Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Monday, August 2, 2021

10712. ADA 7 PANDANGAN ORANG JAWA MELIHAT DUNIA

 



ADA 7 PANDANGAN ORANG JAWA MELIHAT DUNIA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Ada 7 pandangan orang Jawa melihat dunia, yaitu:

 

1.      Ketuhanan.

2.      Takdir (rela dan menerima).

3.      Immaterial & Supranatural.

4.      Hakikat & Kedalaman.

5.       Kesusilaan.

6.       Kebersamaan.

7.      Simbolisme

 

 

1.   Ketuhanan.

Dalam sejarahnya, orang Jawa selalu punya Tuhan.

Istilah agama menyebutnya orang beriman.

Orang Jawa sejak dulu percaya ada kekuatan Tuhan yang Maha Hebat di alam semesta.

 

Sila pertama Pancasila.

 

Yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa digali dari bangsa lndonesia sendiri.

 

Orang Jawa tak anti Tuhan

Tak ateis dan tak agnostik.

 

Ateis adalah orang yang tak percaya adanya Tuhan.

 

Agnostik orang yang percaya adanya Tuhan, tapi tak beragama.

 

 

2.   Takdir (rela dan menerima)

Filsafat orang Jawa adalah “nerimo ing pandum”.

 

Artinya rela menerima apa pun pemberian Tuhan kepadanya.

 

Yaitu mengakui kenyataan yang ada.

Bukan pasrah.

 

Tapi terus berusaha memperbaiki agar sesuai kondisi ideal.

 

 

3.   Immaterial &  Supranatural

 

Orang Jawa percaya bahwa alam semesta tak hanya diisi fisik material saja.

 

Tapi juga berisi hal yang di luar materi dan supranatural (gaib).

 

Hal ini pandangan khas Timur.

 

Berbeda dengan khas Barat modern.

Cara berpikirnya positifisme.

 

Yaitu hanya percaya alam semesta  yang bisa diakses dengan pancaindra.

 

Dunia Barat menganggap hal yang tak bisa diakses dengan pancaindara tak ada gunanya.

 

Dan omong kosong belaka.

 

Dunia Timur termasuk agama lslam percaya ada hal gaib di luar hal nyata.

 

Orang Jawa percaya ada makhluk yang jenisnya immaterial atau supranatural (gaib).

 

 

4.   Hakikat & Kedalaman

 

Orang Jawa tak hanya melihat tampilan fisik luar saja.

 

Tapi ingin juga menggali lebih dalam.

Yaitu aspek rasa dan hakikat.

 

Dalam membaca budaya Jawa harus masuk ke dalam.

 

Untuk melihat makna dan hakikatnya.

 

Karena tampilan luar  itu sering bersifat simbolis.

Yang punya makna tertentu.

 

Orang Jawa suka isyarat dan metafora.

 

Yaitu bukan dalam arti sebenarnya, tapi sebagai gambaran.

 

 

5.   Kesusilaan

Orang Jawa suka tata krama, aturan susila, dan budi pekerti.

 

Ada pola dan cara penghormatannya.

 

Orang Jawa mengatur cara menghargai orang lain sesuai levelnya.

 

Lewat gesture tubuh, ucapan, perilaku, dan kode etik tertentu.

 

Cara bicara diatur gaya krama inggil, krama, bahasa ngoko, dan lainnya.

 

Berbeda objek yang dihadapi, maka berbeda cara penghargaannya.

 

 

6.   Kebersamaan

 

Orang Jawa suka kebersamaan, guyup rukun, berkumpul, dan gotong royong.

 

Ada peribahasa:

“Mangan gak mangan sing penting ngumpul.”

 

Artinya dalam kondisi gembira dan sedih tetap bersama.

 

 

7.   Simbolisme

Orang Jawa dalam mengemukakan sesuatu senang pakai simbol dan isyarat.

 

 

(Sumber Ngaji Fisafat Dr Fahrudin Faiz)

10710. UUD 45 PASAL 33 KEKAYAAN ALAM INDONESIA UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT

 



UUD 45 PASAL 33 KEKAYAAN ALAM INDONESIA UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

UUD 1945 Pasal 33

 

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

 

Kata “kafir” (menurut KBBI V) adalah “orang yang tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya”

Kata “kafir” dalam berbagai bentuknya terulang dalam Al-Quran 525 kali.

 

Kata “kafir” awalnya artinya “menutupi”.

Para petani yang menutupi benih dengan tanah disebut “kuffar”.

 

Kuffar adalah jamak dari “kafir”.

 

Al-Quran surah Al-Hadid (surah ke-57) ayat 20.

 

                          اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

      

Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia hanya permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanya kesenangan menipu.

 

Kata “kafir” dalam teks keagamaan sedikitnya punya 5 arti.

 

Sebaiknya umat Islam jangan cepat mengafirkan orang.

 

Mengafirkan adalah menganggap keluar dari agama lslam.

 

Meskipun adat teks yang menunjuk kepada kekafirannya.

 

Kafir artinya tidak mensyukuri nikmat.

 

 Salah satu arti “kafir” adalah “tidak mensyukuri nikmat”.

 

Kemerdekaan bangsa Indonesia adalah nikmat dari Allah.

 

Orang Indonesia yang tidak bersyukur nikmat kemerdekaan bisa disebut “kafir”.

 

Artinya “tidak mensyukuri nikmat dari Allah”.

 

Rasulullah diperintahkan merenungkan ucapan Nabi Musa.

Yang menyeru kaumnya ingat nikmat kemerdekaan yang dianugerahkan oleh Allah.

 

Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 20.

 

                         وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنْبِيَاءَ وَجَعَلَكُمْ مُلُوكًا وَآتَاكُمْ مَا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ

 

     

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya,”Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di antara umat lain”.

 

Ayat Al-Quran ini memakai kata “kufur” sebagai lawan kata “syukur”.

 

Dengan kata lain, artinya “tidak mensyukuri nikmat”.

 

Al-Quran surah Ibrahim (surah ke-14) ayat 7.

 

                               وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

 

      

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan,”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

 

Ayat Al-Quran ini memerintahkan mensyukuri nikmat merdeka.

 

Termasuk nikmat kemerdekaan Indonesia dan tidak mengufurinya.

 

Artinya “tidak menutupi” nikmat dari Allah.

 

Cara mensyukuri nikmat kemerdekaan:

 

Mengisi kemerdekaan sesuai tujuan kita.

Yaitu sesuai tujuan Allah menganugerahkan kepada kita.

 

Dengan kalimat lebih singkat.

 

Mengisi kemerdekaan dengan membangun peradaban lebih baik.

 

Untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Al-Quran melukiskan akibat kufur terhadap nikmat kemerdekaan.

 

Dalam suatu peristiwa menimpa suatu negeri yang asalnya aman sejahtera.

 

Dan rezekinya melimpah ruah di segenap penjuru.

 

 

Tetapi karena mereka kufur.

 

Maka Allah membuat mereka kelaparan dan ketakutan karena ulah mereka sendiri.

 

 

Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 112.

 

                             وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

      

Dan Allah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan, karena apa yang selalu mereka perbuat.

 

Pesan ini kita pahami terkait dengan Indonesia.

 

Allah menganugerahkan kepada kita tanah air kaya raya.

 

Dalam perut bumi dan dalam lautan kita terpendam berbagai nikmat Allah.

 

Semuanya harus disyukuri.

 

Tidak boleh dikufuri.

 

Artinya tidak boleh ditutupi.

 

Semua kekayaan alam di seluruh Indonesia adalah anugerah dari Allah.

 

Harus diolah yang baik dan benar.

Sehingga bermanfaat bagi semua orang.

 

Dan dinikmati oleh semua warga masyarakat.

Agar seluruh rakyat Indoneisa sejahtera.

 

Yang dimaksud “kufur” yang dilakukan oleh penduduk negeri dikisahkan Al-Quran.

 

 

Yaitu mereka tidak mengolah kekayaan alamnya dengan baik dan benar.

 

 

Sehingga timbul kelaparan dan kemiskinan.

Dan muncul rasa takut datangnya bencana akibat ulahnya sendiri.

 

Umat lslam ada orang kafir

 

Jika makna “kufur” adalah “tidak mensyukuri nikmat dari Allah”.

 

Maka dalam umat Islam pun ada orang kafir.

 

Yaitu orang yang tidak mensyukuri nikmat Allah.

Meskipun dia beriman kepada Allah, Malaikat, kitab, Rasul, dan hari kiamat.

 

 

Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online