, tidak dilepasnya untuk mencari makan”. Pada kesempatan lain. Nabi bersabda,”Seorang yang bergelimang dosa. Diampuni dosa-dosanya oleh Allah. Karena dia memberi minum seekor anjing yang kehausan.” 
      Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bersahabat dengan alam. Nabi tak menggunakan istilah “menundukkan” alam. Karena hal ini dapat menimbulkan kesombongan. Bisa memunculkan sikap sewenang-wenang. Nabi menggunakan istilah “Allah memudahkan alam untuk dikelola manusia.”
      Al-Quran surah Ibrahim. Surah ke-14 ayat 32. “Allah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit. Kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan yang menjadi rezeki untukmu. Dia menundukkan bahtera bagimu, supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dia  menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
      Nabi berpesan agar tak merusak alam. Nabi melarang memetik buah yang masih mentah. Nabi melarang mengambil buah yang belum matang. Nabi melarang memetik bunga yang belum mekar. Nabi bersabda,”Biarkan semua bunga bermekaran, agar mata menikmati keindahannya. Supaya lebah dapat menghisap sarinya.”
     Nabi mencintai benda-benda yang tak bernyawa. Nabi memberi nama benda yang dimilikinya. Sebuah perisai diberi nama “Al-Fudhul”. Pedang Nabi diberi gelar “Zulfiqar”. Sebuah pelana disebut “Al-Daj.”
       Nabi memberi nama tikarnya dengan “Al-Kuz’. Sebuah cermin disebut “Al-Midallah.” Gelas Nabi diberi nama “Al-Shadir.” Tongkat Nabi dijuluki “Al-Mamsyuk.” Dan yang lainnya.
      Semua barang-barang Nabi diberi nama yang indah. Seolah-olah  benda  tak bernyawa itu mempunyai kepribadian. Membutuhkan uluran perawatan, penjagaan, persahabatan, rahmat, dan “kasih sayang”.
      Nabi Bersabda, “Manusia yang paling baik ialah yang paling bermanfaat bagi yang lain.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu bagaikan seekor lebah. Dia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih. Tidak merusak atau mematahkan yang dihinggapinya.”
      Beberapa sifat tawon atau lebah. Hinggap di tempat bersih. Menyerap sesuatu yang bersih. Mengeluarkan sesuatu yang bersih. Pekerja keras. Tak merusak yang dihinggapinya. Tak pernah melukai. Jika diganggu, dia akan melawan.
      Nabi mengibaratkan seorang Islam seperti tawon atau lebah. Hanya mengonsumsi yang baik. Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tak suka merusak. Tak senang menyakiti orang lain. Tak akan merusak lingkungannya.
     Nabi Muhammad membawa ajaran Islam yang mulia. Islam agama yang “rahmatan lilalamin”. Yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

120. RAHMAT

NABI MUHAMMAD,
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir. Bertepatan 20 April 571 Masehi. Abdullah bin Abdul Muththalib, 25 tahun, ayah Nabi. Meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir. Aminah binti Wahab, ibu Nabi. Berasal dari Madinah.  Abdullah dan Aminah, keduanya berasal dari Bani Abdi Manaf.
       Nabi Muhammad lahir yatim. Hidup dalam lingkungan terbelakang. Namun anak inilah yang namanya disebut-sebut ratusan juta manusia. Disertai decak kagum. Sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sungguh luar biasa.
    Nabi Muhammad berbudi amat luhur. Dengan tekun dan sikap ksatria. Nabi menyebarkan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Dengan rahmat itu, terpenuhi semua kebutuhan batin manusia. Menuju ketenangan, kedamaian, dan kesejahteraan.
      Nabi Muhammad menyebarkan kebaikan bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk umat Islam saja. Tetapi untuk seluruh umat manusia. Juga, kebaikan untuk seluruh makhluk lainnya. Nabi Muhammad mengajarkan. “Apabila kalian mengendarai seekor binatang. Berikan hak-haknya. Jangan menyiksanya.”
      Nabi bersabda,”Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka. Karena dia mengurung seekor kucing. Dia tidak memberinya makan. Juga, tidak dilepasnya untuk mencari makan”. Pada kesempatan lain. Nabi bersabda,”Seorang yang bergelimang dosa. Diampuni dosa-dosanya oleh Allah. Karena dia memberi minum seekor anjing yang kehausan.” 
      Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bersahabat dengan alam. Nabi tak menggunakan istilah “menundukkan” alam. Karena hal ini dapat menimbulkan kesombongan. Bisa memunculkan sikap sewenang-wenang. Nabi menggunakan istilah “Allah memudahkan alam untuk dikelola manusia.”
      Al-Quran surah Ibrahim. Surah ke-14 ayat 32. “Allah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit. Kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan yang menjadi rezeki untukmu. Dia menundukkan bahtera bagimu, supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dia  menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
      Nabi berpesan agar tak merusak alam. Nabi melarang memetik buah yang masih mentah. Nabi melarang mengambil buah yang belum matang. Nabi melarang memetik bunga yang belum mekar. Nabi bersabda,”Biarkan semua bunga bermekaran, agar mata menikmati keindahannya. Supaya lebah dapat menghisap sarinya.”
     Nabi mencintai benda-benda yang tak bernyawa. Nabi memberi nama benda yang dimilikinya. Sebuah perisai diberi nama “Al-Fudhul”. Pedang Nabi diberi gelar “Zulfiqar”. Sebuah pelana disebut “Al-Daj.”
       Nabi memberi nama tikarnya dengan “Al-Kuz’. Sebuah cermin disebut “Al-Midallah.” Gelas Nabi diberi nama “Al-Shadir.” Tongkat Nabi dijuluki “Al-Mamsyuk.” Dan yang lainnya.
      Semua barang-barang Nabi diberi nama yang indah. Seolah-olah  benda  tak bernyawa itu mempunyai kepribadian. Membutuhkan uluran perawatan, penjagaan, persahabatan, rahmat, dan “kasih sayang”.
      Nabi Bersabda, “Manusia yang paling baik ialah yang paling bermanfaat bagi yang lain.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu bagaikan seekor lebah. Dia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih. Tidak merusak atau mematahkan yang dihinggapinya.”
      Beberapa sifat tawon atau lebah. Hinggap di tempat bersih. Menyerap sesuatu yang bersih. Mengeluarkan sesuatu yang bersih. Pekerja keras. Tak merusak yang dihinggapinya. Tak pernah melukai. Jika diganggu, dia akan melawan.
      Nabi mengibaratkan seorang Islam seperti tawon atau lebah. Hanya mengonsumsi yang baik. Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tak suka merusak. Tak senang menyakiti orang lain. Tak akan merusak lingkungannya.
     Nabi Muhammad membawa ajaran Islam yang mulia. Islam agama yang “rahmatan lilalamin”. Yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

120. RAAHMAT

NABI MUHAMMAD,
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir. Bertepatan 20 April 571 Masehi. Abdullah bin Abdul Muththalib, 25 tahun, ayah Nabi. Meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir. Aminah binti Wahab, ibu Nabi. Berasal dari Madinah.  Abdullah dan Aminah, keduanya berasal dari Bani Abdi Manaf.
       Nabi Muhammad lahir yatim. Hidup dalam lingkungan terbelakang. Namun anak inilah yang namanya disebut-sebut ratusan juta manusia. Disertai decak kagum. Sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sungguh luar biasa.
    Nabi Muhammad berbudi amat luhur. Dengan tekun dan sikap ksatria. Nabi menyebarkan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Dengan rahmat itu, terpenuhi semua kebutuhan batin manusia. Menuju ketenangan, kedamaian, dan kesejahteraan.
      Nabi Muhammad menyebarkan kebaikan bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk umat Islam saja. Tetapi untuk seluruh umat manusia. Juga, kebaikan untuk seluruh makhluk lainnya. Nabi Muhammad mengajarkan. “Apabila kalian mengendarai seekor binatang. Berikan hak-haknya. Jangan menyiksanya.”
      Nabi bersabda,”Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka. Karena dia mengurung seekor kucing. Dia tidak memberinya makan. Juga, tidak dilepasnya untuk mencari makan”. Pada kesempatan lain. Nabi bersabda,”Seorang yang bergelimang dosa. Diampuni dosa-dosanya oleh Allah. Karena dia memberi minum seekor anjing yang kehausan.” 
      Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bersahabat dengan alam. Nabi tak menggunakan istilah “menundukkan” alam. Karena hal ini dapat menimbulkan kesombongan. Bisa memunculkan sikap sewenang-wenang. Nabi menggunakan istilah “Allah memudahkan alam untuk dikelola manusia.”
      Al-Quran surah Ibrahim. Surah ke-14 ayat 32. “Allah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit. Kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan yang menjadi rezeki untukmu. Dia menundukkan bahtera bagimu, supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dia  menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
      Nabi berpesan agar tak merusak alam. Nabi melarang memetik buah yang masih mentah. Nabi melarang mengambil buah yang belum matang. Nabi melarang memetik bunga yang belum mekar. Nabi bersabda,”Biarkan semua bunga bermekaran, agar mata menikmati keindahannya. Supaya lebah dapat menghisap sarinya.”
     Nabi mencintai benda-benda yang tak bernyawa. Nabi memberi nama benda yang dimilikinya. Sebuah perisai diberi nama “Al-Fudhul”. Pedang Nabi diberi gelar “Zulfiqar”. Sebuah pelana disebut “Al-Daj.”
       Nabi memberi nama tikarnya dengan “Al-Kuz’. Sebuah cermin disebut “Al-Midallah.” Gelas Nabi diberi nama “Al-Shadir.” Tongkat Nabi dijuluki “Al-Mamsyuk.” Dan yang lainnya.
      Semua barang-barang Nabi diberi nama yang indah. Seolah-olah  benda  tak bernyawa itu mempunyai kepribadian. Membutuhkan uluran perawatan, penjagaan, persahabatan, rahmat, dan “kasih sayang”.
      Nabi Bersabda, “Manusia yang paling baik ialah yang paling bermanfaat bagi yang lain.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu bagaikan seekor lebah. Dia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih. Tidak merusak atau mematahkan yang dihinggapinya.”
      Beberapa sifat tawon atau lebah. Hinggap di tempat bersih. Menyerap sesuatu yang bersih. Mengeluarkan sesuatu yang bersih. Pekerja keras. Tak merusak yang dihinggapinya. Tak pernah melukai. Jika diganggu, dia akan melawan.
      Nabi mengibaratkan seorang Islam seperti tawon atau lebah. Hanya mengonsumsi yang baik. Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tak suka merusak. Tak senang menyakiti orang lain. Tak akan merusak lingkungannya.
     Nabi Muhammad membawa ajaran Islam yang mulia. Islam agama yang “rahmatan lilalamin”. Yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

120. RAHMAT

NABI MUHAMMAD,
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir. Bertepatan 20 April 571 Masehi. Abdullah bin Abdul Muththalib, 25 tahun, ayah Nabi. Meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir. Aminah binti Wahab, ibu Nabi. Berasal dari Madinah.  Abdullah dan Aminah, keduanya berasal dari Bani Abdi Manaf.
       Nabi Muhammad lahir yatim. Hidup dalam lingkungan terbelakang. Namun anak inilah yang namanya disebut-sebut ratusan juta manusia. Disertai decak kagum. Sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sungguh luar biasa.
    Nabi Muhammad berbudi amat luhur. Dengan tekun dan sikap ksatria. Nabi menyebarkan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Dengan rahmat itu, terpenuhi semua kebutuhan batin manusia. Menuju ketenangan, kedamaian, dan kesejahteraan.
      Nabi Muhammad menyebarkan kebaikan bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk umat Islam saja. Tetapi untuk seluruh umat manusia. Juga, kebaikan untuk seluruh makhluk lainnya. Nabi Muhammad mengajarkan. “Apabila kalian mengendarai seekor binatang. Berikan hak-haknya. Jangan menyiksanya.”
      Nabi bersabda,”Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka. Karena dia mengurung seekor kucing. Dia tidak memberinya makan. Juga, tidak dilepasnya untuk mencari makan”. Pada kesempatan lain. Nabi bersabda,”Seorang yang bergelimang dosa. Diampuni dosa-dosanya oleh Allah. Karena dia memberi minum seekor anjing yang kehausan.” 
      Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bersahabat dengan alam. Nabi tak menggunakan istilah “menundukkan” alam. Karena hal ini dapat menimbulkan kesombongan. Bisa memunculkan sikap sewenang-wenang. Nabi menggunakan istilah “Allah memudahkan alam untuk dikelola manusia.”
      Al-Quran surah Ibrahim. Surah ke-14 ayat 32. “Allah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit. Kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan yang menjadi rezeki untukmu. Dia menundukkan bahtera bagimu, supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dia  menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
      Nabi berpesan agar tak merusak alam. Nabi melarang memetik buah yang masih mentah. Nabi melarang mengambil buah yang belum matang. Nabi melarang memetik bunga yang belum mekar. Nabi bersabda,”Biarkan semua bunga bermekaran, agar mata menikmati keindahannya. Supaya lebah dapat menghisap sarinya.”
     Nabi mencintai benda-benda yang tak bernyawa. Nabi memberi nama benda yang dimilikinya. Sebuah perisai diberi nama “Al-Fudhul”. Pedang Nabi diberi gelar “Zulfiqar”. Sebuah pelana disebut “Al-Daj.”
       Nabi memberi nama tikarnya dengan “Al-Kuz’. Sebuah cermin disebut “Al-Midallah.” Gelas Nabi diberi nama “Al-Shadir.” Tongkat Nabi dijuluki “Al-Mamsyuk.” Dan yang lainnya.
      Semua barang-barang Nabi diberi nama yang indah. Seolah-olah  benda  tak bernyawa itu mempunyai kepribadian. Membutuhkan uluran perawatan, penjagaan, persahabatan, rahmat, dan “kasih sayang”.
      Nabi Bersabda, “Manusia yang paling baik ialah yang paling bermanfaat bagi yang lain.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu bagaikan seekor lebah. Dia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih. Tidak merusak atau mematahkan yang dihinggapinya.”
      Beberapa sifat tawon atau lebah. Hinggap di tempat bersih. Menyerap sesuatu yang bersih. Mengeluarkan sesuatu yang bersih. Pekerja keras. Tak merusak yang dihinggapinya. Tak pernah melukai. Jika diganggu, dia akan melawan.
      Nabi mengibaratkan seorang Islam seperti tawon atau lebah. Hanya mengonsumsi yang baik. Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tak suka merusak. Tak senang menyakiti orang lain. Tak akan merusak lingkungannya.
     Nabi Muhammad membawa ajaran Islam yang mulia. Islam agama yang “rahmatan lilalamin”. Yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

120. RAHMAT

NABI MUHAMMAD,
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir. Bertepatan 20 April 571 Masehi. Abdullah bin Abdul Muththalib, 25 tahun, ayah Nabi. Meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir. Aminah binti Wahab, ibu Nabi. Berasal dari Madinah.  Abdullah dan Aminah, keduanya berasal dari Bani Abdi Manaf.
       Nabi Muhammad lahir yatim. Hidup dalam lingkungan terbelakang. Namun anak inilah yang namanya disebut-sebut ratusan juta manusia. Disertai decak kagum. Sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sungguh luar biasa.
    Nabi Muhammad berbudi amat luhur. Dengan tekun dan sikap ksatria. Nabi menyebarkan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Dengan rahmat itu, terpenuhi semua kebutuhan batin manusia. Menuju ketenangan, kedamaian, dan kesejahteraan.
      Nabi Muhammad menyebarkan kebaikan bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk umat Islam saja. Tetapi untuk seluruh umat manusia. Juga, kebaikan untuk seluruh makhluk lainnya. Nabi Muhammad mengajarkan. “Apabila kalian mengendarai seekor binatang. Berikan hak-haknya. Jangan menyiksanya.”
      Nabi bersabda,”Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka. Karena dia mengurung seekor kucing. Dia tidak memberinya makan. Juga, tidak dilepasnya untuk mencari makan”. Pada kesempatan lain. Nabi bersabda,”Seorang yang bergelimang dosa. Diampuni dosa-dosanya oleh Allah. Karena dia memberi minum seekor anjing yang kehausan.” 
      Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bersahabat dengan alam. Nabi tak menggunakan istilah “menundukkan” alam. Karena hal ini dapat menimbulkan kesombongan. Bisa memunculkan sikap sewenang-wenang. Nabi menggunakan istilah “Allah memudahkan alam untuk dikelola manusia.”
      Al-Quran surah Ibrahim. Surah ke-14 ayat 32. “Allah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit. Kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan yang menjadi rezeki untukmu. Dia menundukkan bahtera bagimu, supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dia  menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
      Nabi berpesan agar tak merusak alam. Nabi melarang memetik buah yang masih mentah. Nabi melarang mengambil buah yang belum matang. Nabi melarang memetik bunga yang belum mekar. Nabi bersabda,”Biarkan semua bunga bermekaran, agar mata menikmati keindahannya. Supaya lebah dapat menghisap sarinya.”
     Nabi mencintai benda-benda yang tak bernyawa. Nabi memberi nama benda yang dimilikinya. Sebuah perisai diberi nama “Al-Fudhul”. Pedang Nabi diberi gelar “Zulfiqar”. Sebuah pelana disebut “Al-Daj.”
       Nabi memberi nama tikarnya dengan “Al-Kuz’. Sebuah cermin disebut “Al-Midallah.” Gelas Nabi diberi nama “Al-Shadir.” Tongkat Nabi dijuluki “Al-Mamsyuk.” Dan yang lainnya.
      Semua barang-barang Nabi diberi nama yang indah. Seolah-olah  benda  tak bernyawa itu mempunyai kepribadian. Membutuhkan uluran perawatan, penjagaan, persahabatan, rahmat, dan “kasih sayang”.
      Nabi Bersabda, “Manusia yang paling baik ialah yang paling bermanfaat bagi yang lain.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu bagaikan seekor lebah. Dia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih. Tidak merusak atau mematahkan yang dihinggapinya.”
      Beberapa sifat tawon atau lebah. Hinggap di tempat bersih. Menyerap sesuatu yang bersih. Mengeluarkan sesuatu yang bersih. Pekerja keras. Tak merusak yang dihinggapinya. Tak pernah melukai. Jika diganggu, dia akan melawan.
      Nabi mengibaratkan seorang Islam seperti tawon atau lebah. Hanya mengonsumsi yang baik. Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tak suka merusak. Tak senang menyakiti orang lain. Tak akan merusak lingkungannya.
     Nabi Muhammad membawa ajaran Islam yang mulia. Islam agama yang “rahmatan lilalamin”. Yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

120. RAHMAT

NABI MUHAMMAD,
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir. Bertepatan 20 April 571 Masehi. Abdullah bin Abdul Muththalib, 25 tahun, ayah Nabi. Meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir. Aminah binti Wahab, ibu Nabi. Berasal dari Madinah.  Abdullah dan Aminah, keduanya berasal dari Bani Abdi Manaf.
       Nabi Muhammad lahir yatim. Hidup dalam lingkungan terbelakang. Namun anak inilah yang namanya disebut-sebut ratusan juta manusia. Disertai decak kagum. Sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sungguh luar biasa.
    Nabi Muhammad berbudi amat luhur. Dengan tekun dan sikap ksatria. Nabi menyebarkan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Dengan rahmat itu, terpenuhi semua kebutuhan batin manusia. Menuju ketenangan, kedamaian, dan kesejahteraan.
      Nabi Muhammad menyebarkan kebaikan bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk umat Islam saja. Tetapi untuk seluruh umat manusia. Juga, kebaikan untuk seluruh makhluk lainnya. Nabi Muhammad mengajarkan. “Apabila kalian mengendarai seekor binatang. Berikan hak-haknya. Jangan menyiksanya.”
      Nabi bersabda,”Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka. Karena dia mengurung seekor kucing. Dia tidak memberinya makan. Juga, tidak dilepasnya untuk mencari makan”. Pada kesempatan lain. Nabi bersabda,”Seorang yang bergelimang dosa. Diampuni dosa-dosanya oleh Allah. Karena dia memberi minum seekor anjing yang kehausan.” 
      Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bersahabat dengan alam. Nabi tak menggunakan istilah “menundukkan” alam. Karena hal ini dapat menimbulkan kesombongan. Bisa memunculkan sikap sewenang-wenang. Nabi menggunakan istilah “Allah memudahkan alam untuk dikelola manusia.”
      Al-Quran surah Ibrahim. Surah ke-14 ayat 32. “Allah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit. Kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan yang menjadi rezeki untukmu. Dia menundukkan bahtera bagimu, supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dia  menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
      Nabi berpesan agar tak merusak alam. Nabi melarang memetik buah yang masih mentah. Nabi melarang mengambil buah yang belum matang. Nabi melarang memetik bunga yang belum mekar. Nabi bersabda,”Biarkan semua bunga bermekaran, agar mata menikmati keindahannya. Supaya lebah dapat menghisap sarinya.”
     Nabi mencintai benda-benda yang tak bernyawa. Nabi memberi nama benda yang dimilikinya. Sebuah perisai diberi nama “Al-Fudhul”. Pedang Nabi diberi gelar “Zulfiqar”. Sebuah pelana disebut “Al-Daj.”
       Nabi memberi nama tikarnya dengan “Al-Kuz’. Sebuah cermin disebut “Al-Midallah.” Gelas Nabi diberi nama “Al-Shadir.” Tongkat Nabi dijuluki “Al-Mamsyuk.” Dan yang lainnya.
      Semua barang-barang Nabi diberi nama yang indah. Seolah-olah  benda  tak bernyawa itu mempunyai kepribadian. Membutuhkan uluran perawatan, penjagaan, persahabatan, rahmat, dan “kasih sayang”.
      Nabi Bersabda, “Manusia yang paling baik ialah yang paling bermanfaat bagi yang lain.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu bagaikan seekor lebah. Dia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih. Tidak merusak atau mematahkan yang dihinggapinya.”
      Beberapa sifat tawon atau lebah. Hinggap di tempat bersih. Menyerap sesuatu yang bersih. Mengeluarkan sesuatu yang bersih. Pekerja keras. Tak merusak yang dihinggapinya. Tak pernah melukai. Jika diganggu, dia akan melawan.
      Nabi mengibaratkan seorang Islam seperti tawon atau lebah. Hanya mengonsumsi yang baik. Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tak suka merusak. Tak senang menyakiti orang lain. Tak akan merusak lingkungannya.
     Nabi Muhammad membawa ajaran Islam yang mulia. Islam agama yang “rahmatan lilalamin”. Yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

120. RAHMAT

NABI MUHAMMAD,
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir. Bertepatan 20 April 571 Masehi. Abdullah bin Abdul Muththalib, 25 tahun, ayah Nabi. Meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir. Aminah binti Wahab, ibu Nabi. Berasal dari Madinah.  Abdullah dan Aminah, keduanya berasal dari Bani Abdi Manaf.
       Nabi Muhammad lahir yatim. Hidup dalam lingkungan terbelakang. Namun anak inilah yang namanya disebut-sebut ratusan juta manusia. Disertai decak kagum. Sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sungguh luar biasa.
    Nabi Muhammad berbudi amat luhur. Dengan tekun dan sikap ksatria. Nabi menyebarkan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Dengan rahmat itu, terpenuhi semua kebutuhan batin manusia. Menuju ketenangan, kedamaian, dan kesejahteraan.
      Nabi Muhammad menyebarkan kebaikan bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk umat Islam saja. Tetapi untuk seluruh umat manusia. Juga, kebaikan untuk seluruh makhluk lainnya. Nabi Muhammad mengajarkan. “Apabila kalian mengendarai seekor binatang. Berikan hak-haknya. Jangan menyiksanya.”
      Nabi bersabda,”Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka. Karena dia mengurung seekor kucing. Dia tidak memberinya makan. Juga, tidak dilepasnya untuk mencari makan”. Pada kesempatan lain. Nabi bersabda,”Seorang yang bergelimang dosa. Diampuni dosa-dosanya oleh Allah. Karena dia memberi minum seekor anjing yang kehausan.” 
      Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bersahabat dengan alam. Nabi tak menggunakan istilah “menundukkan” alam. Karena hal ini dapat menimbulkan kesombongan. Bisa memunculkan sikap sewenang-wenang. Nabi menggunakan istilah “Allah memudahkan alam untuk dikelola manusia.”
      Al-Quran surah Ibrahim. Surah ke-14 ayat 32. “Allah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit. Kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan yang menjadi rezeki untukmu. Dia menundukkan bahtera bagimu, supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dia  menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
      Nabi berpesan agar tak merusak alam. Nabi melarang memetik buah yang masih mentah. Nabi melarang mengambil buah yang belum matang. Nabi melarang memetik bunga yang belum mekar. Nabi bersabda,”Biarkan semua bunga bermekaran, agar mata menikmati keindahannya. Supaya lebah dapat menghisap sarinya.”
     Nabi mencintai benda-benda yang tak bernyawa. Nabi memberi nama benda yang dimilikinya. Sebuah perisai diberi nama “Al-Fudhul”. Pedang Nabi diberi gelar “Zulfiqar”. Sebuah pelana disebut “Al-Daj.”
       Nabi memberi nama tikarnya dengan “Al-Kuz’. Sebuah cermin disebut “Al-Midallah.” Gelas Nabi diberi nama “Al-Shadir.” Tongkat Nabi dijuluki “Al-Mamsyuk.” Dan yang lainnya.
      Semua barang-barang Nabi diberi nama yang indah. Seolah-olah  benda  tak bernyawa itu mempunyai kepribadian. Membutuhkan uluran perawatan, penjagaan, persahabatan, rahmat, dan “kasih sayang”.
      Nabi Bersabda, “Manusia yang paling baik ialah yang paling bermanfaat bagi yang lain.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu bagaikan seekor lebah. Dia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih. Tidak merusak atau mematahkan yang dihinggapinya.”
      Beberapa sifat tawon atau lebah. Hinggap di tempat bersih. Menyerap sesuatu yang bersih. Mengeluarkan sesuatu yang bersih. Pekerja keras. Tak merusak yang dihinggapinya. Tak pernah melukai. Jika diganggu, dia akan melawan.
      Nabi mengibaratkan seorang Islam seperti tawon atau lebah. Hanya mengonsumsi yang baik. Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tak suka merusak. Tak senang menyakiti orang lain. Tak akan merusak lingkungannya.
     Nabi Muhammad membawa ajaran Islam yang mulia. Islam agama yang “rahmatan lilalamin”. Yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

120. RAHMAT

NABI MUHAMMAD,
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir. Bertepatan 20 April 571 Masehi. Abdullah bin Abdul Muththalib, 25 tahun, ayah Nabi. Meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir. Aminah binti Wahab, ibu Nabi. Berasal dari Madinah.  Abdullah dan Aminah, keduanya berasal dari Bani Abdi Manaf.
       Nabi Muhammad lahir yatim. Hidup dalam lingkungan terbelakang. Namun anak inilah yang namanya disebut-sebut ratusan juta manusia. Disertai decak kagum. Sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sungguh luar biasa.
    Nabi Muhammad berbudi amat luhur. Dengan tekun dan sikap ksatria. Nabi menyebarkan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Dengan rahmat itu, terpenuhi semua kebutuhan batin manusia. Menuju ketenangan, kedamaian, dan kesejahteraan.
      Nabi Muhammad menyebarkan kebaikan bagi seluruh alam. Bukan hanya untuk umat Islam saja. Tetapi untuk seluruh umat manusia. Juga, kebaikan untuk seluruh makhluk lainnya. Nabi Muhammad mengajarkan. “Apabila kalian mengendarai seekor binatang. Berikan hak-haknya. Jangan menyiksanya.”
      Nabi bersabda,”Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka. Karena dia mengurung seekor kucing. Dia tidak memberinya makan. Juga, tidak dilepasnya untuk mencari makan”. Pada kesempatan lain. Nabi bersabda,”Seorang yang bergelimang dosa. Diampuni dosa-dosanya oleh Allah. Karena dia memberi minum seekor anjing yang kehausan.” 
      Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bersahabat dengan alam. Nabi tak menggunakan istilah “menundukkan” alam. Karena hal ini dapat menimbulkan kesombongan. Bisa memunculkan sikap sewenang-wenang. Nabi menggunakan istilah “Allah memudahkan alam untuk dikelola manusia.”
      Al-Quran surah Ibrahim. Surah ke-14 ayat 32. “Allah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit. Kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan yang menjadi rezeki untukmu. Dia menundukkan bahtera bagimu, supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dia  menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
      Nabi berpesan agar tak merusak alam. Nabi melarang memetik buah yang masih mentah. Nabi melarang mengambil buah yang belum matang. Nabi melarang memetik bunga yang belum mekar. Nabi bersabda,”Biarkan semua bunga bermekaran, agar mata menikmati keindahannya. Supaya lebah dapat menghisap sarinya.”
     Nabi mencintai benda-benda yang tak bernyawa. Nabi memberi nama benda yang dimilikinya. Sebuah perisai diberi nama “Al-Fudhul”. Pedang Nabi diberi gelar “Zulfiqar”. Sebuah pelana disebut “Al-Daj.”
       Nabi memberi nama tikarnya dengan “Al-Kuz’. Sebuah cermin disebut “Al-Midallah.” Gelas Nabi diberi nama “Al-Shadir.” Tongkat Nabi dijuluki “Al-Mamsyuk.” Dan yang lainnya.
      Semua barang-barang Nabi diberi nama yang indah. Seolah-olah  benda  tak bernyawa itu mempunyai kepribadian. Membutuhkan uluran perawatan, penjagaan, persahabatan, rahmat, dan “kasih sayang”.
      Nabi Bersabda, “Manusia yang paling baik ialah yang paling bermanfaat bagi yang lain.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu bagaikan seekor lebah. Dia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih. Tidak merusak atau mematahkan yang dihinggapinya.”
      Beberapa sifat tawon atau lebah. Hinggap di tempat bersih. Menyerap sesuatu yang bersih. Mengeluarkan sesuatu yang bersih. Pekerja keras. Tak merusak yang dihinggapinya. Tak pernah melukai. Jika diganggu, dia akan melawan.
      Nabi mengibaratkan seorang Islam seperti tawon atau lebah. Hanya mengonsumsi yang baik. Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Tak suka merusak. Tak senang menyakiti orang lain. Tak akan merusak lingkungannya.
     Nabi Muhammad membawa ajaran Islam yang mulia. Islam agama yang “rahmatan lilalamin”. Yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

119. MUHAMMAD

KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 174. “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu. Bukti kebenaran dari Tuhanmu. Yaitu Muhammad dengan mukjizatnya.  Telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang, yaitu Al-Quran.”
      Profesor Quraish Shihab mencoba menjelaskan kepribadian Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan yatim. Nabi lahir, Abdullah bin Abdul Muththalib,  ayah Nabi sudah meninggal dunia. Nabi dibesarkan dalam keluarga miskin.
     Nabi diasuh Halimah. Berasal dari suku Sakdiyah. Hidup dalam lingkungan pedesaan. Sekitar 80 km dari Mekah. Mulai bayi sampai sekitar 6 tahun. Nabi diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Sejak umur 6 sampai 8 tahun. Kemudian ikut pamannya, Abi Thalib. Mulai umur 8 tahun.
       Nabi waktu remaja. Bertugas menggembala kambing. Di padang pasir yang luas. Milik Abi Thalib dan masyarakat sekitarnya. Bersama teman sebayanya. Nabi tak sempat “bersekolah”. Nabi tak pandai membaca dan menulis.
      Nabi hidup dalam lingkungan terbelakang. Lingkungan Mekah masih “primitif”. Masyarakat Mekah masih sederhana. Peradapannya belum maju. Masih terbelakang. Masih kuno.  Belum “modern”. Zaman itu, terdapat dua kerajaan besar. Yaitu kerajaan Persia dan kerajaan Romawi.
    Namun demikian, tak satu pun faktor negatif tersebut. Membawa dampak  terhadap Nabi. Bahkan sebaliknya. Nabi Muhammad diakui oleh banyak ahli dunia. Dalam berbagai displin ilmu. Sebagai manusia terbesar sepanjang sejarah.
     Thomas Carlyle, seorang sejarawan non-muslim. Berasal dari Scotlandia. Menulis tentang Nabi Muhammad. Dengan ukuran “kepahlawanan”. Thomas menulis, "Putra padang pasir ini memiliki hati yang dalam. Spirit sosial yang luas. Tidak pernah terbersit dalam benaknya untuk mengejar kekuasaan.”
      “Muhammad termasuk orang yang penuh semangat. Mementingkan kecintaan. Ia termasuk pribadi yang memiliki sifat ikhlas dan persabahatan. Yang lain sibuk menyesatkan. Menipu orang lain. Muhammad tidak masuk dalam kalangan penipu. Bukan orang yang menyesatkan."
     Thomas Carlyle menambahkan, "Ucapan Muhammad mengena langsung pada setiap kalbu. Masyarakat pasti mendengarkan ucapannya. Jika tidak,  maka mereka tidak akan percaya ucapan lainnya."
     "Kalian mengatakan Muhammad sebagai Nabi. Memang benar! Dia penyampai wahyu Allah kepada kita. Kalian perhatikan setiap ucapan Muhammad. Apakah kalian menyebutnya seorang penyair atau Nabi?”
      Thomas Carlyle melanjutkan,“Menurut saya, manusia besar ini diciptakan dari kedalaman alam semesta. Allah memberi ilmu dan hikmah kepada Muhammad. Kita wajib merenungkan setiap ucapannya."
      "Sejak awal kehidupannya, Muhammad dikenal sebagai pemuda yang pandai. Teman-temannya memberinya gelar Al-Amin. Orang yang dapat dipercaya. Kondisinya sangat jelas di mata masyarakat.” kata Thomas.
     “Muhammad mencuci pakaiannya sendiri. Memperbaiki sepatunya. Ia gemar bermusyarawah dengan orang lain. Dengannya dia memimpin rakyatnya. Sesuka kalian menyebutnya,” lanjut Thomas.
      Thomas menulis,“Tidak ada raja dan kaisar dengan segala kemewahan. Dengan mahkota dan kekayaannya. Yang lebih ditaati dan dipatuhi ketimbang Muhammad. Seorang pemimpin yang mencuci pakaiannya sendiri.”
     “Manusia besar ini. Sepanjang 23 tahun. Dengan beragam kesulitan dan cobaan. Dia tetap tegar. Saya menyebutnya sebagai seorang pahlawan. Memang Muhammad layak mendapatkan gelar ini." tulis Thomas.
      Para ahli non-muslim yang lain. Marcus Dods dengan ukuran “keberanian moral”. Nazmi Luke dengan “metode pembuktian Al-Quran,”. Will Durant dengan ukuran “hasil karya”. Michael H. Hart dengan “pengaruh yang ditinggalkan”. Masih banyak lainnya. Semuanya non-muslim. Semuanya  berkesimpulan. Nabi Muhammad manusia luar biasa.
        Nabi seorang yang sederhana. Harta paling mewah berupa sepasang alas kaki. Berwarna kuning. Hadiah dari Negus Abissina. Nabi tinggal di sebuah pondok kecil beratapkan jerami. Tinggi atapnya dapat dijangkau seorang remaja.
      Kamar-kamar Nabi dipisahkan dengan batang pohon. Yang direkat dengan lumpur bercampur kapur. Nabi menyalakan api sendiri. Mengepel lantai. Memerah susu kambing. Menjahit alas kakinya yang putus.
      Makanan paling mewah. Meskipun jarang dinikmati. Berupa madu, susu, dan paha kambing. Nabi tetap demikian. Meskipun sudah menguasai seluruh daerah Arab.
     Perilaku Nabi secara umum tenang dan tenteram. Nabi bersifat gagah berani. Memiliki senyum memikat. Kadang kala lebih pemalu dibandingkan gadis pingitan. Kemampuan intelektualnya tinggi.
     Daya imajinasi Nabi luar biasa. Ekspresinya amat dalam. Cara memperlihatkan gagasan dan perasaan sungguh hebat. Gaya pengungkapan atau proses menyatakan maksud sungguh menakjubkan.
     Semua sifat manusia sempurna terkumpul dalam diri Nabi. Terkumpul dalam pribadi manusia sempurna ini. Nabi memiliki kepribadian yang lengkap. Sebagai seorang  pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
     Budi pekerti Nabi amat luhur. Nabi mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Tak dilepasnya sebelum yang dijabat melepaskannya. Nabi tak pernah menjulurkan kaki di depan para sahabatnya yang duduk.
     Nabi berjalan cepat. Seperti orang turun dari ketinggian. Nabi menoleh dengan seluruh badannya. Nabi menunjuk dengan seluruh jarinya. Berbicara pelan sesuai dengan dialek mitra bicaranya. Sambil sesekali menggigit bibirnya.
     Nabi mengelengkan kepala. Menepuk jari telunjuk tangan kanan. Ke telapak tangan kirinya. Cetusan paling buruk dalam percakapan.” Apakah yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.” 
       Seorang muslim akan kagum kepada Nabi. Dengan kekagumam berlipat. Sekali waktu memandanag dalam kacamata agama. Kali lain dalam kacamata kemanusiaan. Nabi Muhammad bukti kebenaran Allah Yang Maha Agung. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya. Amin.
                Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi. Ucapkan salam penghormatan kepadanya.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

119. MUHAMMAD

KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 174. “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu. Bukti kebenaran dari Tuhanmu. Yaitu Muhammad dengan mukjizatnya.  Telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang, yaitu Al-Quran.”
      Profesor Quraish Shihab mencoba menjelaskan kepribadian Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan yatim. Nabi lahir, Abdullah bin Abdul Muththalib,  ayah Nabi sudah meninggal dunia. Nabi dibesarkan dalam keluarga miskin.
     Nabi diasuh Halimah. Berasal dari suku Sakdiyah. Hidup dalam lingkungan pedesaan. Sekitar 80 km dari Mekah. Mulai bayi sampai sekitar 6 tahun. Nabi diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Sejak umur 6 sampai 8 tahun. Kemudian ikut pamannya, Abi Thalib. Mulai umur 8 tahun.
       Nabi waktu remaja. Bertugas menggembala kambing. Di padang pasir yang luas. Milik Abi Thalib dan masyarakat sekitarnya. Bersama teman sebayanya. Nabi tak sempat “bersekolah”. Nabi tak pandai membaca dan menulis.
      Nabi hidup dalam lingkungan terbelakang. Lingkungan Mekah masih “primitif”. Masyarakat Mekah masih sederhana. Peradapannya belum maju. Masih terbelakang. Masih kuno.  Belum “modern”. Zaman itu, terdapat dua kerajaan besar. Yaitu kerajaan Persia dan kerajaan Romawi.
    Namun demikian, tak satu pun faktor negatif tersebut. Membawa dampak  terhadap Nabi. Bahkan sebaliknya. Nabi Muhammad diakui oleh banyak ahli dunia. Dalam berbagai displin ilmu. Sebagai manusia terbesar sepanjang sejarah.
     Thomas Carlyle, seorang sejarawan non-muslim. Berasal dari Scotlandia. Menulis tentang Nabi Muhammad. Dengan ukuran “kepahlawanan”. Thomas menulis, "Putra padang pasir ini memiliki hati yang dalam. Spirit sosial yang luas. Tidak pernah terbersit dalam benaknya untuk mengejar kekuasaan.”
      “Muhammad termasuk orang yang penuh semangat. Mementingkan kecintaan. Ia termasuk pribadi yang memiliki sifat ikhlas dan persabahatan. Yang lain sibuk menyesatkan. Menipu orang lain. Muhammad tidak masuk dalam kalangan penipu. Bukan orang yang menyesatkan."
     Thomas Carlyle menambahkan, "Ucapan Muhammad mengena langsung pada setiap kalbu. Masyarakat pasti mendengarkan ucapannya. Jika tidak,  maka mereka tidak akan percaya ucapan lainnya."
     "Kalian mengatakan Muhammad sebagai Nabi. Memang benar! Dia penyampai wahyu Allah kepada kita. Kalian perhatikan setiap ucapan Muhammad. Apakah kalian menyebutnya seorang penyair atau Nabi?”
      Thomas Carlyle melanjutkan,“Menurut saya, manusia besar ini diciptakan dari kedalaman alam semesta. Allah memberi ilmu dan hikmah kepada Muhammad. Kita wajib merenungkan setiap ucapannya."
      "Sejak awal kehidupannya, Muhammad dikenal sebagai pemuda yang pandai. Teman-temannya memberinya gelar Al-Amin. Orang yang dapat dipercaya. Kondisinya sangat jelas di mata masyarakat.” kata Thomas.
     “Muhammad mencuci pakaiannya sendiri. Memperbaiki sepatunya. Ia gemar bermusyarawah dengan orang lain. Dengannya dia memimpin rakyatnya. Sesuka kalian menyebutnya,” lanjut Thomas.
      Thomas menulis,“Tidak ada raja dan kaisar dengan segala kemewahan. Dengan mahkota dan kekayaannya. Yang lebih ditaati dan dipatuhi ketimbang Muhammad. Seorang pemimpin yang mencuci pakaiannya sendiri.”
     “Manusia besar ini. Sepanjang 23 tahun. Dengan beragam kesulitan dan cobaan. Dia tetap tegar. Saya menyebutnya sebagai seorang pahlawan. Memang Muhammad layak mendapatkan gelar ini." tulis Thomas.
      Para ahli non-muslim yang lain. Marcus Dods dengan ukuran “keberanian moral”. Nazmi Luke dengan “metode pembuktian Al-Quran,”. Will Durant dengan ukuran “hasil karya”. Michael H. Hart dengan “pengaruh yang ditinggalkan”. Masih banyak lainnya. Semuanya non-muslim. Semuanya  berkesimpulan. Nabi Muhammad manusia luar biasa.
        Nabi seorang yang sederhana. Harta paling mewah berupa sepasang alas kaki. Berwarna kuning. Hadiah dari Negus Abissina. Nabi tinggal di sebuah pondok kecil beratapkan jerami. Tinggi atapnya dapat dijangkau seorang remaja.
      Kamar-kamar Nabi dipisahkan dengan batang pohon. Yang direkat dengan lumpur bercampur kapur. Nabi menyalakan api sendiri. Mengepel lantai. Memerah susu kambing. Menjahit alas kakinya yang putus.
      Makanan paling mewah. Meskipun jarang dinikmati. Berupa madu, susu, dan paha kambing. Nabi tetap demikian. Meskipun sudah menguasai seluruh daerah Arab.
     Perilaku Nabi secara umum tenang dan tenteram. Nabi bersifat gagah berani. Memiliki senyum memikat. Kadang kala lebih pemalu dibandingkan gadis pingitan. Kemampuan intelektualnya tinggi.
     Daya imajinasi Nabi luar biasa. Ekspresinya amat dalam. Cara memperlihatkan gagasan dan perasaan sungguh hebat. Gaya pengungkapan atau proses menyatakan maksud sungguh menakjubkan.
     Semua sifat manusia sempurna terkumpul dalam diri Nabi. Terkumpul dalam pribadi manusia sempurna ini. Nabi memiliki kepribadian yang lengkap. Sebagai seorang  pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
     Budi pekerti Nabi amat luhur. Nabi mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Tak dilepasnya sebelum yang dijabat melepaskannya. Nabi tak pernah menjulurkan kaki di depan para sahabatnya yang duduk.
     Nabi berjalan cepat. Seperti orang turun dari ketinggian. Nabi menoleh dengan seluruh badannya. Nabi menunjuk dengan seluruh jarinya. Berbicara pelan sesuai dengan dialek mitra bicaranya. Sambil sesekali menggigit bibirnya.
     Nabi mengelengkan kepala. Menepuk jari telunjuk tangan kanan. Ke telapak tangan kirinya. Cetusan paling buruk dalam percakapan.” Apakah yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.” 
       Seorang muslim akan kagum kepada Nabi. Dengan kekagumam berlipat. Sekali waktu memandanag dalam kacamata agama. Kali lain dalam kacamata kemanusiaan. Nabi Muhammad bukti kebenaran Allah Yang Maha Agung. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya. Amin.
                Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi. Ucapkan salam penghormatan kepadanya.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

119. MUHAMMAD

KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Al-Quran surah An-Nisa. Surah ke-4 ayat 174. “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu. Bukti kebenaran dari Tuhanmu. Yaitu Muhammad dengan mukjizatnya.  Telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang, yaitu Al-Quran.”
      Profesor Quraish Shihab mencoba menjelaskan kepribadian Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan yatim. Nabi lahir, Abdullah bin Abdul Muththalib,  ayah Nabi sudah meninggal dunia. Nabi dibesarkan dalam keluarga miskin.
     Nabi diasuh Halimah. Berasal dari suku Sakdiyah. Hidup dalam lingkungan pedesaan. Sekitar 80 km dari Mekah. Mulai bayi sampai sekitar 6 tahun. Nabi diasuh kakeknya, Abdul Muththalib. Sejak umur 6 sampai 8 tahun. Kemudian ikut pamannya, Abi Thalib. Mulai umur 8 tahun.
       Nabi waktu remaja. Bertugas menggembala kambing. Di padang pasir yang luas. Milik Abi Thalib dan masyarakat sekitarnya. Bersama teman sebayanya. Nabi tak sempat “bersekolah”. Nabi tak pandai membaca dan menulis.
      Nabi hidup dalam lingkungan terbelakang. Lingkungan Mekah masih “primitif”. Masyarakat Mekah masih sederhana. Peradapannya belum maju. Masih terbelakang. Masih kuno.  Belum “modern”. Zaman itu, terdapat dua kerajaan besar. Yaitu kerajaan Persia dan kerajaan Romawi.
    Namun demikian, tak satu pun faktor negatif tersebut. Membawa dampak  terhadap Nabi. Bahkan sebaliknya. Nabi Muhammad diakui oleh banyak ahli dunia. Dalam berbagai displin ilmu. Sebagai manusia terbesar sepanjang sejarah.
     Thomas Carlyle, seorang sejarawan non-muslim. Berasal dari Scotlandia. Menulis tentang Nabi Muhammad. Dengan ukuran “kepahlawanan”. Thomas menulis, "Putra padang pasir ini memiliki hati yang dalam. Spirit sosial yang luas. Tidak pernah terbersit dalam benaknya untuk mengejar kekuasaan.”
      “Muhammad termasuk orang yang penuh semangat. Mementingkan kecintaan. Ia termasuk pribadi yang memiliki sifat ikhlas dan persabahatan. Yang lain sibuk menyesatkan. Menipu orang lain. Muhammad tidak masuk dalam kalangan penipu. Bukan orang yang menyesatkan."
     Thomas Carlyle menambahkan, "Ucapan Muhammad mengena langsung pada setiap kalbu. Masyarakat pasti mendengarkan ucapannya. Jika tidak,  maka mereka tidak akan percaya ucapan lainnya."
     "Kalian mengatakan Muhammad sebagai Nabi. Memang benar! Dia penyampai wahyu Allah kepada kita. Kalian perhatikan setiap ucapan Muhammad. Apakah kalian menyebutnya seorang penyair atau Nabi?”
      Thomas Carlyle melanjutkan,“Menurut saya, manusia besar ini diciptakan dari kedalaman alam semesta. Allah memberi ilmu dan hikmah kepada Muhammad. Kita wajib merenungkan setiap ucapannya."
      "Sejak awal kehidupannya, Muhammad dikenal sebagai pemuda yang pandai. Teman-temannya memberinya gelar Al-Amin. Orang yang dapat dipercaya. Kondisinya sangat jelas di mata masyarakat.” kata Thomas.
     “Muhammad mencuci pakaiannya sendiri. Memperbaiki sepatunya. Ia gemar bermusyarawah dengan orang lain. Dengannya dia memimpin rakyatnya. Sesuka kalian menyebutnya,” lanjut Thomas.
      Thomas menulis,“Tidak ada raja dan kaisar dengan segala kemewahan. Dengan mahkota dan kekayaannya. Yang lebih ditaati dan dipatuhi ketimbang Muhammad. Seorang pemimpin yang mencuci pakaiannya sendiri.”
     “Manusia besar ini. Sepanjang 23 tahun. Dengan beragam kesulitan dan cobaan. Dia tetap tegar. Saya menyebutnya sebagai seorang pahlawan. Memang Muhammad layak mendapatkan gelar ini." tulis Thomas.
      Para ahli non-muslim yang lain. Marcus Dods dengan ukuran “keberanian moral”. Nazmi Luke dengan “metode pembuktian Al-Quran,”. Will Durant dengan ukuran “hasil karya”. Michael H. Hart dengan “pengaruh yang ditinggalkan”. Masih banyak lainnya. Semuanya non-muslim. Semuanya  berkesimpulan. Nabi Muhammad manusia luar biasa.
        Nabi seorang yang sederhana. Harta paling mewah berupa sepasang alas kaki. Berwarna kuning. Hadiah dari Negus Abissina. Nabi tinggal di sebuah pondok kecil beratapkan jerami. Tinggi atapnya dapat dijangkau seorang remaja.
      Kamar-kamar Nabi dipisahkan dengan batang pohon. Yang direkat dengan lumpur bercampur kapur. Nabi menyalakan api sendiri. Mengepel lantai. Memerah susu kambing. Menjahit alas kakinya yang putus.
      Makanan paling mewah. Meskipun jarang dinikmati. Berupa madu, susu, dan paha kambing. Nabi tetap demikian. Meskipun sudah menguasai seluruh daerah Arab.
     Perilaku Nabi secara umum tenang dan tenteram. Nabi bersifat gagah berani. Memiliki senyum memikat. Kadang kala lebih pemalu dibandingkan gadis pingitan. Kemampuan intelektualnya tinggi.
     Daya imajinasi Nabi luar biasa. Ekspresinya amat dalam. Cara memperlihatkan gagasan dan perasaan sungguh hebat. Gaya pengungkapan atau proses menyatakan maksud sungguh menakjubkan.
     Semua sifat manusia sempurna terkumpul dalam diri Nabi. Terkumpul dalam pribadi manusia sempurna ini. Nabi memiliki kepribadian yang lengkap. Sebagai seorang  pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
     Budi pekerti Nabi amat luhur. Nabi mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Tak dilepasnya sebelum yang dijabat melepaskannya. Nabi tak pernah menjulurkan kaki di depan para sahabatnya yang duduk.
     Nabi berjalan cepat. Seperti orang turun dari ketinggian. Nabi menoleh dengan seluruh badannya. Nabi menunjuk dengan seluruh jarinya. Berbicara pelan sesuai dengan dialek mitra bicaranya. Sambil sesekali menggigit bibirnya.
     Nabi mengelengkan kepala. Menepuk jari telunjuk tangan kanan. Ke telapak tangan kirinya. Cetusan paling buruk dalam percakapan.” Apakah yang terjadi pada orang itu? Semoga dahinya berlumuran lumpur.” 
       Seorang muslim akan kagum kepada Nabi. Dengan kekagumam berlipat. Sekali waktu memandanag dalam kacamata agama. Kali lain dalam kacamata kemanusiaan. Nabi Muhammad bukti kebenaran Allah Yang Maha Agung. Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepadanya. Amin.
                Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi. Ucapkan salam penghormatan kepadanya.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.